Bima, (SM).-
Nasib keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Sondosia Kecamatan Monta
Hajrah yang diduga meninggal akibat kecelakaan di Arab Saudi April 2012 kini
terkatung-katung tanpa kepastian.
Seharusnya keluarga yang ditinggal pergi pahlawan devisa tersebut,
mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah. Namun justru terkesan
dipimpong, bahkan tidak mendapat perhatian dari Dinas terkait.
Saat dijumpai wartawan Senin kemarin, Syafruddin, suami Hajrah,
hendak mendatangi Sekretaris Daerah, sesuai arahan pihak BNP2TKI di Jakarta.
“Orang di Jakarta menyuruh saya temui pak Sekda,” ujarnya.
Saat itu Syafruddin tengah berada di halaman kantor Pemkab Bima di
LLK Bima. Namun niatnya untuk menemui Sekda tersebut, hanya sampai pada pintu
utama. Petugas Pol PP memberitahukan orang yang dituju sedang tidak ada.
Sekda maupun seluruh pejabat di jajaran Pemkab Bima tengah
mengikuti kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGR) tahun 2012 di Desa Dadibou
Kecamatan Woha. Syafrudin hanya bisa menelan ludah, tanpa kesampai tujuan.
Kepada wartawan, Syafruddin menceritakan. Semula dirinya pernah
mendatangi kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten
Bima. Zaini, staf Dinas terkait justru menyuruhnya membuat surat ahli waris di
desa asal.
“Sebenarnya surat-surat tersebut sudah semua saya urus. Bahkan
sudah saya kirim ke BNP2TKI di Jakarta. Saya berkeinginan atas persoalan yang
saya alami ini, ada perhatian serius dari pemerintah Daerah,” pintanya.
Malah yang dialami Syafruddin jangankan perhatian untuk mengurus
kelengkapan dokumen untuk mendapatkan asuransi atas kematian istrinya tersebut,
perlakuan sebagai layaknya warga Daerah pun tidak diperolehnya. (SM 06)