Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ruangan Disegel, Ketua DPRD Lapor Polisi

04 Juni 2012 | Senin, Juni 04, 2012 WIB Last Updated 2012-06-04T02:30:20Z
Bima, (SM).- Insiden penyegelan ruang kerja dan coretan yang terkesan menghina Ketua DPRD Kabupaten Bima H.Muchdar Arsyad, bakal berbuntut panjang. Insiden penyegelan serta coretan pada dinding sekitar ruang kerja duta Partai Golkar, Kamis (31/5) dilakukan massa yang menamakan diri tim Zaman Bersatu.
Ketua DPRD Kabupaten Bima H.Muchdar Arsyad yang dikonfirmasi, mengakui dirinya telah melaporkan insiden penyegelan serta coretan yang terkesan menghina tersebut pada Polisi. “Sudah saya laporkan pada Polisi. Saat ini saya masih menunggu hasil penyelidikan Polisi. Saya tidak terima kalau dihina secara pribadi,” ucapnya, Sabtu (2/6).
Dirinya melaporkan pada Polisi karena tidak menerima massa menghina dirinya secara pribadi. Menurut dia, persoalan tersebut adalah persoalan lembaga, bukan persoalan pribadi. “Masa minta audensi pada waktu, hari yang bersamaan dengan pelaksanaan rapat paripurna. Wajar kalau saya tolak dulu audensi, karena kita ada rapat paripurna,” timpalnya.
Surat permintaan audensi tersebut dikirim kepada pihaknya hari Rabu yang intinya meminta audensi pada hari Kamis. Namun, Kamis pada jam yang sama ada rapat paripurna. “Seharusnya mereka mengonfirmasikan dulu pada kita kapan waktu lowong. Tidak serta merta mereka yang tentukan jam maupun harinya. Kita kan banyak agenda,” kilahnya.
Secara pribadi, dirinya sangat menyesalkan aksi penyegelan ruang kerjanya tersebut. “Inikan ruang kerja saya. Tidak ada angin tidak ada hujan, datang langsung segel,” sesalnya.
Disinggung soal surat tim Zaman Bersatu yang meminta Komisi terkait DPRD Kabupaten Bima memanggil KPUD Kabupaten Bima atas sengketa Pemiluka 2010, Ia mengaku telah ditindaklanjuti ke Komisi terkait.
Hingga Sabtu (2/6) pukul 09.00 wita hampir semua dinding ruangan ketua DPRD Kabupaten Bima H.Muchdar Arsyad dipenuhi coretan yang terkesan penghinaan. Antara lain kalimat yang ditulis massa yang kecewa tidak diindahkan untuk audensi kaitan sengketa Pemilukada Kabupaten Bima tahun 2010 yakni ‘ini bukan ruangan ketua dewan, ini ruangan monyet’ .
Tulisan tersebut dipilox dengan warna merah oleh massa dibawa komanda Abdullah Kalate dkk. Beberapa staf Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Kabupaten Bima tidak mengetahui adanya coretan tersebut. Ada juga yang mengumpat para pelaku coretan dan dinilai tidak manusiawi.
Salah seorang anggota DPRD, Ahmad M. Saleh menilai, munculnya reaksi massa trsebut bagian dari rasa kepercayaan rakyat terhadap Ketua Dewan yang sudah luntur. “Jangan karena ego pribadi, kepentingan politik lembaga yang terhormat ini yang menjadi sasaran. Harusnya pimpinan Dewan bisa meminic munculnya peluang konflik,” kesalnya.
Duta PDIP itu mengingatkan pada pimpinan Dewan agar tetap menerima apapun bentuk aspirasi yang disampaikan masyarakat apakah melalui surat maupun tulisan (surat). “Contohnya seperti ini,” paparnya.
Ada atau tidak unsur pelanggaran, bukan menjadai kewenangan kita. Itu merupakan ranah hukum. Kita wajib menerima apapun bentuk aspirasi dari masyarakat. Wajib hukumnya,” tegasnya. (SM 06)
×
Berita Terbaru Update