Setahun
sudah program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) diluncurkan. NTB, Bali
dan NTT masuk dalam koridor V dari Program tersebut. Rapat evaluasi yang dipimpin
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Mataram, Jumat (18/5) lalu, terjadi pertumbuhan yang progresif di beberapa sektor pembangunan. Rapat terbatas itu dihadiri
Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika dan
Wakil Gubernur NTT Esthon
Foenay serta 18 Menteri. Seperti apa progresnya?
HASIL evaluasi ini tentu sangat membanggakan. Karena program yang
dihajatkan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang menjadi fokus
bidang koridor V, mulai menampakkan hasil yang diharapkan.
Khusus NTB seperti disampaikan Menteri Koordinator (Menko)
Perekonomian, Hatta Radjasa bahwa terlihat suatu kemajuan yang
signifikan antara sebelum dan setelah dimulainya program MP3EI. Terdapat peningkatan investasi sebanyak 33 persen
lebih, jumlah proyek meningkat dari 28 perusahaan menjadi 58 perusahaan. Jumlah
PMA (Penanaman Modal Asing) meningakat
dari 25 menjadi 51 perusahaan dan Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN)
dari 3 menjadi 7 PMDN. Sektor yang paling diminati adalah perhotelan, perikanan dan
perkebunan. Kemajuan ini sangat relevan dengan tema MP3EI koridor V.
Untuk pertanian terjadi peningkatan produksi padi sebesar 18 persen menjadi 2,1 juta
ton. Produksi jagung sebanyak 456.915 ton, produksi
rumput laut sebanyak 457.914
ton dan populasi sapi
sebanyak 784.019 ekor. “Nilai
tukar ternak NTB bahkan nomor
2 tertinggi secara
nasional,”sebut Hatta, seraya
menambahkan bahwa hal ini mengukuhkan NTB akan terus didorong sebagai
lumbung ternak nasional.
Perkembangan yang tidak kalah menarik adalah angka kunjungan wisatawan yang
meningkat signifikan. Setelah beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL), terlihat jumlah
wisatawan makin meningkat, dari 402 ribu
wisatawan mancanegara menjadi 557 ribu atau meningkat 14 persen lebih sehingga
total kunjungan wisatawan ke NTB sudah mendekati 1 juta.
Kendati perkembangan program unggulan di koridor V cukup signifikan,
presiden tetap mengarahkan
kepada segenap menteri agar
koneksi terus ditingkatkan ke koridor V baik antarprovinsi dalam negeri maupun
koneksi ke luar negeri. Presiden
juga memberi catatan kepada seluruh jajarannya untuk lebih serius memperhatikan Mandalika Resort di wilayah Lombok Tengah yang telah ditetapkan
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Hal ini perlu dilakukan
untuk lebih meningkatkan pengembangan program MP3EI di NTB.
Menyangkut BIL, Hatta menyatakan, perpanjangan run way dan mewujudkan embarkasi haji penuh menjadi komtimen yang
harus segera direalisasikan, karena presiden sudah menetapkan anggaran
perpanjangan run way BIL di Kementerian Perhubungan. Untuk
embarkasi haji juga dalam proses dan sudah dibahas di DPR RI.
“Untuk memacu program MP3EI koridor
V khususnya di NTB, presiden sudah memberikan arahan kepada kami (para menteri)
agar koneksi terus ditingkatkan baik koneksi antar provinsi dalam negeri dan
koneksi keluar seperti Australia dan Singapura serta Malaysia. Presiden
juga meminta agar penanganan Mandalika serta perpanjangan run way BIL menjadi prioritas,” katanya.
Sementara itu, Menteri
Perhubungan, EE Mangindaan pada kesempatan itu menyatakan
anggaran perpanjangan run way BIL akan diupayakan bisa
masuk tahun 2012 melalui
anggaran sisa anggaran lebih (SAL). Kementerian
Perhubungan mengalokasikan dana sebesar Rp 250 miliar untuk perpanjangan landasan
pacu BIL.
‘’Jumat lalu, Pak Presiden yang memimpin rapat terbatas
membahas MP3EI Koridor V, di Pendopo Gubernur NTB, dan dari rapat itu
disepakati pendanaan perpanjangan landasan pacu BIL diambil dari Kementerian
Perhubungan, dan nilainya bisa mencapai Rp250 miliar,’’ Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
(Dishubkominfo) NTB, Ir. Ridwan Syah, MTP menegaskan.
Upaya
nyata yang harus dilakukan terkait implementasi program MP3EI Koridor V itu
yakni peningkatan konektivitas antardaerah, antarpulau dan antarnegara. Ridwan
mengatakan, dalam rapat terbatas itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, menagih
janji pemerintah pusat tentang perpanjangan landasan pacu Bandara Internasional
Lombok dari 2.750 meter menjadi sedikitnya 3.000 meter agar dapat didarati
pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 747. Saat meresmikan pengoperasian BIL pada 20
Oktober 2011, Presiden Yudhoyono menyatakan persetujuannya atas usulan Gubernur
NTB TGH M Zainul Majdi, agar landasan pacu BIL diperpanjang lagi.
Pesawat
terbang yang mengangkut jemaah haji harus berbadan lebar dengan kapasitas
angkut minimal 350 orang.Landasan pacu BIL saat ini 2.750 meter x 40 meter mampu didarati pesawat
Airbus 330 atau Boeing 767 dan dapat menampung 10 unit pesawat di lapangan
parkir (apron) layak untuk embarkasi haji, namun belum bisa didarati pesawat
berbadan lebar seperti Boeing 747 seperti pesawat pengangkut jamaah haji
embarkasi seperti Jakarta atau Surabaya . [tim]