Bima, (SM).-
Dugaan pengalihan sepihak program pembangunan yang sudah disepakati kembali
mencuat, kali ini pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Dinas Dikpora
Kabupaten Bima item rehab sekolah.
Semula, saat pembahasan antara tim Badan Anggaran (Banggar) DPRD
Kabupaten Bima dengan tim Banggar Pemkab Bima 2011 silam, telah ditetapkan
kegiatan rehab SDN Inpres Kale’o Kecamatan Lambu.
Namun dalam APBD tahun anggaran 2012 kegiatan rehab SDN Inpres
Kale’o tersebut tidak tertuang lagi. Padahal, semenjak APBD ditetapkan dan
dilakukan evaluasi di tingkat Provinsi NTB tidak ada perubahan dari pembahasan
semula.
Mantan anggota Banggar DPRD Kabupaten Bima tahun 2011, Ahmad
H.M.Saleh kepada wartawan menyebutkan adanya pengalihan sepihak program
kegiatan dalam APBD 2012. Duta PDIP tersebut mengeluhkan adanya pengalihan item
kegiatan rehab ruang kelas pada SDN Inpres Kale’o Kecamatan Lambu. Padahal,
saat rapat Banggar sekolah tersebut sudah ditetapkan direhab.
Ahmad mengatakan, saat dirinya masih aktif sebagai anggota tim
Banggar legislatif, SDN Inpres Kale’o sudah ditetapkan sebagai penerima dana
rehab. Hasil evaluasi tingkat Provinsi pun, masih tercantum.
Sepengetahuan Ahmad, setelah dilakukan evaluasi di Gubenur NTB,
tidak ada lagi rapat bersama dengan Banggar DPRD Kabupaten Bima mengenai adanya
perubahan APBD tersebut. Jadi, yang sudah dievaluasi itulah yang dilaksanakan.
Ahmad menuding ada konspirasi dibalik pengalihan item rehab SDN
Inpres Kale’o tersebut. Menurut dia, pihak yang bermain dalam pengalihan tersebut
oknum tertentu pada Dinas Dikpora Kabupaten Bima.
Selain itu, Ahmad juga mencurigai adanya permainan yang dilakukan
oknum tim survei lapangan pada saat penentuan sekolah penerima dana. “Saya
curiganya pengalihan ini ada kaitan dengan fee 10 persen,” duganya.
Tidak tertutup kemungkinan juga, lanjutnya, sekolah baru yang
peroleh alokasi dana tersebut telah ada negosiasi kaitan fee 10 persen dari
total anggaran. “Harusnya sekolah yang layak direhab yang mendapat jatah,”
timpalnya.
Menurut dia, SDN Inpres Kale’o tersebut secara fisik sudah layak
untuk dilakukan rehab. Sebenarnya sekolah tersebut dijanjikan untuk direhap
pada tahun 2010 lalu. “Tapi tidak jadi, karena dialihkan juga ke sekolah lain,”
ucapnya. (SM.06)