Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

NU Harus jadi Rumah Besar nagi Warganya

18 Juni 2012 | Senin, Juni 18, 2012 WIB Last Updated 2012-06-18T02:53:53Z

Mataram, (SM).- Kepengurusan Pengurus Wilayah (PW) Nahadlatul Ulama NTB akan segera berakhir. Konferensi wilayah (Konferwil) untuk memilih Rais Syuriah dan Ketua Tanfizd PW NU NTB yang baru akan dilaksanakan bulan depan di Ponpes Daarun Najah, Desa Duman, Kecamatan Lingsar Lombok Barat.
Beberapa nama calon Ketua Tanfizd yang muncul mencalonkan diri, diantaranya Ketua Tanfizd sekarang Ir.H.Mahfuzd MM, Drs.H.Sulaiman Hamid MHI – Sekretaris PW NU sekarang. Dari kalangan pesantren ada Drs.TGH.Taqiuddin Mansyur M.PdI –Pimpinan Ponpes Al-Mansyuriah, Bonder Lombok Tengah, TGH.Anwar MZ – Pimpinan Ponpes Daarun Najah Duman Lombok Barat.
Dari kalangan akademisi dan birokrasi muncul juga nama Dr.H.Mutawalli M.Ag - Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Mataram dan Drs.H.Badrun, M.Pd –Kakandepag Kota Mataram. Banyaknya calon kandidat ketua tanfizd ini menunjukkan bahwa kaderisasi ditubuh NU NTB berjalan dengan baik.
Ketua Tanfizd NU Kota Mataram, Fairuzzabadi, SH mengatakan, kader-kader NU NTB yang potensial sangat melimpah. Hal ini bisa jadi dibentuk beragamnya latar belakang serta profesi warga NU NTB. Ada yang memilih menjadi buruh, petani, pedagang, TKI, guru, dosen, aktivis LSM, pengacara, tuan guru, ustazd dan politisi. Hal ini juga menunjukkan bahwa ajaran NU bisa diterima oleh semua kalangan.   
Untuk bisa memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga NU yang beragam itu, kedepan organisasi NU harus dijadikan sebagai ‘rumah besar’ bagi  warganya. Dengan menjadikan NU sebagai rumah besar, kepentingan warga NU bisa diperjuangkan secara bersama-sama oleh pengurus NU. Termasuk tidak mudah dipecah belah oleh batas wilayah territorial, etnis maupun partai politik.
“Supaya NU bisa jadi rumah besar bagi warganya dibutuhkan seorang Ketua Tanfizd yang bukan hanya menguasai ilmu agama yang mendalam tapi juga cakap menggerakkan struktur organisasi untuk membela warga NU. tegas Fairuz.
Dikatakannya, selama ini pengurus wilayah NU belum maksimal memanfaatkan potensi warganya. Padahal latar belakang serta profesi warga NU yang beragam itu adalah asset yang sangat berharga untuk dikelola. Pengurus NU sering kali hanya memperjuangkan madrasah dan pesantrennya sendiri sehingga kebutuhan warga NU yang lain dilupakan”, jelasnya
Kemampuan seorang Ketua Tanfizd mengelola sumberdaya dan menggerakkan kadernya untuk kepentingan NU mutlak diperlukan. Termasuk dalam hal ini bisa memberikan edukasi dan advokasi kepada jamaahnya NU yang tersebar dari kota sampai pelosok-pelosok desa di NTB.
Selaku ormas keagamaan yang memiliki pengikut yang cukup besar di NTB, problem dan tantangan NU kedepan tidak kecil. Apa lagi belakangan ini banyak kelompok-kelompok baru yang suka memojokkan warga NU sebagai pelaku bid’ah. Selain berbeda ideologi keagamaan, kelompok-kelompok itu tidak ingin NU tetap besar dinegara ini. 
Selain itu kedepan, Ketua Tanfizd NU mesti bisa mensinergikan berbagai programnya dengan program badan otonom (banom) yang berada didalam struktur NTB. Banyak kalangan melihat selama ini, program banom sering kali tidak nyambung dengan program pengurus wilayah (PW). Bahasa lainnya banom berjalan sendiri-sendiri tanpa ada komunikasi.
Memang banyak PR (pekerjaan rumah) bagi ketua tanfizd NU kedepan. Selain terus meningkatkan pendidikan warga NU, pekerjaan mendesak lain yang harus dilakukan adalah meningkatkan ekonomi jamaah nahadiyin. “Bidang inilah yang belum dijamah secara sungguh-sungguh oleh pengurus NU sehingga menyebabkan sebagian warga NU masih hidup dalam kondisi miskin”, ungkapnya. [SM.04]
×
Berita Terbaru Update