Kota Bima, (SM).- Kesal dengan janji Walikota Bima yang tak kunjung terealiasi,
masyarakat Kelurahan Oi Fo’o, Senin kemarin kembali menggelar aksi protes di
depan Base Camp PT. Pasific Union Indonesia (PUI). Sebelumnya beberapa bulan
lalu mereka juga pernah menagih janji Walikota Bima yang ingin mempekerjakan
warga lingkungan Bina Baru Kelurahan Oi Fo’o yang direlokasi pada pertambangan
marmer.
Aksi puluhan warga yang didominasi perempuan itu dijaga ketat
Satuan Polisi Pamong Praja, Kesbanglinmas Kota Bima dan anggota Polsek Rasanae
Timur. Melalui aspirasinya, warga tak hanya menagih janji pekerjaan, tapi juga
meminta janji Walikota Bima tentang fasilitas hidup pada lokasi baru yang kini
tak kunjung diwujudkan.
Warga setempat, Maryamah mengatakan, dulu saat mereka dibujuk
untuk segera direlokasi di tempat yang disediakan Pemerintah Kota Bima,
Walikota menjanjikan warga Lingkungan Bina Baru akan dipekerjakan sebagai
karyawan perusahaan setempat sesuai keahlian dan kemampuan yang dimiliki. Tapi
kenyataan berkata lain, hingga lima bulan perusahaan bekerja, justru lebih
banyak orang lain yang bekerja sebagai karyawan perusahaan itu.
“Walikota Bima saat itu berjanji, jika nanti marmer sudah mulai
jalan, warga Lingkungan Bina Baru sudah tidak lagi tidur kesiangan. Karena
warga akan bekerja di perusahaan tambang marmer,” katanya meniru ucapan dan
janji Walikota Bima saat itu.
Hal serupa disampaikan Salmah, janji-janji manis Walikota Bima,
mantan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kehutanan Kota Bima, H. Samaila,
Camat Rasanae Timur dan Lurah Oi Fo’o kerap disampaikan kepada warga yang ingin
direlokasi. Namun hingga saat ini, tak ada tanda-tanda warga Lingkungan Bina
Baru ingin direkrut sebagai karyawan. “Janji itu hanya janji semata. Buktinya
sekarang, kami yang sudah hidup sengsara di tempat relokasi, menjadi tambah
sengsara,” keluhnya.
Tak hanya janji pekerjaan, Haini juga mengungkapkan janji Walikota
Bima yang ingin menfasilitasi warga yang direlokasi dengan air bersih, listrik,
pembangunan masjid, serta jalan dihotmik. Tapi hingga saat ini pun tak ada
wujudnya. Hidup yang dijanjikan akan lebih bahagia di tempat relokasi, malah
diserang kesusahan. “Di tempat baru kami hidup susah, bukan hidup senang.
Pekerjaan tidak ada, air harus dibeli. Mana janji Walikota Bima saat itu,”
pintanya.
Kata dia, dulu sewaktu hidup di tempat yang lama, mereka bisa
leluasa berladang dan berternak. Air tak susah untuk dicari. Hidup dinikmati
dengan hamparan kekayaan alam di sekitarnya. Tapi sekarang, mereka menganggap
pemerintah membuang di tempat yang sangat gersang. Tak bisa berbuat banyak,
hanya menunggu janji-janji semata. “Lihat anak-anak muda kami yang sudah kurus
kering tanpa pekerjaan. Dulu mereka tak seperti ini,” sorotnya.
Saat itu, mereka meminta kejelasan tentang nasib warga Lingkungan
Bina Baru. Jika dalam waktu dekat tidak segera diwujudkan, keinginan untuk
mengangkut kembali rumah ditempatkan pada lokasi semula, bukan hanya ucapan
semata.
“Kami tidak main-main, sudah bosan kami terus diberi janji-janji.
Saat ini juga kami tak akan beranjak di depan kantor perusahaan ini, kami tetap
akan terus disini, tinggal dan makan minum di sini. Sampai menunggu kejelasan
nasib,” tegasnya.
Di salah ruangan Base Camp PT. PUI, perwakilan perusahaan
setempat, Camat Rasanae Timur, Kepala Kesbanglinmas Kota Bima perwakilan
masyarakat Oi Fo’o dan aparat kepolisian sedang mambahas masalah tersebut.
Hasilnya, Camat Rasanae Timur H. Fahruddin HS. S.Sos mengatakan, dalam waktu
dekat pihaknya akan segera menyampaikan keinginan warga ke Walikota Bima. “Kami
berharap Walikota Bima bisa hadir di tengah-tengah warga dan memberikan
penjelasan,” ujarnya.
Mengenai pekerjaan yang diinginkan warga Lingkungan Bina Baru,
dirinya menjelaskan, munculnya aksi dari warga karena melihat dua orang anak
dari security setempat yang sudah mulai bekerja. Tapi warga Bina Baru yang lain
justru tidak direkrut. “Security itu warga Lingkungan Bina Baru. Tapi dua orang
anak yang baru masuk kerja tersebut, baru magang, karena pada dasarnya belum
mulai dilakukan pekerjaan, hanya persiapan,” terangnya.
Menjawab janji Walikota Bima ingin memberikan fasilitas air bersih
dan kebutuhan hidup lainnya di relokasi, H. Fahruddin mengaku, pada prinsipnya
Pemerintah Kota Bima tetap akan memperhatikan kebutuhan warga, hanya saja
dipenuhi secara bertahap.
Di tempat yang sama, Perwakilan PT. PUI, Amri mengatakan, jumlah
warga Kelurahan Oi Fo’o yang bekerja sebanyak 14 orang. Dari jumlah itu, tiga
orang warga Lingkungan Bina Baru. Dua diantaranya adalah anak dari security dan
baru masuk. “Dua orang yang baru itu hanya magang. Kami juga belum memulai
pekerjaan. Hanya bersih-bersih dan buka jalan,” katanya.
Karena baru persiapan, pihaknya pun belum merekrut pegawai dari
warga setempat. Jika nanti sudah mulai bekerja, yang menjadi prioritas tetap
akan diambil dari warga setempat. “Tentu kami juga nanti akan merekrut warga
yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian,” tambahnya. (SM.07/SM.08)