Bima, (SM).- Penyelenggaraan
Liga Pelajar Indonesia (LPI) untuk jenis olahraga Sepakbola antarpelajar yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bima, diduga
tak berhadiah. Tak hanya itu, wasit yang memimpin pertandingan pun tidak
menggunakan wasit yang sudah memiliki sertifikasi dari PSSI.
Infomasi yang dihimpun Koran ini,
penyelenggaraan LPI tahun lalu saja, pemenangnya tak mendapatkan hadiah dan
uang pembinaan dari panitia. Padahal untuk kegiatan lomba manapun, hadiah untuk
pemenang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. “Ini kan perlombaan konyol namanya, masa pelajar
yang sudah capek latihan dan memenangkan perlombaan tidak mendapatkan hadiah,”
katanya.
Kendati alasan pemerintah pada
lomba ini untuk mencari bibit unggul dalam bidang sepakbola, bukan berarti
mengabaikan hadiah. Karena hadiah tersebut, selain menjadi kebanggan dari
pemenang, dengan adanya hadiah juga menjadi motivasi untuk peserta yang
memenangkan lomba. “Penyelenggaraan LPI tahun lalu itu tak ada hadiah dan uang
pembinaan. Jangan-jangan tahun ini pun demikian,” sorotnya.
Tak hanya hadiah, sumber pun
mempertanyakan kapasitas wasit yang memimpin pertandingan. Tahun lalu saja,
seluruh wasit tak memiliki sertifikasi dai PSSI. “Mestinya wasit itu harus
memiliki sertifikat. Bukan asal comot saja,” tegasnya.
Di tempat berbeda, Kasi Pemuda
dan Olahraga Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Nurdin SPd, MSi ditemui Koran ini
membantah tudingan tersebut. “Itu informasi yang keliru,” tegasnya, Jum’at
kemarin.
Kata dia, tahun lalu tiga sekolah
yang menang mendapatkan hadiah dan uang pembinaan. Masing-masing, juara I
sebanyak Rp2,5 juta, juara II sebanyak Rp2 juta dan juara III sebesar Rl1 juta.
“Tahun ini pun tetap ada hadiah dan uang pembinaannya”, ujar Nurdin.
Lanjutnya, tahun lalu, jumlah
sekolah SMP dan SMA yang mendaftar kurang lebih sebanyak 29 sekolah. Demikian
pula untuk tahun ini. Sedangkan awal lomba, dimulai dari tingkat kecamatan,
kemudian dilanjutkan pada tingkat Dapil dan masuk delapan besar. “Untuk besar
pendaftaran senilai Rp300 ribu per sekolah,” terangnya.
Mengenai wasit, diakuinya jumlah
wasit yang memimpin pertandingan empat orang, dua orang yang sudah memiliki
sertifikat sedangkan dua orang lainnya belum. Kemudian untuk hakim garis, dipilih
dari empat orang tersebut dengan cara bergilir melakukan tugas sebagai wasit
dan hakim garis. “Dua wasit yang bersertifikat itu merupakan pengurus Persebi,
sedangakan dua orangnya merupakan wasit lokal yang juga memiliki kemampuan
untuk memimpin pertandingan,” tambahnya. (SM.07)