Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Panitia Ngaku tak Niat Beri Amplop Kosong

12 Mei 2012 | Sabtu, Mei 12, 2012 WIB Last Updated 2012-05-13T12:04:08Z

Kota Bima,(SM).- Ketua panitia, sekretaris dan anggota panitia penyelenggara kegiatan MTQ Kelurahan Sambinae beserta Lurah setempat melakukan klarifikasi adanya pemberitaan mengenai penyerahan amplop kosong kepada tiga pemenang untuk mata lomba Kaligrafi  kategori Mushab. Kata mereka, tak ada niat sedikit pun untuk memberikan amplop kosong kepada pemenang.

Bertempat di kantor Lurah Sambinae, Ketua Panitia Amairudin mengatakan pihaknya sudah memanggil dua orang tua peserta dan memberikan penjelasan atas persoalan yang terjadi. Hasilnya, orang tua peserta bisa memakluminya. “Dari tiga orang tua peserta sudah kai datangi. Kita sampaikan permohonan maaf atas kekeliruan kita. Dan mereka sudah mengerti,” ujarnya, Jumat sore kemarin.
Kepada pekerja media, Amirudin mengaku pihaknya yang salah dalam penyerahan hadiah tersebut. Saat itu, sebelum pengumuman pemenang dilaksanakan, rekapan para juara yang sudah disiapkan dengan semua hadiah, dicocokkan dengan rekapan dari tim musabaqah. Ternyata ada beberapa mata lomba yang tidak memiliki peserta. “Karena berbeda, kami menghapus sebagian hadiah yang sudah disiapkan pada rekapan panitia. Begitu juga dengan mata lomba yang lain,” jelasnya.
Kemudian saat mencocokan mata lomba Kaligrafi kategori Mushab, rekapan dari tim musabaqah sama dengan rekapan yang di pegang oleh panitia. Namun karena keliru, akhirnya panitia menghapus mata lomba tersebut. “Iya, kami yang salah telah meghapus mata lomba itu,” akunya.
Kendati demikian, tak terbesit sedikit pun dalam benak panitia untuk memberikan amplop kosong. Inisiatif itu muncul, karena rekapan dari Musabaqah yang sudah dibacakan untuk penerimaan hadiah. Tiga peserta sudah naik  ke panggung, karena tak ingin peserta merasa malu harus diturunkan lagi, akhirnya diberikan lah amplop kosong itu. “Saat penyerahan amplop, kita sudah kasitahu peserta, besok pagi uangnya akan kami serahkan. Namun tiba di bawah panggung, orang tua langsung melakukan protes,” urai Sekretaris Panitia Abdul Farid.
Farid juga mengakui kekeliruan lain, sebelum pembacaan pemenang hadiah, tak ada koordinasi panitia dengan tim musabaqah. Sehingga pada saat ingin dibacakan para pemenang, semua kalang kabut mencocokan rekapan panitia dan tim musabaqah. “Kami akui ini kekeliruan kami,” ujarnya.
Mengenai besar untuk hadiah peserta, pihaknya sudah menetapkan sebanyak Rp10.500.000. rinciannya, untuk mata lomba inti pada usia dewasa dan remaja, diberikan hadiah sebanyak Rp300 ribu untuk juara pertama, Rp200 ribu juara kedua dan juara ketiga sebanyak Rp150  ribu. Kemudian usia anak-anak, pada masing-masing mata lombanya diberikan hadiah juara pertama Rp250 ribu, juara dua Rp150 ribu dan juara ketiga sebanyak Rp100 ribu. “Belum lagi hadiah untuk kelas tambahan, seperti kelas TK dan Lansia,” bebernya.
Kemudian mengenai sumbangan dari masyarakat, dirinya membenarkan adanya penargetan sesuai status ekonomi masyarakat. Namun pada realisasinya, tidak sedikit pula sumbangan yang diberikan sesuai dengan target. Dari suami istri yang PNS banyak juga yang hanya menyerahkan sumbangan sebesar Rp50 ribu. Begitu pula dengan masyarakat, dari target sebanyak Rp10 ribu, tak sedikit pulayang menyumbang s ebanyak Rp3 ribu hingga Rp5 ribu. “Kendati target itu sudah menjadi kesepakatan, namun saat dimintai sumbangan, tak ada paksaan. Kjalau memang tidak ada, ya berapapun yang diberikan masyarakat,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Lurah Sambinae, Imam Ardi Susanto, S.STP menyatakan, munculnya persoalan ini karena miskomunikasi. Namun dirinya memastikan masalahnya sudah dibicarakan dengan orang tua peserta dan selesai dengan baik. “Semua sudah selesai dengan baik. Tak ada lagi persoalan, hanya sedikit msikomunikasi,” ujarnya memastikan. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update