Kota Bima,(SM).- Ketua panitia, sekretaris dan anggota panitia penyelenggara
kegiatan MTQ Kelurahan Sambinae beserta Lurah setempat melakukan klarifikasi
adanya pemberitaan mengenai penyerahan amplop kosong kepada tiga pemenang untuk
mata lomba Kaligrafi kategori Mushab. Kata mereka, tak ada niat sedikit
pun untuk memberikan amplop kosong kepada pemenang.
Bertempat di kantor Lurah Sambinae,
Ketua Panitia Amairudin mengatakan pihaknya sudah memanggil dua orang tua
peserta dan memberikan penjelasan atas persoalan yang terjadi. Hasilnya, orang
tua peserta bisa memakluminya. “Dari tiga orang tua peserta sudah kai datangi.
Kita sampaikan permohonan maaf atas kekeliruan kita. Dan mereka sudah
mengerti,” ujarnya, Jumat sore kemarin.
Kepada pekerja media, Amirudin
mengaku pihaknya yang salah dalam penyerahan hadiah tersebut. Saat itu, sebelum
pengumuman pemenang dilaksanakan, rekapan para juara yang sudah disiapkan
dengan semua hadiah, dicocokkan dengan rekapan dari tim musabaqah. Ternyata ada
beberapa mata lomba yang tidak memiliki peserta. “Karena berbeda, kami
menghapus sebagian hadiah yang sudah disiapkan pada rekapan panitia. Begitu
juga dengan mata lomba yang lain,” jelasnya.
Kemudian saat mencocokan mata lomba
Kaligrafi kategori Mushab, rekapan dari tim musabaqah sama dengan rekapan yang
di pegang oleh panitia. Namun karena keliru, akhirnya panitia menghapus mata
lomba tersebut. “Iya, kami yang salah telah meghapus mata lomba itu,” akunya.
Kendati demikian, tak terbesit
sedikit pun dalam benak panitia untuk memberikan amplop kosong. Inisiatif itu muncul,
karena rekapan dari Musabaqah yang sudah dibacakan untuk penerimaan hadiah.
Tiga peserta sudah naik ke panggung, karena tak ingin peserta merasa malu
harus diturunkan lagi, akhirnya diberikan lah amplop kosong itu. “Saat
penyerahan amplop, kita sudah kasitahu peserta, besok pagi uangnya akan kami
serahkan. Namun tiba di bawah panggung, orang tua langsung melakukan protes,”
urai Sekretaris Panitia Abdul Farid.
Farid juga mengakui kekeliruan lain,
sebelum pembacaan pemenang hadiah, tak ada koordinasi panitia dengan tim
musabaqah. Sehingga pada saat ingin dibacakan para pemenang, semua kalang kabut
mencocokan rekapan panitia dan tim musabaqah. “Kami akui ini kekeliruan kami,”
ujarnya.
Mengenai besar untuk hadiah peserta,
pihaknya sudah menetapkan sebanyak Rp10.500.000. rinciannya, untuk mata lomba
inti pada usia dewasa dan remaja, diberikan hadiah sebanyak Rp300 ribu untuk
juara pertama, Rp200 ribu juara kedua dan juara ketiga sebanyak Rp150
ribu. Kemudian usia anak-anak, pada masing-masing mata lombanya diberikan
hadiah juara pertama Rp250 ribu, juara dua Rp150 ribu dan juara ketiga sebanyak
Rp100 ribu. “Belum lagi hadiah untuk kelas tambahan, seperti kelas TK dan
Lansia,” bebernya.
Kemudian mengenai sumbangan dari
masyarakat, dirinya membenarkan adanya penargetan sesuai status ekonomi
masyarakat. Namun pada realisasinya, tidak sedikit pula sumbangan yang
diberikan sesuai dengan target. Dari suami istri yang PNS banyak juga yang
hanya menyerahkan sumbangan sebesar Rp50 ribu. Begitu pula dengan masyarakat,
dari target sebanyak Rp10 ribu, tak sedikit pulayang menyumbang s ebanyak Rp3
ribu hingga Rp5 ribu. “Kendati target itu sudah menjadi kesepakatan, namun saat
dimintai sumbangan, tak ada paksaan. Kjalau memang tidak ada, ya berapapun yang
diberikan masyarakat,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Lurah Sambinae,
Imam Ardi Susanto, S.STP menyatakan, munculnya persoalan ini karena
miskomunikasi. Namun dirinya memastikan masalahnya sudah dibicarakan dengan
orang tua peserta dan selesai dengan baik. “Semua sudah selesai dengan baik.
Tak ada lagi persoalan, hanya sedikit msikomunikasi,” ujarnya memastikan.
(SM.07)