Bima,(SM).- Ada
insiden yang sedikit mengusik ketenangan kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Kabupaten Bima, Kamis kemarin. Sekitar enam orang mahasiswa yang mengaku diri
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima melempar salah satu
ruangan Kantor Bupati Bima. Hal itu dilakukan lantaran Sekda Kabupaten Bima
belum bisa menemui kehadiran mereka.
Saat itu juga, keenam orang itu diamankan Satuan Polisi Pamong
Praja (Sat-Pol PP) Kabupaten Bima. Di salah satu ruangan Sat-Pol PP, keenamnya
nampak duduk terdiam dan mendengarkan pembicaraan dari petugas setempat.
Tak berlangsung lama, mahasiswa tersebut keluar dan meninggalkan
kantor Bupati Bima. namun sebelumnya, salah seorang mahasiswa, Agus Salim, saat
ditanyai apa yang membuat mereka melempar kantor Bupati Bima, mengajak Koran
ini untuk berbicara di luar lingkungan kantor. Saat diikuti, keenam mahasiswa
yang beranjak pulang menggunakan motor itu, melaju kearah timur.
Kepala Sat – Pol PP Iskandar, SH saat dikonfirmasi hal itu
mengatakan, saat diamankan oleh petugasnya, keenam mahasiswa itu mengaku dari
HMI Cabang Bima. Kedatangan mereka agendanya meminta tiket pesawat untuk
menghadiri acara Intermedit Training HMI (LK II) di Makassar.
Selain itu, lanjutnya, Iskandar, agenda lain yang ditulis oleh
Agus Salim pada kertas itu, mengenai pembakaran HMI dan ingin mengawal program
pemerintah. “Hanya ini tujuan kedatangan mereka,” ujarnya sembari
menunjukan tulisan mahasiswa itu. Pada kertas itu juga tertulis ke enam nama
mereka, masing-masing, Agus Salim, Budiono, Ebon, Ariansyah, Rijalul Fitrah, Ibrahim
dan Arif.
Dia melanjutkan, saat ingin bertemu dengan Sekda Kabupaten Bima,
Sekda menjawab pertemuannya di tunda besok saja (hari ini,red), karena akan
menggelar rapat. Tak berselang lama, langsung terdengar bunyi lemparan yang
mengenai seng kantor. “Saat rapat itu kita mendengar bunyi seng yang sangat
keras sebanyak dua kali,” bebernya.
Dirinya menambahkan, usai menggelar rapat, Sekda memerintahkan
bahwa besok (hari ini,red), akan bersedia menemui mahasiswa tersebut, tetapi
hanya satu orang, untuk menerima bantuan tiket keberangkatan ke Makassar.
Di tempat terpisah, Ketua HMI Cabang Bima, Mansyur saat ditanyai
hal itu, mengaku tak ada anggota HMI Cabang Bima maupun Makassar yang bernama
seperti enam orang itu. ‘Itu hanya ulah oknum yang ingin merusak nama HMI
saja,” tegasnya.
Kata dia, selaku Ketua HMI Cabang Bima, segala urusan yang
berkaitan dengan HMI, terlebih masalah permohonan bantuan kepada pemerintah
untuk urusan apapun, harus sepengetahuan dirinya. “Saya tidak tahu adanya
keinginan mereka meminta bantuan ke Pemerintah Kabupaten Bima. Mestinya itu
dilakukan atas sepengetahuan kami,” katanya.
Dia kembali menegaskan, yang dilakukan oleh oknum itu hanya ingin
mencederai HMI cabang Bima. Karena selama ini, pihaknya tidak menerima
koordinasi mengenai tujuan enam orang mahasiswa yang mengaku anggota HMI untuk
meminta bantuan ke Pemerintah. (SM.07)