Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Juara MTQ Sambinae, Terima Amplop Kosong

11 Mei 2012 | Jumat, Mei 11, 2012 WIB Last Updated 2012-05-11T13:57:12Z

Penyelenggaraan MTQ Kelurahan Sambinae berakhir dengan rasa kecewa. Tiga orang peserta yang menang pada mata lomba Kaligrafi kategori Mushab, menerima hadiah amplop kosong. Nampak orang tua peserta, Ketua Karang Taruna dan Ketua RT01 Kelurahan Sambinae membeberkan kesenjangan penyelenggaraan MTQ tersebut. (Foto: Bin SM)
Kota Bima, (SM).- Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kelurahan Sambinae berakhir dengan kurang memuaskan. Sebagian orang tua peserta, terlebih Qori dan Qoriah merasa dipermalukan saat pembagian hadiah juara. Pasalnya, pemenang mata lomba Kaligrafi kategori Mushab, menerima hadiah amplop kosong dari panitia.

Praktis, atas tingkah pongah panitia, mengundang kemarahan orang tua peserta. Malam itu juga, tiga orang tua Qori dan Qoriah yang memenangi mata Lomba Kaligrafi kategori Mushab melakukan protes. Bahkan salah satu orang tua Qori, Bunyamin, menyerahkan uang pribadinya sebanyak Rp1,4 juta kepada panitia, untuk dijadikan amplop hadiah peserta.
“Saking kesalnya, Pak Bunyamin malam itu sempat mengeluarkan uang pribadinya kepada panitia untuk dijadikan hadiah, namun tak diterima oleh panitia,” ujar Sofyan Hadi, salah seorang orang tua peserta yang menerima amplop kosong, Kamis kemarin.
Sofyan mengaku, malam itu dia mengetahui hadiah amplop kosong tersebut setelah diceritakan oleh anak dan isterinya. Saat itu juga dirinya mendatangi panitia. Tiba di sana, orang tua peserta di mata lomba yang sama, termasuk Pak Bunyamin lebih awal melakukan protes pada panitia. “Semalam itu ribut. Kami orang tua merasa dipermainkan dengan dengan akhir penyelenggaraan ini. Masa pemenang diberikan amplop kosong, kemana uang Rp44,9 juta dana untuk penyelenggaraan MTQ tersebut,” tanyanya dengan nada kesal.
Saat melakukan protes pada panitia, dia melanjutkan, panitia hanya bisa menjawab lalai dan mengaku tak ada mata lomba. Namun pihaknya tak mempercayai alasan panitia, karena Kaligrafi kategori Mushab merupakan mata lomba andalan Kelurahan Sambinae pada ajang yang lebih tinggi. Lagi pula, mata lomba itu sudah mulai diikuti peserta sejak awal mulainya pelaksanaan MTQ tingkat Kelurahan. “Kaligrafi kategori Mushab itu mata lomba inti, bukan mata lomba tambahan atau hiburan. Ko’ bisa bisanya di beri hadiah ampol kosong. Alasan mereka tak masuk akal,” sorotnya.
Sofyan menambahkan, hingga kini, dia dan dua orang tua peserta pada mata lomba itu, belum menerima hadiah dari panitia. Tapi, hal itu tidak menjadi persoalan besar mereka. Namun yang membuatnya merasa terusik, psikologi anak mereka yang jatuh saat mengetahui anak mereka menerima ampolp kosong.
“Kasihan anak-anak Pak, psikologi mereka terganggu. Masa’ terima hadiah amplop kosong. Lantas dimana bentuk tanggungjawab panitia dalam memotivasi anak-anak ini untuk tetap bisa berlomba dengan baik,” tambahnya.
Ketua Karang Taruna “Garuda” Kelurahan Sambinae, Ismail juga menyoroti penggunaan anggaran dana MTQ setempat. Berdasarkan laporan ketua panitia, jumlah dana dari Pemerintah Kota Bima untuk MTQ sebanyak Rp25 juta, kemudian ditambah swadaya masyarakat hingga mencapai Rp44.900.000. Rincian penggunaannya, sebanyak Rp25 juta untuk pembangunan arena, perlengkapan dan lain-lain. Kemudian, Rp10 juta untuk hadiah, dan Rp5 juta untuk pembinaan Qori Qoriah pada ajang yang lebih tinggi, selebihnya mereka tak mendapatkan laporan.
“Kami heran, penggunaan dana untuk biaya pembangunan arena MTQ, perlengkapan dan lain-lain ko’ banyak sekali. Sedangkan hadiahnya sangat sedikit, bahkan ada peserta yang menerima amplop kosong. Sangat berbeda dengan penampilan panitia yang mampu membeli batik untuk seragam saat penyelenggaraan,” ujarnya.
Karena dinilai banyak kesenjangan pada akhir penyelenggaraan, Ismail mengaku bersama dengan anggota Karang Taruna lainnya akan meminta pertanggungjawaban panitia. Bila perlu mereka akan mendesak sejumlah organisasi internal Kelurahan untuk mengaudit penggunaan dana MTQ Kelurahan Sambinae.
Di tempat yang sama, Ketua RT 01 Kelurahan Sambinae, Adnan membeberkan keluhan masyarakat mengenai patokan bantuan swadaya yang ditetapkan panitia. Untuk suami isteri yang PNS saja, dipatok sebesar Rp250 ribu, yang satu PNS sebesar Rp150 ribu, kemudian yang pensiunan PNS sebanyak Rp50 ribu dan masyarakat umum sebesar Rp10 ribu.
“Minta sumbangan masyarakat bukan lagi atas kerelaan, tapi ditargetkan sesuai status dan kondisi ekonomi. Bisa dibayangkan besarnya sumbangan dari masyarakat, minus dana dari Pemerintah sebanyak Rp25 juta, hingga mencapai Rp44.900.000,” urainya.
Kata dia, kendati penetapan sumbangan tersebut sudah menjadi kesepakatan panitia dan LPTQ, tapi tidak boleh terkesan memaksa. Masih bagus jika hadiahnya memuaskan peserta, tapi panitia malah memberikan amplop kosong bagi sebagian peserta. “Tentu masyarakat mempertanyakan kemana dana sebanyak itu,” tambahnya.
Amiruddin
Ketua Panitia, Amirudin yang ditemui sejumlah pekerja media di kantor UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Mpunda, Kamis kemarin menjawab, pemberian hadiah amplop kosong itu hanyalah miskomunikasi antara panitia dengan tim Musabaqah. Sejak awal, di seluruh mata lomba, sudah disiapkan hadiahnya.
Namun setelah acara usai dan memasuki acara penyerahan hadiah, ada perbedaan keputusan dari semula. Usai berkomunikasi dengan panitia, tim dari Musabaqah mencoret mata lomba Kaligrafi kategori Mushab karena tak ada pesertanya. “Malam itu, karena sudah diputuskan untuk di coret, untuk mata lomba tersbeut akhirnya hanya diberikan hadiah amplop secara simbolis,” ujarnya.
Ditanya alasan kenapa dicoret, padahal sejak awal ada peserta yang mengikuti, bahkan di 10 RT yang ada di Kelurahan Sambinae? Amirudin menjawab tidak mengetahui alasan Musabaqah. “Itulah yang menjadi persoalannya, kami juga tidak tahu alasannya. Nanti akan coba kita tanyakan ke tim Musabaqah,” katanya.
Dia menyebutkan, jumlah nominal hadiah yang mestinya diterima tiga pemenang pada mata lomba Kaligrafi kategori Mushab sebanyak Rp700 ribu. Karena terjadi miskomunikasi, tiga pemenang tersbeut tetap akan diberikan hadiah.
Mengenai penggunaan dana, saat dimintai rincian, Amirudin tak mampu menunjukannya. Dia mengaku Bendahara yang lebih tahu. Namun dana yang terkumpul sebanyak Rp44.900.00 sudah digunakan sesuai hasil rapat dengan panitia.
“Tentu kami akan mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran tersebut. Lagi pula penggunaannya sesuai hasil rapat. Yakni sebanyak Rp25 juta untuk pembangunan dan perlengkapan, kemudian Rp10 juta untuk hadiah, Rp5 juta dikembalikan ke Kelurahan dan selebihnya digunakan untuk pengeluaran tak terduga,” jelasnya. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update