Bima, (SM).-
Jalan penghubung antara Dusun I dan II Desa Kawuwu Kecamatan Langgudu terputus
setelah tertimbun tanah longsor, Sabtu (26/5). Saat ini, kondisi desa setempat
terisolir.
Mantan Kades Kawuwu, M Saleh Abdullah kepada wartawan di Doro
Belo, Senin (28/5) mengatakan, Desa Kawuwu mulai sekitar pukul 01.15 Wita hujan
mulai turun. Curah hujan yang berlangsung hingga pukul 04.00 dini hari itu
cukup deras. “Akibat curah hujan yang lebat serta lama, makanya muncul banjir,”
ujar M Saleh.
Selain memutuskan jalur transportasi, lahan pertanian masyarakat
setempat seluas 20 Hektar terendam banjir. Tanaman padi yang sudah berumur 2
bulan rusak. Demikian juga tanaman bawang merah, bawang putih dan cabe.
“Sedikitnya sembilan unit rumah tiang serta 1 unit mesin giling tertimbun
longsoran tanah. Tidak itu saja, jalan antara Dusun 1 dan dusun II tertimbun
sepanjang 250 meter. Warga Kawuwu sekarang kesulitan sarana jalan karena tidak
ada jalan alternative yang bisa ditempuhi,” papar Saleh.
Hujan diakuinya seperti ditumpahkan dari langit, di sungai kini
sudah membuat alur air tersendiri terutama di sekitar jembatan Wadu Na’e. Jika
saja tidak cepat i antisipasi, saat banjir datang jembatan itu akan patah di
kikis arus air sungai. Banjir Bandang yang terjadi di wilayah Kecamatan Belo
pada Sabtu lalu, bukan karena jebolnya bendungan Ncera. “Bukan karena jebolnya
bendungan Ncera di Desa Diha, memang curah hujan cukup besar,” bantah Saleh
Sementara itu jembatan Lido yang putus akibat terjangan banjir bandang,
sekarang sudah di perbaiki secara darurat oleh warga Desa Lido. Perbaikan itu
hanya bisa dilewati pengendara sepeda motor dan pejalan kaki. Bagi pengendara
sepeda motor, harus bayar Rp10 Ribu sekali lewat.
Senada dengan pernyataan M Saleh, Penjabat Kepala Desa Diha
Kecamatan Belo Rizal Mukhlis. SE mengatakan banjir bandang yang terjadi pada
Sabtu lalu bukan karena jebolnya Bendungan Ncera. “Bendungan Ncera masih
berdiri kokoh, tidak ada yang jebol. Memang karena curah hujan yang cukup
tinggi,”bantah Rizal. Seraya berharap masyarakat tidak terpancing dengan
adanya isu itu. (SM.12)