Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Warga Kadole Tagih Janji Pemkot

26 April 2012 | Kamis, April 26, 2012 WIB Last Updated 2012-04-26T03:59:59Z
Kota Bima, (SM).- Setelah dievakuasi oleh Pemerintah Kota Bima untuk kepentingan pertambangan marmer di Kelurahan Oi Fo’o, ada pergeseran pola hidup yang harus dirasakan masyarakat lingkungan Kadole kelurahan setempat. Pasalnya, tempat baru yang dinamakan Kadole Bina Baru itu cukup banyak melahirkan persoalan. Janji Walikota Bima untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup warga setempat, hingga kini belum terealisasi.
Enam orang warga yang mengaku wakil warga lingkungan Kadole Bina Baru, Selasa malam (24/4) mengundang Koran ini. Keenam orang itu masing-masing, Nasrudin, M. Abdullah, Ismail, Syafrudin, Aswan dan A. Rafik. Mereka  mengungkap janji Pemerintah Kota Bima untuk pemenuhan hidup di tempat baru, yang kini belum terealisasi. Janji tersebut, cukup mengusik mereka.
Kata Nasrudin, keinginan besar mereka untuk dievakuasi saat itu, karena telah dijanjikan oleh Walikota Bima untuk hidup lebih baik dari sebelumnya. Di tempat baru pun, akan dipenuhi dengan fasilitas yang memadai, demi kelangsungan hidup masyarakat setempat.
Janji yang hingga kini belum terwujud itu, pertama yakni air bersih dan akan dipasang mesin Sanyo. Kini dengan terpaksa, warga harus keroyok satu sumur yang sejak dulu ada sebelum mereka tempati. “Satu sumur di sebelah timur itu digunakan sekitar 30 rumah, setiap hari demikian. Begitu pula dengan warga lain di sebelah baratnya, juga menggunakan sumur yang terbatas”, ungkap Nasrudin.
Janji lain, Pemerintah Kota Bima akan mengaspal gang dan jalan setempat, 70-an rumah baru yang ada di tempat itu akan segera disertifikat, masjid akan dibangun, kemudian untuk Kepala Keluarga yang menumpang hidup pada mertua dan tetangga akan diberikan tanah seluas dua are. “Janji janji yang disampaikan sebelum kami dipindahkan itu belum satu pun dipenuhi”, terangnya.
Tak hanya itu, janji yang sangat membuat mereka senang untuk pindah yakni, Walikota Bima menjanjikan akan memperkerjakan warga setempat. Kenyataannya, setelah pembangunan kantor di lokasi Oi Fo’o, 11 orang security justru tidak direkrut dari warga Kadole yang dievakuasi, tapi malah diambil dari warga Oi Fo’o. “Kami masih ingat janji Walikota Bima saat itu. Kata beluai, kalian sudah tidak lagi bangun kesiangan, karena sudah ada pekerjaan. Tapi kenyataan apa, yang dipekerjakan justru orang lain, bukan warga Kadole”, keluhnya,
Mereka mengaku, setahun lebih hidup di tempat yang baru, justru melahirkan persoalan baru buat mereka. Hidup bukannya tambah membaik, malah semakin susah. Contohnya, selain kesulitan air, tapi mereka banyak mengeluarkan uang untuk sekedar mengambil rumput buat ternak.
“Tinggal di lokasi yang dulu, mengambil rumput untuk ternak, tidak jauh. Nah sekarang, kita ambil rumput saja harus menggunakan motor karena lokasinya yang jauh. Belum ditambah lagi dengan kesulitan lain,” ungkapnya.
Menghadapi masalah itu, lanjutnya, mereka sudah berupaya bertemu dengan Walikota Bima dan Lurah Oi Fo’o. Hasilnya, hanya disodorkan dengan janji-janji. “Kita ketemu Walikota sekali, kemudian Lurah Oi Fo’o sebanyak dua kali. Tapi belum ada penyelesaian,” cetusnya.
Mereka menambahkan, daripada terus-terusan hidup susah, dan Walikota Bima tak juga mewujudkan janjinya. Pekan depan warga lingkungan Kadole akan mengangkut kembali rumah yang ditempati dari lahan pemberian pemerintah tersebut. “Jika seminggu depan Walikota tak penuhi janjinya, kami warga Kadole akan menggelar demo di Kadole dan mengangkat kembali rumah ke tempat semula,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Muhammad Hasyim yang dimintai komentarnya mengaku tidak tahu dengan adanya janji Walikota Bima seperti yang dibeberkan oleh warga Kadole. “Saya tidak tahu adanya janji itu, nanti saya coba konfirmasi dulu dengan bagian yang menanganinya”, ujar Hasyim singkat. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update