Bima, (SM).- Komisi I DPRD Kabupaten Bima
membentuk tim untuk melakukan investigasi tewasnya Anwar, warga Kecamatan Sape
yang diduga akibat ditembak pihak Kepolisian Manggarai Barat baru-baru ini.
“Berdasarkan
desakan dari masyarakat serta simpang siurnya kematian Anwar tersebut, kami
sebagai wakilnya rakyat membentuk tim untuk melakukan investigasi di lokasi
kejadian”, ucap Ketua Tim Investigasi, Firdaus.
Kematian
Anwar yang diduga kuat akibat timah panas tersebut menyisakan misteri.
Pasalnya, versus pihak Kepolisian Manggarai Barat hasil koordinasi lintas
Polres dengan Polres Bima Kota, korban dengan rekannya tengah melakukan kriminal.
Versus
Kepolisian Manggarai Barat, Anwar dan rekan-rekan sesama nelayannya mengancam
pihak Kepolisian dengan bom molotov pada saat tertangkap melakukan aksi
pengeboman ikan di laut. Sedangkan versus para nelayan, tidak demikian. Korban,
bersama rekan-rekan sesama nelayan asal Kecamatan Sape, pada saat ditembak
aparat Kepolisian mereka tengah berada di wilayah perairan Sape. “Perbedaan
itulah yang ingin kita coba ungkap,” katanya.
Selain Anwar
yang meninggal, dalam insiden tersebut juga ada dua orang nelayan asal Sape
yang tertangkap. Kedua nelayan tersebut, nasibnya kini tengah di penjara.
Informasi terakhir, berkas kedua nelayan itu akan disidangkan di Pengadilan.
Saat ini,
tim investigasi yang berjumlah 9 orang tersebut tengah dalam perjalanan menuju
Kabupaten Manggarai Barat. Di Kabupaten tersebut, tim investigasi akan
mendatangi tiga lembaga resmi negara.
“Kita akan
lakukan investigasi ini sekitar tiga hari. Kita belum yakin seratus persen
dengan pengakuan para pihak tersebut. Untuk itu perlu croscek langsung di
lokasi kejadian”, tandasnya. (SM.06)