Bima. (SM).- Antrian pembelian minyak tanah di Desa Cenggu Kecamatan Belo
kerap terjadi saat agen resmi minyak tanah mendrop minyak tanah kepada
pangkalan. Antrian itu berlangsung karena takut kehabisan minyak tanah.
Peristiwa serupa terjadi di hamper semua wilayah di Kabupaten Bima.
Menurut warga Cenggu, Aminah,
pendistribusian minyak tanah ke Desa Cenggu sekali seminggu, yakni hari Rabu.
“Kami terpaksa antri, karena takut kehabisan. Pengalaman yang ada, keesokan
harinya minyak sudah habis,” papar Aminah.
Menurut warga Cenggu, minyak
tanah banyak di jual ke luar desa. Pengecer yang ada di desa menjualnya ke
pembeli dari desa lain dengan harga Rp60 Ribu perjiregen. Sebetulnya,
kata dia lagi, kebutuhan akan minyak tanah akan tercukupi andaikata pengecer
itu tidak menjual ke luar desa.
Bahkan, lanjutnya, ada informasi,
minyak tanah itu laku dijual di Lombok dengan harga Rp 150 Ribu persatu jiregen.
Satu jiregen berisi 25 liter, jadi bukan hanya satu jiregen bisa lebih dari
itu. “ orang Bima sudah pintar mencari keuntungan, mereka membeli minyak
tanah di pengecer yang ada. Lalu di bawa ke Lombok, guna mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak,” Tandas Aminah. (SM.12)