Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Wamen Sempat Pesan Ikan kakap Palumara

23 April 2012 | Senin, April 23, 2012 WIB Last Updated 2012-04-23T03:31:45Z

Bima, (SM).- Sebelum bertolak mendaki Gunung Tambora Nusa Tenggara Barat, almarhum Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Widjajono Partowidagdo usai sholat Jum’at, di masjid Baiturahman Kota Dompu, 20 April 2012, sempat memesan ikan kakap laut palumara, cumi, udang dan jus jeruk, di Rinjani Restoran, Dompu. Kepada pemilik restoran Siti Hadijah, Wamen berkeinginan santap makanan khas masyarakat Kota Dompu, seperti ikan laut palumara. “Pak wamen mesan ikan kakap laut palumara,” kata Hadijah kepada wartawan, Ahad (22/4).

Menurut pemilik restoran Rinjani, Wamen juga memesan 20 kotak nasi untuk bekal di pendakian. “Saya diminta Pak Wamen bungkus nasi 20 kotak”, kata Hadijah.
Dari Restoran Rinjani, Widjajono bertolak ke Tambora sekitar pukul 02.00 wita, menggunakan dua mobil yang disiapkan Pemkab Bima. Widjajono bersama rombongan tim pendaki dari Vulkabologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan rombongan Mahasiswa Pecinta Alam tak bisa menyelesaikan eksepedisi. Widjajono jatuh pingsan akibat kekelahan dan sesak nafas ketika mencapai ketingian 2.350 meter di atas permukaan air laut. Kondisi Widjajono memburuk hingga kritis lalu meninggal saat evakuasi.
Widjajono sempat mengucapkan Allahu Akbar tiga kali dan meminta air hangat. “Wamen mengucapkan Allahuakbar tiga kali, sebelum pingsan” kata Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Bima, Ilham Sabil, kepada wartawan, Ahad kemarin.  
Menurut Ilham, Wamen sudah telepon ada niat untuk menaiki gunung Tambora, dengan tujuan pembangunan Geo Wisata. Wamen datang dengan asistennya Puji Tarwinta. “Karena dikenali warga, banyak yang merebut untuk berjabat tangan”, kata Ilham.
Ilham yang mendampingi Wamen bercerita, seblum Wamen berteriak minta air. Kemudian kejang-kejang dan pingsan. ”Saya lihat air mata setetes di mata kiri”, kata Ilham. “Saya menyampaikan kalau beliau sudah mati, setelah saya coba memegang urat nadi yang sudah tak bergerak lagi”, katanya. Dijelaskan Ilham, “menghindari panik dari teman-teman dalam rombongan saya sengaja tidak menyampaikan itu,” cetusnya.
Petugas Pemantau Kegunung Apian Tambora, Abdul Haris mengatakan, sekitar 20 orang rombongan, sebagian ada yang muntah muntah, mual dan pusing. ” Mungkin daya tahan tubuh lemas”, kata Haris. (SM.02)
×
Berita Terbaru Update