Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Barat mengimbau
siswa yang tidak ikut ujian nasional atau mengundurkan diri agar mendaftarkan
diri menjadi peserta ujian nasional paket kesetaraan agar memperoleh ijazah.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga (Dikpora) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Imhal, di Mataram,
Rabu, mengatakan pihaknya memberikan kesempatan ikut dalam ujian nasional paket
kesetaraan (UNPK) juga untuk menekan angka putus sekolah atau "drop
out" (DO).
"Kami belum mengetahui secara
pasti berapa jumlah siswa yang mengundurkan diri sebagai peserta ujian nasional
(UN), di tingkat SMA/MA dan SMK, maupun SMP dan sederajat, namun dipastikan ada
yang mengundurkan diri," ujarnya.
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi,
kata dia, menginginkan agar angka putus sekolah di NTB terus berkurang dalam
rangka mendongkrak indeks pembangunan manusia (IMP) NTB ke papan tengah.
Posisi IPM NTB saat ini berada di urutan 32 dari 33 provinsi di Indonesia, atau satu tingkat di atas Provinsi Papua Barat.
Posisi IPM NTB saat ini berada di urutan 32 dari 33 provinsi di Indonesia, atau satu tingkat di atas Provinsi Papua Barat.
Imhal mengatakan, pihaknya juga
memberikan kesempatan yang diberikan bagi para siswa yang tidak lulus UN untuk
mengikuti UNPK yang akan digelar pada Juni 2012, agar tidak mengulang kelas
atau sekolah lagi pada tahun berikutnya dengan syarat lulus UNPK.
"UNPK itu juga bertujuan untuk
memberikan peluang kelulusan bagi siswa yang tidak lulus UN sehingga tidak
mengulang lagi tahun berikutnya," ujarnya.
Ia menyebutkan, lebih dari 20 ribu
pelajar di Provinsi NTB mengulang kelas setiap tahun ajaran karena
tidak lulus atau naik kelas akibat berbagai faktor penyebab. Pemerintah
Provinsi NTB terus mendorong siswa yang tidak lulus atau naik kelas kembali
bersekolah demi masa depannya.
Jumlah pelajar sekolah dasar (SD)
yang mengulang kelas pada tahun ajaran 2008/2009 mencapai 27.697 orang, tahun
ajaran 2009/2010 mencapai 25.283 orang dan tahun ajaran 2010/2011 sebanyak
24.156 orang.
Sementara jumlah pelajar SMP/MTs
yang mengulang kelas pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 91 orang, tahun
ajaran 2009/2010 mencapai 718 orang dan tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 383
orang. Sedangkan jumlah pelajar SMA yang
mengulang kelas pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 457 orang, tahun ajaran
2009/2010 mencapai 649 orang dan tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 388 orang.
Jumlah pelajar SMK yang mengulang
kelas pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 411 orang, tahun ajaran 2009/2010
mencapai 465 orang dan tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 448 orang.
Imhal juga menyebut lulusan SD/MI pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 89.457 orang, dan sebagian besar melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs. Tahun ajaran 2009/2010 lulusan SD/MI sebanyak 88.916 orang dan 87.511 orang atau 98,42 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs. Tahun ajaran 2010/2011 lulusan SD sebanyak 87.694 orang, dan hampir semuanya melanjutkan ke jenjang SMP/MTs.
Imhal juga menyebut lulusan SD/MI pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 89.457 orang, dan sebagian besar melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs. Tahun ajaran 2009/2010 lulusan SD/MI sebanyak 88.916 orang dan 87.511 orang atau 98,42 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs. Tahun ajaran 2010/2011 lulusan SD sebanyak 87.694 orang, dan hampir semuanya melanjutkan ke jenjang SMP/MTs.
Sedangkan lulusan SMP/MTs pada tahun
ajaran 2008/2009 sebanyak 72.450 orang, dan yang melanjutkan pendidikan ke
jenjang SMA/MA/SMK sebanyak 64.973 orang atau 89,68 persen.
Tahun ajaran 2009/2010 lulusan SMP/MTs sebanyak 74.103 orang dan 66.897 orang atau 90,282 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/MA/SMK.
Tahun ajaran 2009/2010 lulusan SMP/MTs sebanyak 74.103 orang dan 66.897 orang atau 90,282 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/MA/SMK.
"Tahun ajaran 2010/2011 lulusan
SMP/MTs sebanyak 77.362 orang, dan yang melanjutkan ke jenjang SMA/MA/SMK
terdata sebanyak 73.611 orang atau 95,16 persen," katanya.
Mengenai angka putus sekolah, Imhal
menyebut untuk jenjang SD/MI masih mencapai 4.000 orang lebih, namun mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5.578 orang
yang menyebar di 10 kabupaten/kota.
Sementara angka putus sekolah di
tingkat SLTP mencapai 3.041 orang di 2009 dan 2.415 orang di 2010 dari total
170.560 siswa. Data 2011 masih dihimpun.
Angka putus sekolah di tingkat SMA
mencapai 2.180 orang di 2009 dan 1.966 orang di 2010 dari total 92.445 orang
siswa. Untuk SMK angka putus sekolah mencapai 728 orang di 2009 dan 955 orang
di 2010 dari total 35.990 orang siswa.
"Data angka putus sekolah ini
baru dari sekolah dibawah pengawasan langsung Dikpora provinsi dan
kabupaten/kota. Masih ada sekolah dibawah Kanwil Kementerian Agama yang juga
ada yang putus sekolah tetapi belum diberikan datanya," ujarnya. (ant)