Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ruang Kelas SMPN 2 Lambu Rusak Berat

20 April 2012 | Jumat, April 20, 2012 WIB Last Updated 2012-04-20T12:07:35Z

Guru-guru Tagih Janji Bupati
Bima, (SM).- Janji Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain ST untuk memberikan bantuan rehab 3 Ruang Kelas Belajar (RKB) dan ruangan Laboratorium SMPN 2 Lambu yang rusak parah karena dimakan usia dipertanyakan kembali oleh guru-guru setempat. Pasalnya janji tersebut hingga kini belum terrealisasi, padahal   janji Bupati itu diungkapkan saat melakukan kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong (BBGR) di Desa Kaleo, maupun saat BBGR di Desa Rato Kecamatan Lambu, sebelum Pemilukada lalu.

Kepala SMPN 2 Lambu, Muhamad Saleh, S.Pd melalui Wakaseknya Drs Ruslin yang ditemui di ruang kerjannya, Kamis kemarin mengatakan, tiga RKB dan ruangan laboratorium  yang dibangun tahun 1995 lalu itu sudah rusak parah dan tidak layak sebagai sarana belajar karena di khawatirkan akan membahayakan siswa.
Kata dia, untuk mengatasi sistem KBM, pihaknya terpaksa membuat kelas gemuk dengan menggabungkan jumlah siswa dalam satu kelasnya yang mencapai 41 orang. Kondisi ini tentu para siswanya berdesak-desakan saat menerima mata pelajaran. “Ini kami lakukan sudah bertahun-tahun, padahal normalnya dalam satu kelas hanya berisi 28 orang”, urainya.
Dijelaskannya, jumlah siswa SMPN 2 Lambu 446 orang, terdiri dari kelas tiga 146 orang, kelas dua 136 orang dan kelas satu 158 orang,  sedangkan guru PNS 15 orang, GTT 15 orang dan guru honda 7 orang.  
“Dengan banyaknya siswa tersebut tidak sebanding dengan jumlah guru yang mengajar, dan 5 orang guru yang dimutasi karena menjadi kepala sekolah dan menjadi guru di sekolah lain belum ada gantinya sampai saat ini“, terang Ruslin.
Menurut Ruslin, guna mendapatkan bantuan rehab, pihaknya setiap tahun mengajukan proposal kepada Bupati Bima dan Bupati Ferry sendiri pada saat melakukan kegiatan BBGR di Desa Kaleo dan Rato Kecamatan Lambu telah berjanji akan memberikan bantuan rehab SMPN 2 Lambu, namun kenyataannya sampai saat ini belum ada realisasinya.
“Sekolah lain seperti SMPN 6 Lambu, SMPN 3 dan SMPN 4 Lambu yang baru dibangun saja sudah dapat bantuan dari Bupati, padahal sekolah tersebut baru dibangun lalu direhab. Sementara SMPN 2 Lambu yang rusak parah tidak diperhatikan”, sentilnya.
Lanjutnya, volume penerimaan siswa tiap tahun di SMPN 2 Lambu juga meningkat antara 30 sampai 40 orang pertahun kendati ada MTs Ulil Albab di Desa Simpasai, namun siswa yang asal Simpasai-Lambu lebih cenderung  masuk SMPN 2 Lambu, namun tidak dibarengi dengan perbaikan fisik bangunan yang rusak. “Sekolah kami seolah-olah dianak-tirikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima”, keluhnya.
Ia mengharapkan pada Bupati Bima untuk memberikan bantuan rehab SMPN 2 Lambu karena RKBnya tidak layak dijadikan sarana belajar siswa sebab membahayakan keselamatan siswa dan guru yang sedang mengajar, apalagi gedungnya sudah retak dan lapuk karena dimakan usia, atapnya dimakan rayap dan tidak mempunyai meubeler untuk sarana belajar.
“Kami juga minta menempatkan guru kesenian, guru mulok dan guru TIK, sebab di sekolah kami tidak ada guru yang dimaksud”, pintanya.
Lebih lanjut Ruslin menambahkan, terkait dengan pentaan lingkungan sekolah, SMPN 2 Lambu memiliki penataan lingkungan cukup indah, dengan lingkungan yang asri dapat memberikan kesejukan pada siswa yang sedang belajar, sehingga dengan sendirinya siswa merasa betah untuk belajar di sekolah dan mudah menyerap mata pelajaran. (SM.13) 
×
Berita Terbaru Update