Mataram, (SM).-
Pengawas dari perguruan tinggi belum bisa memastikan pelaksanaan Ujian Nasional
2012 di Nusa Tenggara Barat bebas dari unsur kecurangan seperti yang terjadi
pada 2010 karena proses pemindaian lembar jawaban belum rampung.
"Kami belum menemukan indikasi
ke arah sana. Nanti coba saya koordinasikan dengan tim pemindai Lembar Jawaban
Ujian Nasional (LJUN)," kata Ketua Panitia Pelaksana Pengawasan Ujian
Nasional (UN) SMA/MA dan SMK di Nusa Tenggara Barat (NTB) Prof Mahyuni di
Mataram, Selasa lalu.
Tim Pemantau Independen dan Panitia
Pengawas UN SMA/MA dan SMK pada 2010 menemukan dugaan kecurangan berjamaah di
enam sekolah di NTB. Indikasi adanya kecurangan berjamaah tersebut diketahui
dari hasil pemindaian LJUN peserta UN dari enam sekolah dan madrasah yang
tersebar di Pulau Lombok. Dugaan kecurangan berjamaah terjadi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan mata pelajaran Biologi.
Tim Pemantau Independen dan Panitia
Pengawas melaporkan masalah tersebut ke Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) sebagai lembaga penentu kelulusan UN.
Menurut Mahyuni, pemindaian LJUN
sudah berlangsung sejak pelaksanaan UN pada hari pertama, yakni Senin (16/4)
dan hingga saat ini masih berlangsung hingga proses UN susulan berakhir pada 26
April 2012.
Proses pemindaian LJUN difokuskan
pada verifikasi LJUN karena tidak menutup kemungkinan jumlah LJUN yang masuk
tidak sama dengan jumlah peserta UN. Seluruh LJUN yang sudah dipindai akan
diserahkan ke BSNP sebagai lembaga penentu kelulusan. Penyerahan seluruh
dokumen pelaksanaan UN di NTB paling lambat 7 Mei 2012.
"Kami juga belum mendapat
informasi berapa jumlah peserta UN susulan, baik di Pulau Lombok maupun di
Pulau Sumbawa. Mungkin ada kendala di lapangan sehingga dinas tidak bisa
memberikan laporan kepada kami," ujarnya.
Hasil pengawasan sementara, kata dia,
pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK di NTB tahun pelajaran 2011/2012 berjalan lancar,
meskipun ada temuan-temuan tim pengawas di lapangan.
Berbagai temuan tersebut seperti
adanya lembar jawaban peserta yang tertinggal di ruang ujian, namun diantar ke
Unram sebagai lembaga pemindai LJUN satu hari setelah UN berjalan. Temuan
tersebut karena pengawas ruangan tidak cermat melakukan pemeriksaan setelah
para peserta meninggalkan ruang ujian.
Namun hal itu belum bisa dinilai
sebagai tindak kecurangan UN karena sudah diselesaikan oleh Panitia Pengawas
dengan panitia penyelenggara di kabupaten serta tingkat Provinsi NTB, sesuai
dengan Prosedur Operasional Standar (POS) UN.
Temuan lain, kata Mahyuni adalah
data siswa yang tidak tertulis dengan baik di LJUN, data absen yang tidak
sesuai dengan jumlah peserta UN dan ketebalan kertas serta LJUN yang tidak bisa
terbaca karena garis penanda yang ada di pinggir LJUN tidak ada. "Semua
temuan itu sudah masuk dalam berita acara UN yang akan diserahkan ke BSNP,"
ujarnya.
Data Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga (Dikpora) NTB, peserta UN jenjang SMA/sekolah sederajat tahun ajaran
2011/2012 tercatat sebanyak 58.281 orang, atau lebih banyak dari tahun
sebelumnya yang mencapai 55.150 orang. Dari 58.281 orang peserta UN itu,
sebanyak 44.601 orang dari SMA/MA dan sebanyak 13.703 orang dari
SMK.
Peserta UN SMA/SMK/MA tahun ajaran
2010/2011 tercatat sebanyak 55.150 orang, terdiri dari 43.221 orang peserta
dari SMA/MA, dan 11.929 orang peserta dari SMK. (ant)