Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Laut Pasang, Ratusan Hektar Tambak Tergenang

10 April 2012 | Selasa, April 10, 2012 WIB Last Updated 2012-04-10T04:18:07Z

Bima, (SM).- Petani tambak di sekitar watasan Donggobolo Kecamatan Woha dan di wilayah Palibelo, kembali tertimpa musibah. Sekitar pukul 14.00 Wita Senin (9/4), tambak warga digenangi air laut.
Kali ini, lokasi maupun luas areal tambak para petani yang digenangi air pasang tersebut tidak jauh beda pada tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan luas areal yang menjadi korban alam itu mencapai ratusan Hektarare (Ha).

Musibah kali ini, juga hampir sama peristiwanya dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, air pasang diakui para pemilik tambak tergolong besar dibanding pada tahun sebelumnya. “Air pasang perlahan-lahan datang, sekitar mulai pukul 9 pagi. Awalnya air pasang belum masuk ke areal tambak, hanya pada tempat alirannya,” kisah Ilyas Mahmud, salah seorang petani tambak di watasan Donggobolo.
Lambat laun, kenangnya, air laut kian membesar. Pada akhirnya meluap masuk ke dalam areal tambak. “Kalau sudah masuk ke dalam tambak, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Hanya bisa menunggu air turun,” melemasnya.
Selain Ilyas Mahmud, nasib serupa juga dialami petani tambak lainnya, seperti Ruslan, Khaerullah, Jufrin, Sadam dan lainnya. Para petani tambak di sekitar watasan tersebut, juga mengalami kerugian yang sama.
Ilyas dan petani tambak lainnya, belum bisa perkirakan apakah semua isi tambak sudah ikut dibawa arus atau justru sebaliknya. “Biasanya, ikan yang ada bisa ikut keluar dan bisa juga bertambah dari jumlah semula,” timpal Ruslan.
Namun yang pasti, kata dia, dengan digenangi oleh air laut minimal pembatas petak tambak yang satu dengan yang lainnya ada yang rusak. Karena itu, dibutuhkan biaya untuk perbaiki kembali petak yang jebol tersebut. Kalau petani tambak yang menderita rugi dengan gejala alam yang demikian, justru ada warga lain yang diuntungkan atas musibah tersebut. Misalkan saja bagi warga yang bermata pencaharian dari mengais rejeki di laut.
Biasanya pada musim-musim air pasang yang menyebabkan tambak jebol, warga yang mengais nafkah di laut yang diuntungkan. Hasil tangkapan mereka naik berlipat ganda, bahkan jenis ikan bandeng yang dominan hasil tangkapan. Seperti yang dialami M.Natsir warga asal Desa Pandai Kecamatan Woha. Ia sehari-sehari mengais rejeki di laut. Hasil tangkapannya kesehariannya hanya bergantung pada faktor musim. Saat musim hujan, nihil.
“Kalau seperti saat-saat sekarang ini, justru berlipat ganda. Karena banyak ikan banndeng yang terjaring. Ikan-ikan bandeng tersebut, kita sadar yang keluar dari tambak petani. Tapi itu lah rejeki kita,” tuturnya.
Selain yang rutinitas keseharian di laut, saat-saat musibah seperti jebolnya tambak, juga dimanfaatkan oleh warga yang lain untuk memasang pukat di setiap titik-titik yang berpotensi tempat persemaian ikan. (SM 06)  
×
Berita Terbaru Update