Dompu, (SM).- Sampai
kapan kesulitan petani mendapatkan pupuk tanaman akan berakhir.
Karena sampai saat ini dominan petani di Kabupaten Dompu meradang karena belum
memperoleh pupuk. Padahal, usia tanaman padi dan pawalija di sawah dan
ladang tengah membutuhkan pupuk. Mereka berupaya mencari ke semua tempat untuk
mendapatkan pupuk, akan tetapi usaha para petani, sia – sia.
Informasi yang
dihimpun langsung dari para petani, ketersediaan pupuk di distributor dan
pengecer mulai menipis sejak bulan Desember 2012 lalu hingga sampai saat
ini.
Jikapun mereka
memperoleh pupuk, barang tentu harga yang dipatok pengecer per zak jenis
urea antara 110 ribu – 130 ribu atau melebih dari harga eceran tertinggi
(HET) yang ditetapkan pemerintah pusat untuk urea bersubsidi mencapai Rp90.000/
zak.
Ahmad Abdullah
salah satu petani So Jero mengatakan, pemerintah sepertinya sudah tidak
berpihak terhadap para petani. Bayangkan sampai saat ini, belum ada solusi
yang diberikan pemerintah terkait kelangkaan pupuk, walaupun faktanya
petani saat ini sedang menjerit akibat kesulitan memperoleh pupuk. “Pemerintah
tidak kasihan lagi sama kami yang sulit dapatkan pupuk. Coba turun lihat langsung
kondisi tanaman padi kami yang belum dipupuk,” katanya.
Ahmad, petani
penggarab bagi hasil ini mengaku khawatir akibat keterlambatan pemupukan,
tanaman padi miliknya akan rusak dan tidak subur lagi sehingga mempengaruhi
produksi padi. Untuk itu, dua puluhan petani So Jero mengharapkan sikap serius
dari pemerintah dalam menangani masalah kelangkaan pupuk di Dompu.
Di tempat
terpisah, Muhlis A.Ajis yang ditemui di lokasi persawahan So Langgaja,
Kelurahan Kandai Satu, juga mengeluhkan persoalan yang sama. Usia tanaman
padinya sudah berjalan satu bulan, tapi belum juga dipupuk karena dirinya belum
berhasil memperoleh pupuk. “saya sudah tanya ke mana – mana tapi tak ada
pengecer yang menjual pupuk,” terangnya.
Bapak satu orang
anak ini hanya menyandarkan harapannya kepada pemerintah melalui Dinas
Koperindagtamben dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan agar segera menemukan
solusi yang tepat dan cepat sehingga dapat menanggulangi persoalan yang
dihadapi petani, dengan demikian eksistensi usaha pertanian yang mereka geluti
tak mengalami hambatan yang berarti. (dym)