Bima,(SM).- Habisnya
ketersediaan obat untuk pasien Jamkesmas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Bima, kembali disorot Wakil Rakyat Kabupaten Bima. Kekosongan yang mengharuskan
pasien miskin mengeluarkan uang untuk membeli obat di luar RSUD Bima dinilai,
bukan alasan.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bima, Ilham Yusuf saat ditemui
di gedung rakyat mengatakan, kekosongan obat jamkesmas di RSUD Bima bukan hal
yang baru. Mengingat pentingnya pelayanan di RSUD Bima, terlebih masalah obat,
pihaknya pernah memanggil pihak RSUD Bima dan Bagian Keuangan Setda Kabupaten
Bima membahas masalah pencairan anggaran untuk RSUD Bima. Hasilnya, pencairan
dana untuk RSUD Bima, didahulukan karena bersifat emergency (Darurat).
“Mengenai pencairan dana, RSUD Bima di istimewakan. Dicairkan lebih awal, LPJ
nya bisa belakangan,” ujarnya.
Jika terjadi kekosongan seperti ini, Ilham mengaku, biasanya
terjadi lantaran masalah keuangan. Seandainya uang sudah ada, pasti
pembelanjaan obat akan lancar. “Kekosongan obat itu bukan alasan. Bagaimana
pintar-pintar pihak RSUD Bima, memastikan obat tidak terjadi kekosongan,”
sorotnya.
Menurutnya, terjadinya kekosongan lantaran, kurangnya langkah dan
gerak cepat Dirut RSUD Bima menangani masalah obat, khususnya Jamkesmas.
Mestinya, sebelum obat habis, ada koordinasi yang terbangun dengan pihak
Keuangan Setda Kabupaten Bima untuk kembali membelanjakan obat yang dimaksud.
“Kami berharap dengan masalah lama yang kembali terulang ini, Dirut RSUD Bima
bisa secepatnya mengevaluasi. Bila perlu lakukan evaluasi kinerja setiap
bulan,” inginnya.
Untuk pasien yang sudah terlanjur membeli obat, Duta PKS itu
menyarankan agar RSUD Bima mengembalikan uang pasien tersebut. Karena segala
kebutuhan pasien miskin di RSUD Bima sudah ditanggung oleh Negara.
Harapannya, keepan paling tidak pelayanan di RSUD Bima harus
berjalan sebagaimana mestinya. Dirut RSUD Bima juga harus piawai memanajemen
kebutuhan, agar persolan klasik tersebut tidak terulang kembali. “Kasihan
pasien miskin jiga ini terus terjadi,” tambahnya. (SM.07)