Bima, (SM).- Persaingan merebut posisi teratas dalam lomba desa tahun
2012, semakin seru. Tiap desa, berlomba menyajikan data dan fakta lapangan
dengan baik. Demikian halnya dengan Desa Risa, sebagai duta Kecamatan Woha
dalam ajang lomba dimaksud.
Kepala Desa Risa, Drs. Dahlan Umar
mengaku, ingin mengulangi keberhasilan Risa dua puluh tahun silam, dimana pada
tahun 1982, Desa Risa mewakili Kabupaten Bima dalam lomba desa tingkat Provinsi
NTB. “Juara satu adalah harga mati untuk Desa Risa," kata Kades optimis.
Dalam catatan pihaknya, ada beberapa
hal yang membuat Risa bisa menjadi juara, diantaranya, Desa Risa mampu
menurunkan jumlah penduduk buta huruf dari 219 orang pada tahun 2010 menjadi 19
orang pada tahun 2011. Selain itu, tingkat kesadaran penduduk Desa Risa
mengikuti pendidikan dasar juga terus mengalami peningkatan dari 365 orang di
tahun 2010 menjadi 470 orang di tahun 2011. “Implikasinya, tidak ada angka
putus sekolah di Desa Risa,” jelasnya.
Menurut Kades, Risa mampu
meningkatkan cakupan imunisasi yaitu cakupan imunisasi polio dari 74 orang
tahun 2010 menjadi 99 orang tahun 2011. Sedangkan, imunisasi DPT dari 87 orang
pada tahun 2010 dan 85 orang pada tahun 2011. Cakupan imunisasi BCG dari 74
orang di tahun 2010 dan mencapai 99 orang pada tahun 2011.
Sementara Syafrudin Daud, S.Sos usai
mendapatkan pengalungan bunga selamat datang dari Kepala Desa Risa yang
didampingi Camat Woha menilai, persaingan antar desa semakin ketat. Dirinya
yakin, tim juri semakin susah menentukan desa mana yang akan menjadi juara.
Artinya, tim juri harus benar-benar ekstra ketat dalam menilai data-data dan
fakta di lapangan yang terkait delapan indikator penilaian lomba desa.
Syafrudin mengatakan, lomba desa
hanyalah pintu menuju peningkatan kinerja aparatur Pemerintahan Desa. Daud
mengingatkan, Kades, tidak lupa menyusun Laporan Kinerja Pemerintahan Desa
(LKPD).
Sementara Abubakar Latif, salah
seorang tim juri yang membidangi penilaian bidang ekonomi masyarakat, melihat
ada banyak potensi pendapatan masyarakat disektor pertanian dan peternakan. Menariknya,
sektor industri rumah tangga yaitu pembuatan saos tomat yang bahan dasarnya
labu dan tomat.
"Proses prokduksinya sehari
bisa 600 botol. Sehingga kalau dirupiahkan Rp1,8 juta perhari.. Apa yang
disajikan Desa Risa setelah dicek, sangat sesuai dengan fakta dan data yang
disajikan di lapangan. Desa Risa merupakan salah satu desa yang bisa bersaing
ketat dengan desa lain,” tandasnya. (SM.12)