Kota Bima, (SM).-Istri dr Y, Dwi Endah S, membantah keras keterlibatan
suaminya pada jaringan teroris seperti informasi yang berhembus yang telah
diamankan Detasemen Khusus (Dendsus) 88 Anti Teror pada Jum’at lalu atau
selepas sholat Ashar di seputaran jalan Melati Kelurahan Pane Kota Bima atau
dekat Masjid Raya Al Muwahidin Kota Bima.
Dwi yang didampingi dua anaknya
menceritakan, setelah ditunggu seharian sejumlah wartawan di luar rumahnya
Jalan Datuk Dibanta Kelurahan Pane di mana suaminya diamankan Densus, mengaku
kaget dan tidak menyangka suaminya yang tidak pernah berbuat hal-haL yang
menncurigakan atas penangkapan suaminya apalagi atas dugaan terlibat dalam aksi
jaringan teroris. Dia begitu heran atas penangkapan tersebut tidak tahu menahu.
Diketahui adanya penangkapan suaminya atas dasar informasi dari masyarakat dan
melihat di internet.
Diakui Endah, mengenai waktu
kejadian penangkapan diperkirakan usai sholat ashar dijemput oleh sejumlah
orang dengan menggunakan mobil jenis kijang avansa. Dibawa kemana suaminya.
diakui Endah sampai saat ini dirinya tidak tahu dan tidak pernah dikabarkan.”Saya
tidak tahu sampai saat ini dimana suami saya,” keluhnya. Sembari menceritakan,
yang diketahuinya usai sholat Ashar suami ada sejumlah orang membawanya dengan
menumpang mobil kijang jenis Avansa.
Ditanya sejauhmana keterlibtan
suaminya, seperti yang diduga jaringan teroris, diakui wanita bercadar itu,
selama ini kehidupannya biasanya saja seperti yang lain, tidak ada masuk
kelompok apapun, keseharian suaminya bekerja sebagai dokter gigi, dari waktu
pagi buka praktek dilanjutkan sore sampai malam. ”Tidak pernah ikut kegiatan
apapun di luar rumah. Saban hari selalu di rumah saja praktek sebagai dokter
gigi,” katanya.
Selain itu keseharian suaminya
mengantar anak ke sekolah begitupun dihari libur hanya bersama keluarga tidak
ada aktifitas yang mengarah seperti yang dituduhkan.
Apakah Y sebelumnya pernah keluar
daerah, endah mengakuinya, hanya saja kepergiannya diluar daerah seperti di
Surabya dan Jakarta, dalam rangka berobat matanya yang mengalami gangguan.
Selebihnya tidak pernah kemana-mana apalagi yang berbau dan berhubungan dengan
jaringan teroris sebagaimana yang diisukan atas penangkapan oleh Densus Jum’at
lalu.
Soal rekan Y, dr K alias Ustd Yusuf,
diakui ibu dari lima anak ini, hanyalah rekan suaminya yang berawal dari
perkenalan di Jakarta yang meminta bantuan untuk disembuhkan penyakitnya karena
tidak memiliki biaya. “Namanya Om Ridho (menyebutkan nama lain dari dr K alias Ustd
Yusuf) teman bapak ketemuan awal di Jakarta”, ujarnya, sembari menegaskan tidak
ada hubungan spesial antara suaminya dengan dr K yang kemudian diketahui pula
bernama Ridho.
Cerita Endah di balik bagar rumah
pada sejumlah wartawan yang sejak pagi menunggu, Ridho alias dr K alias Ustd
Yusuf yang ikut diamankan Densus 88 bersama suaminya, berada di Bima atau
menumpang di rumahnya sekitar tiga pekan lalu. “Kebetulan tidak ada yang
membantu saat praktek, suami saya memperkerjakan Om Ridho, sebagai tenaga
administrasi khusus mencatat nama pasien yang antre berobat gigi”, ceritanya.
Diakui
Endah yang juga berprofesi sebagai dokter gigi, karena dirinya tidak memiliki
kerabat saat ini, sudah menghubungi pengacara Tim Pengacara Muslim (TPM).
Karena biasanya orang yang ditangkap diduga teroris yang mau membantu hanyalah
TPM, “saya sudah hubungi TPM untuk membantu suami yang diketahui telah dibawah
Densus di Jakarta”, ujarnya.
Menariknya, ketika ditanya perasaan
anaknya tiba-tiba tidak melihat bapanya di rumah, Endah mengaku biasa saja.
Semua anaknya sudah diberitahu dengan sebenarnya dan tidak ditutupi bahwa Y,
sudah diamankan polisi. (SM.08)