Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Diduga, Oknum Guru Gagahi Siswi

02 Februari 2012 | Kamis, Februari 02, 2012 WIB Last Updated 2012-02-02T14:59:54Z

Kota Bima, (SM).- Dunia pendidikan kembali tercoreng. Kali ini, oknum guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SDN 19 Kota Bima, diduga kuat gagahi siswinya. Kini, prilaku amoral oknum guru itu tengah ditangani pihak kepolisian.
Terbongkarnya ulah oknum guru yang sudah berkeluarga itu, setelah korban Melati (nama samaran), menceritakan peristiwa yang menimpanya kepada Taufik dan Indari (orang tua korban,red) setelah tiga hari kejadian.
Taufik, penjaga sekolah dan tinggal di dalam lokasi SDN 19 Kota Bima menceritakan, sebelum kejadian memilukan menimpa anaknya, Jumat (27/1) lalu, oknum guru berinisial Srjdn itu sering berprilaku aneh, seperti memberi anaknya uang kemudian melontarkan kalimat agar anaknya dinikahkan saja dengan dirinya, dengan iming-iming akan membiayai sekolah dan kuliahnya.
“Istri saya yang tidak terima dengan omongan Srjdn, menjawab dengan pertanyaan maksud dari kalimatnya itu. Melati masih kecil ko’ minta dinikahin,” ujarnya meniru kalimat yang dilontarkan istrinya, saat dikonfirmasi di rumahnya, Selasa (31/1).
Tak hanya itu, lanjut Taufik, beberapa hari kemudian, pria yang mengajar Bahasa Inggris itu kembali berulah. Saat menyuruh korban membuatkan mie instan di kantin milik ibunya, pelaku yang datang dari belakang memeluk-meluk tubuh bocah tersebut. “Istri saya lihat Srjdn memeluk Melati dari belakang. Karena ini sudah keterlaluan, kami akhirnya melaporkan guru tersebut ke kepala sekolah,” katanya.
Taufik melanjutkan, setelah dilapor ke atasan, Srjdn tidak menghentikan ulahnya. Pada Jumat (27/1) lalu, dia dan istrinya tidak berada di rumah. Taufik keluar mencari kardus, kemudian istrinya ke pasar untuk berbelanja kebutuhan kantin. Di rumah, hanya ada Melati dan neneknya yang sudah tidak bisa melihat.
Saat pulang sekolah, tiba-tiba oknum guru tersebut masuk di kamar Melati yang sedang mengganti baju dan melakukan aksi bejatnya. Nenek Melati yang saat itu mendengar, mencoba memanggil nama cucunya. Siswi malang berusia 11 tahun tersebut tidak bisa berbuat banyak, karena mulutnya disekap. “Nenek korban tidak bisa melihat, hanya bisa mendengar saja. Dipanggil-panggil, ternyata korban sudah disekap oleh pelaku dan tidak bisa berteriak. Usai melakukan itu, Melati yang sudah pendarahan kemudian dikasi uang sebanyak Rp7 ribu oleh Srjdn,” jelasnya.
Kemudian, diakuinya, saat dia dan istri pulang ke rumah, tiba-tiba badan anaknya panas dan sakit. “Hari Jumat itu kita tidak ada yang tahu. Tiba-tiba saja badan anak kami sakit. Tapi kami menaruh curiga, setelah ditanya baik-baik, Melati menceritakan apa yang dialaminya pada Senin (30/1). Saat itu juga kami laporkan ke polisi” akunya.
Kepala SDN 19 Kota Bima, Drs. M. Yusuf Amin yang dikonfirmasi, mengatakan, setelah mendapat laporan atas ulah Srjdn yang memeluk-meluk Melati, tanggal 24 Januari dirinya memanggil oknum guru tersebut. “Sudah saya panggil dan berikan pembinaan. Kemudian dengan tegas saya minta agar tidak mengulanginya lagi,” ujarnya, Selasa (31/1).
Kata dia, setelah dibina dan meminta untuk tidak melakukan lagi, Srjdn pada tanggal 27 Januari lalu malah melakukan lagi hal yang justru sangat memalukan. “Atas kejadian itu, saya sebagai kepala sekolah sudah coba memberikan pembinaan, tapi malah diulangi lagi. Kini, saya serahkan sepenuhnya kepada aparat berwajib untuk diproses secara hukum,” katanya.
Di tempat berbeda, Srjdn yang dihubungi via celuller mengaku, dirinya menggoda Melati dan meminta cium, semata-mata untuk humor. Permintaan itu dilakukan sambil tertawa, kemudian dijawab orang tua siswi kelas V SD itu juga dengan tertawa. “Saat saya minta cium anaknya, Ibu Melati menjawab jangan, sambil tertawa,” bebernya.
Pada hari Kamis, setelah mengajar dia mampir ke BRI Raba. Karena saat itu hujan, akhirnya dia mampir ke sekolah untuk berteduh. “Saat itu ada anak kelas 6 yang sedang les. Setelah itu saya pulang,” terangnya.
Kemudian pada hari Jumat, diakuinya dia tidak punya jam mengajar, namun dirinya sempatkan diri untuk hadir di Sekolah. Setalah jam pulang pada Jumat itu, dia langsung pulang dan menjalankan sholat Jumat di kampungnya di Sila.  “Cerita orang tua Melati tidak benar. Saya tidak memperkosa Melati,” tepisnya.
Kaur Reskrim Polrest Bima Kota, IPTU. Abdul Salam mengaku, pihaknya telah menerima laporan kasus pemerkosaan tersebut. Namuh kini dia belum bisa memberikan penjelasan, karena masih sibuk dengan urusan Lambu. “Nanti saya kasi keterangannya. Kita masih sibuk dengan urusan Lambu. Namun yang pasti, laporannya sudah kami terima,” ujarnya. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update