Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ditepis, Kecurangan Rekruitmen K1-K2 di BPN

25 April 2012 | Rabu, April 25, 2012 WIB Last Updated 2012-04-25T03:12:15Z

Bima,(SM).- Sebanyak 17 orang tenaga honor Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bima, Selasa kemarin duduk bersama dan memberikan keterangan bantahan terkait pemberitaan rekrut Kategori II (K2) di kantor setempat yang dinilai curang. Ke-17 orang itu, membantah jika keterangan dari sumber setempat tidak benar adanya.

Bertempat disalah satu ruangan kantor itu, Ali Zen dan Syafrin yang ditunjuk sebagai juru bicara menjelaskan, awalnya sebanyak 18 orang tenaga honor diusulkan BPN Kabupaten Bima untuk masuk di Kategori I (K1). Namun yang terjaring untuk K1, baru satu orang. “Sisanya sebanyak 17 orang tenaga honor itu bukan tidak ditetapkan dalam K1, tapi belum. Hingga kini, kami masih menunggu hasil dari Menpan – RB dan BKN,” ujarnya diamini tenaga honor lain.
Karena ke 17 orang yang tersisa itu belum ditetapkan untuk K1, mereka menganggap nama tersebut berpotensi untuk ditetapkan. “Keputusan satu orang untuk K1 itu belum final. Diseluruh Daerah di Indonesia juga masih membahas persoalan K1. Artinya, nama kami juga berpeluang untuk ditetapkan,” katanya.
Jika dilihat dari kebutuhan tenaga di BPN Kabupaten Bima, Ali Zen mengaku, sangat tidak mungkin pada K1 hanya ditetapkan satu orang. Lagi pula, 17 orang tersebut sudah memenuhi persyaratan yang diminta pada K1.
Kemudian mengenai empat orang nama yang ditetapkan untuk K2, mereka mengaku memang tergolong honor baru. Saat pengusulan K1, keempat orang itu sengaja tidak diusulkan karena tidak memenuhi kriteria. Akhirnya, keempatnya diusulkan untuk tenaga honor K2. “Karena mereka ini tak masuk K1, akhirnya diusulkan pada K2. Sedangkan 17 orang tadi, sudah diusulkan ke K1,” papar Ali Zen.
Lanjutnya, lantaran belum keluarnya 17 orang nama yang diusulkan pada K1, Kepala Kantor BPN Kabupaten Bima akhirnya bertandang ke BPN Provinsi NTB dan Pusat untuk mencari tahu tentang 17 orang yang belum ditetapkan pada K1.
Selain itu, mereka juga membantah tentang pernyataan tenaga honor sebelumnya yang mengaku telah banyak mengeluarkan uang untuk mengurus K1 dan K2. Kata Ali, uang yang dikeluarkan untuk K1 dan K2 itu bukanlah uang untuk memuluskan keinginan tenaga honor setempat, melainkan uang untuk fotocopi persyaratan yang diminta oleh pusat dan untuk pemberkasan. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update