Bima, (SM).- Tim Penilai
Lomba Desa, Sabtu (21/ 4) melakukan penilaian di Desa Oi Panihi Kecamatan
Tambora, setelah sehari sebelumnya melakukan penilaian di Desa Piong
Kecamatan Sanggar.
Kepala
Desa Oi Panihi, Junaid, di hadapan Tim juri menjelaskan, Desa Oi Panihi
adalah desa pemekaran dari Desa Kawinda Nae yang dimekarkan tahun 2002.
Dinamakan Panihi, cerita Kades, karena ada sungai di dekat desa yang dinamakan
Sori Panihi. “Nah, kalau kita ingin melihat Panihi, kita bisa melihat saat sore
menjelang Magrib. Tepat di atas desa, kita bisa melihat, sekumpulan Panihi yang
terbang dari Pulau Satonda”, ujarnya sebagaimana dijelaskan Kabag Humas dan
Protokol Setda Bima, Drs Aris Gunawan dalam siaran persnya, Ahad kemarin.
Tidak
lupa, Junaid menjelaskan, masyarakat Desa Oi Panihi banyak yang memiliki
perkebunan jambu mente, berternak sapi dan kambing. Karena, menurutnya, di desa
kami tidak ada masyarakat yang bertani. Hal ini, disebabkan tidak adanya sumber
air.
Terkait
lomba desa, Junaid menceritakan, kalau masyarakatnya sudah jauh-jauh hari
melakukan persiapan menghadapi lomba desa. Karena itulah, masyarakat Oi Panihi menitipkan
harapan pada Tim Juri dengan tidak menargetkan juara satu. "Cukup tiga
besarlah target kami. Rasanya sepadan dengan apa yang kami suguhkan”, harap
Kades sembari berharap kepada masyarakatnya untuk memberikan jawaban apa adanya
kepada Tim Juri yang menilai.
Camat
Tambora Drs. Mahmud Azis dalam sambutan selamat datang mengatakan,
"masyarakat Tambora, khusus Desa Oi Panihi, menerima tim dengan penuh
kekeluargaan. Dan, kami memberikan kesempatan kepada Tim Juri untuk menilai
dan mengevaluasi data-data yang kami sajikan.
"Kita
tidak mengharap banyak pada Tim Juri, diberikan penghargaan masuk tiga besar
juga sudah cukup. Watisi loa juara
satu, kombi lu'u tiga besar (kalau
gak bisa juara satu cukup masuk tiga besar)”, pinta Camat.
Sementara
itu, salah satu Tim Juri yang menilai bidang pendidikan, H. Jaharuddin
mempertanyakan data yang disajikan, salah satunya, tentang keberadaan buta
aksara. Menurut Jaharudin, harusnya tahun 2009 untuk Tambora sudah bebas buta
huruf. Terkait dengan ini, Kades menjawab, bahwa data buta huruf tahun 2011 ada
hasil pendataan dari warga transmigran yang berasal dari Lombok.
Sementara
itu, Jaharudin menilai, penyajian data pendidikan yang disajikan sudah cukup
baik. Hanya saja, ada perbaikan, disub pencatatan penduduk tidak tamat SD.
Harusnya,
data yang tersaji adalah mengalami penurunan. Karena, yang dilihat dari tamat
SD dari 2010 hingga 2011 bukan tambah meningkat tapi menurun. Kemungkinan hal
ini, diakibatkan salah catat. Karena itulah, Jaharudin mengharapkan petugas
staf desa yang mencatat harus lebih teliti dan jeli mencatat data potensi
seperti ini.
Terlepas
dari itu, Syarifudin Daud, S.Sos, Ketua Tim juri, melihat secara fisik apa yang
ditampilkan warga Oi Panihi cukup baik. Dan, tidak menutup kemungkinan Oi
Panihi bersaing dengan desa yang lain.
Lantas,
apakah Oi Panihi bisa mendapatkan juara? "Terlalu dini kalau kita katakan
bisa juara. Karena, masih ada 16 kecamatan yang akan dinilai," kata Daud. (SM.04)