Kota Bima, (SM).- Data harga sembilan bahan pokok (sebako) yang dilansir Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Bima tidak sesuai dengan
kondisi fakta di Pasar Raya Bima. Petugas Diskoperindag dikawal langsung Kepala
Dinas (kadis) M.Farid, mengklaim harga sembako normal. Namun kenyataan setelah
sejumlah anggota Dewan melakukan survey sejumlah harga sembako cenderung naik
dari Rp.500 sampai Rp.1000 yang mengalami penurunan hanya harga beras dari
Rp.9000 menjadi Rp.7000.
Dari sejumlah pedagang yang
diwawancara, saat operasi pasar yanng digelar bersama sejumlah anggota DPRD
Kota Bima dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, Selasa kemarin,
mengaku hanya harga beras yang mengalami penurunan pasca informasi pemerintah
menaikan harga BBM beberapa waktu lalu, walaupun harga BBM ditunda kenaikannya
namun harga sejumlah barang masih merangkak naik, dicontohkan Ico (40) untuk
harga gula dari sebelumnya Rp.10.000 kini bertahan dikisaran Rp.12.000, miyak
goreng curah setiap botolnya dari Rp.3000 naik menjadi Rp.5000/botol, demikian
pula dengan harga bumbu seperti tomat maupun cabe.
Untuk harga cabe merah maupun cabe
keriting dan tomat
yang mengalami kenaikan mencapai 100 persen dari sebelumnya untuk harga cabe
merah Rp.25.000 / kilogram naik menjadi Rp.50.000/ kilogram, begitupun cabe
keriting keriting untuk harga tomat dari Rp.12.000 naik menjadi
Rp.25.000/kilogram. Sementara harga tomat cenderung ikut naik dengan harga
berfariatif. Untuk bumbu lainnya seperti bawang putihpun ikut merangkak naik
dari Rp.10.000 menjadi Rp.12.000/kilogram, kacang polong dari Rp.14.000 naik
menjadi Rp. 18.000/kilogram.
Rata-rata kenaikan harga sembako
terjadi saat rencana
pemerintah menaikan harga BBM dua minggu sebelumnya dan setelah informasi
tertundanya kenaikan BBM sampai saat ini belum ada penurunan.
Sementara hasil surfei yang
dilakukan di sejumlah distributor, seperti di Toko Sumber Mas, dari penjelasan
pemilik diakui kenaikan rata-rata mancapai Rp.500 sampai Rp.1000 itupun
sementara hanya untuk harga gula maupun miyak goreng curah untuk yang lainnya
belum ada kenaikan yang berarti.
Berbeda dengan keterangan Kadis
Koperindag sesaat sebelum melakukan surfei pasar bersama sejumlah anggota
dewan, diakui Farid, sampai saat ini untuk harga kebutuhan pokok di pasar masih
dalam kondisi normal tidak terpengaruh informasi kenaikan harga BBM, namun
setelah menyaksikan kenyataan dipasar bahwa harga sejumlah harga bahan pokok
merangkak naik, Farid beralasan tidak semuanya naik hanya kenaikan berfariatif
dan kenaikan terjadi hanya di Pasar Raya Bima saja.
Mengenai data yang tidak falid
tersebut, Farid enggan berkomentar lebih jauh. Namun menurutnya hasil dari
surfei pasar yang dilakukan bersama dewan akan menjadi bahan pihaknya untuk
mempelajari sejauh mana pengaruh informasi kenaikan BBM yang tertunda dengan
kenaikan harga sembako yang tidak mengalami penurunan. (SM.08)