Kota Bima, (SM).- Tudingan dan pernyataan sikap resmi massa aksi Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima seperti yang terdengar pada saat aksi
demonstrasi yang digelar Senin lalu, buntut dari pegerusakan dan pembakaran
sejumlah asset penting milik organisasi Islam tersebut yang dilakukan sejumlah
preman (orang tak dikenal) atas suruhan Wakil Walikota Bima (Wawali), H Arahman
H Abidin SE, dibantah keras yang bersangkutan.
Wawali melalui Kabag Humaspro,
Muhammad Hasyim, pada sejumlah wartawan Selasa (3/04) secara gamblang membantah
segala tudingan yang dialamatkan pada orang nomor dua tersebut, apalagi sampai
dituding menjadi aktor intelektual dan memperalat preman untuk melakukan
pengerusakan dan pembakaran terhadap asset yang ada di sekretariatan HMI Cabang
Bima.
Tegas Ajiman disampaikan Hasyim,
pemerintah (pejabat Kota) alias kepala daerah, sama sekali tidak pernah dan
tidak akan punya niat dan tujuan profakatif seperti yang ditudingkan, dengan
memperalat dan menyuruh preman untuk melakukan tindakan tidak manusiawi dan
cenderung berbau anarkis pada masyarkatnya sendiri. Tentu katanya, sesuai
amanah yang diemban, kewajiban yang mesti dijalankan, menjaga dan mengankan
daerah dan negara agar terjaga stabilitas danj kondusifitasnya. “Bukan berlaku
adu domba apalagi memperalat preman sebagaimana yang ditudingkan, “ tegasnya.
Soal pelemparan mobil dinas yang
bermakna sebagai simbol negara tersebut, kata Hasyim mengutip penyampaian
Wawali, sama sekali tidak dipermasalahkan alias tidak dijadikan persoalan yang
terus berkelanjutan hingga sebagaimana yang ditudingkan, membalas dendam atas
pelemparan mobil tersebut lalu melampiaskannya dengan menyuruh preman untuk
melakukan aksi balas dendam yang bentuknya pengeruskan dan pembakaran asset
sebagaimana yang ditudingkan HMI cabang Bima.
Malah kata Hasyim, Pemkot Bima
(Wawali) sangat merespon tuntutan aksi demonstrasi HMI Cabang Bima, yang
menginginkan kaitan pengerusakan dan pembakaran sejumlah asset milik HMI Cabang
Bima, dibawah ke ranah hukum alias diproses oleh Kepolisian. “Wawali mendorong
untuk diselesaikan secara hukum tindakan pengerusakan dan pembakaran sejumlah
asset HMI Cabang Bima, “katanya sembari menegaskan pula, siapapun pelakuknya
mesti bertanggung jawab atas pengeruskan dan pembakaran dimaksud.
Hanya saja harapnya, dalam
penyampaian aspirasi seyogyanya dilakukan secara elegan dan santun, tanpa ikut
pula melakukan pengeruskan terhadap asset milik negara. Akan lebih baik,
ujarnya, apapun aspirasi dan tunutan yang akan disampaikan dilalui dengan cara
diskusi, agar tercapai solusi atau jalan keluar dari tuntutan dan permasalahan
yang ingin disampaikan.
Seperti dilansir Suara Mandiri
edisi sebelumnya, mencuatnya poersoalan ini diawali dengan pelemparan mobil
dinas EA 2 S yang ditumpangi Wawali oleh sejumlah massa aksi, pada Jum’at lalu,
di seputaran Amahami saat hendak menuju STKIP Taman Siswa dalam rangka
menggelar aksi demonstrasi menentang kenaikan BBM.
Bertepatan pula pada sore hari yang
sama, Sekretariat HMI cabang Bima, didatangi sekelompok orang tak dikenal yang
melakukan pengerusakan dan pembakaran atas sejumlah arsip dan asset penting
milik organisasi Islam tersebut. Oleh HMI cabang Bima, dituding sangat
berkorelasi antara pelemparan mobil dinas Wawali dengan aksi pengeruskan
sekretariat HMI, hingga ditunding pula aksi pengerusakan itu, berkaitan erat
dengan Wawali. (SM.08)