Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tolak BBM Naik, Satu Mahasiswa Tertembak

31 Maret 2012 | Sabtu, Maret 31, 2012 WIB Last Updated 2012-03-31T02:54:20Z

 Mahasiswa diamankan setelah aksi lempar dengan aparat kepolisian, Kamis (29/3) (Foto BIN SM)
Bima, (SM).- Angin protes kebijakan Presiden SBY Boediono menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih berhembus kencang. Tak hanya terjadi di daerah lain, di Bima pun melakukan hal serupa. Kamis kemarin, aksi yang digelar ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi di depan Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, berakhir ricuh. Satu orang mahasiswa tertembak, 10 orang mahasiswa lainnya diamankan.

Aksi yang dikawal ketat aparat Polrest Bima Kabupaten itu juga menurunkan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Diturunkannya alat Negara tersebut, lantaran aksi yang digelar oleh LMND, PMI, SMI, HMI, BEM STKIP Taman Siswa dan Front Mahasiswa dan Pemuda Samili berpotensi memboikot Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin. Kendati kericuhan terjadi, namun massa mahasiswa gagal menduduki Bandara.
Tak hanya ingin memboikot Bandara, massa juga memblokir jalan setempat. Arus lalu lintas di sekitar Bandara macet total. Antrian kendaraan sekitar satu kilo dari arah selatan dan utara pun tak bisa dihindari. Mahasiswa menutup jalan dan tidak membiarkan pengguna jalan beraktifitas.
Aksi dimulai sekitar pukul 09.00 wita. Secara bergantian mahasiswa berorasi. Tuntutannya hampir sama, tolak kenaikan BBM menjadi harga mati. Kemudian meminta kepada Presiden SBY Boediono mengundurkan diri sebagai Kepala Negara, karena dinilai tak mampu memberikan kesejahteraan untuk rakyat Indonesia.
Karena ingin memboikot transportasi udara di Bima, tak hanya berorasi, mahasiswa juga ingin merangsek masuk dari arah gerbang tengah Bandara. Aksi saling dorong dengan aparat pun tak bisa dihindari. Berulang kali demikian, hingga kemudian mobil Water Canon disiagakan untuk menghalau keinginan massa.
Saat kesekian kalinya aksi dorong tak bisa dihindari, semburan air dari Water Canon serta gas air mata akhirnya memecah barisan massa. Ada yang bertahan dan bersembunyi di balik kendaraan yang mengantri, tak sedikit pula yang menyelamatkan diri ditempat yang jauh dari Bandara.
Melihat potensi boikot besar, satu battalion anggota TNI datang dan memasuki halaman dan disiagakan pada dua gerbang Bandara. Sementara itu, mahasiswa tengah mengkonsolidasi massa di sekitar rumah makan samping Bandara. Tak berselang lama, aksi lempar pun terjadi. Kemudian diikuti dengan pengejaran yang dilakukan oleh Aparat Kepolisian. Ada yang bersembunyi, namun banyak juga yang mengambil langkah seribu ke berbagai arah.
Saat pengejaran yang disertai dengan tembakan, 10 orang mahasiswa diamankan. Sedangkan satu orang mahasiswa yang bernama Haerudin, mahasiswa semester VI Jurusan Bahasa Inggris STKIP Taman Siswa terkena tembakan di bagian paha tembus tangan kiri. Kini, Haerudin masih terbaring lemas di RSUD Bima.
Pasca penembakan dan pengejaran oleh polisi, massa masih berkonsentrasi di depan kampus STKIP Taman Siswa. Tersiar kabar saat itu, mahasiswa ingin kembali dan melanjutkan aksinya untuk memboikot Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin.
Kapolrest Bima Kabupaten, AKBP. Dede Alamsyah, SIK di hadapan 10 orang mahasiswa yang diamankan mengatakan, dirinya tidak pernah melarang untuk berdemonstrasi, namun jangan sampai anarkis. Jika ingin aksi di bandara juga, bukan di depan bandara, tetapi harus berada di jarak 500 meter dari bandara. “Saya merasa kecewa dengan kalian. Bisa tidak aksi baik-baik. Apa sih yang kurang, jika ingin berdiskusi, mari ke rumah dan berdiskusi dengan saya,” katanya dengan nada kecewa. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update