Saat HMI melakukan sweeping anggota dewan di ruangan sidang DPRD, Senin (29/3) |
Aksi sweeping massa HMI dilakukan pada ruangan komisi, unsur pimpinan DPRD
maupun pada ruangan rapat yang berada di sebelahnya. Tindakan massa berlangsung
setelah melaksanakan orasi di depan gedung DPRD lebih dari 30 menit terkait
penolakan terhadap kebijakan pemerintah pusat menaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) sebesar Rp 1.500,- dari harga
semula.
Unjuk rasa HMI dibawa koordinator lapangan (Koorlap), Imansyah berlangsung mulai pukul 09.00 wita, dari Masjid Raya Baiturrahman
menuju pusat kota. Mereka bahkan sempat memblokir perempatan lampu merah depan
Koramil TNI.
Puluhan personil aparat kepolisian terlihat mengawal jalannya
aksi unjuk rasa tersebut.
Massa dalam orasinya mengecam sikap arogasi pemerintah pusat karena
menaikan BBM, disaat masyarakat Indonesia
khususnya Kabupaten Dompu belum siap menerima kebijakan itu.
Menurut mereka, naiknya harga BBM akan berdampak terhadap
berbagai hal yang akan memperburuk kondisi
perekonomian masyarakat terutama yang hidup dibawa garis kemiskinan. “BBM naik, harga kebutuhan pokok ikut naik, pengangguran bertambah dan angka
kemiskinan akan semakin tinggi”, ujar
Imansyah.
Kenaikan harga BBM, kata mereka, merupakan strategi politik pemerintah sekarang untuk
mengalihkan berbagai isu yang mendera perjalanan kepemimpinannya saat ini.
Terlebih lagi, pencetusan program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) terindikasi
untuk mengembalikan simpati masyarakat miskin. Padahal, jika ditelusuri lebih
dalam imbas dari BLM hanya akan membuat masyarakat menjadi malas karena
terbiasa disugukan dengan hal instan. Karena itu, tidak ada alasan yang
paling tepat selain menolak kenaikan harga BBM serta menghentikan penyaluran
dana BLM.
Menuju ke depan gedung DPRD, massa kembali melanjutkan orasinya menutut hal
yang sama, serta meminta 30 orang anggota DPRD
Dompu agar mengambil sikap konkret guna menyampaikan aspirasi masyarakat Dompu
tentang penolakan kenaikan harga BBM ke pemerintah pusat, supaya menjadi dasar dalam menganulir kembali rencananya menaikan BBM
mulai 1 April ini.
Di tengah aksi, massa membakar ban bekas tepat di depan pintu masuk gedung
dewan. Aparat kepolisian terlihat tak mampu menghalau keinginan para mahasiswa
membuat kepulan asap di lokasi itu.
Massa aksi meminta para anggota DPRD agar menemui serta menerima
tuntutan mereka. Berulangkali kata itu terus terujar dari mulut massa meskipun
sudah diingatkan oleh Sekretariat Dewan bahwa di dalam gedung tak ada satupun anggota dewan yang hadir.
Karena tak percaya, massa HMI melakukan sweeping terhadap keberadaan
anggota dewan di seluruh ruangan komisi dan unsur pimpinan dewan. Namun mereka
gagal menjumpai para anggota dewan yang mereka cari. Tak lama kemudian,
massa membubarkan diri secara tertib. (SM.15)