Kota Bima, (SM),- Hingga Kamis (15/3), RSUD Bima masih merawat tiga orang
pasien yang diduga terjangkit kasus flu burung. Hanya saja ketiga pasien
tersebut tidak lagi dirawat di ruang khusus atau isolasi flu burung namun
di ruang pemulihan.
Dokter yang merawat pasien dugaaan
flu burung, dr. Reni Febrianti mengatakan, setelah dilakukan perawatan dan
observasi, pasien-pasien tersebut tidak ada yang bisa dipastikan sebagai flu
burung. “Hasil pasti belum ada. Tapi hasil observasi dan keadaan umum, pasien
itu tidak perlu dirawat di ruang isolasi”, ujarnya saat ditemui di ruang anak.
Menurutnya, gejala flu burung ini
susah untuk dibedakan dengan bronchopneumonia atau pneumonia
biasa. “Gejalanya Sama saja, hanya karena ada riwayat unggas yang mati kemudian
pasien dirujuk dengan dugaan flu burung”, jelasnya lagi.
Senada dengan dr. Reni, Ketua Komite
Medis RSUD Bima yang juga Ketua Tim penanganan Flu Burung di RSUD Bima, dr.
Muhammad Ali, Sp.PD., menjelaskan, kalau kasus yang ada selama ini baru kasus
observasi. Artinya pasien tersebut masuk dengan gelaja demam tinggi, batuk,
pilek dan tinggal di daerah endemis. Sedangkan pasien didiagnosa suspec
flu burung, apabila termasuk dalam kategori obervasi yang disertai riwayat
kontak dengan unggas yang mati. “Sehingga setelah dilakukan observasi,
pasien-pasien tersebut sudah tidak perlu dirawat secara khusus”, terangnya.
Direktur RSUD Bima, dr. Hj. Tini
Wijanari yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, kalau RSUD Bima hingga saat
ini masih siaga dan waspada terhadap kasus flu burung ini. “Sebenarnya kita
sudah siapkan semuanya sejak tahun 2006. Jadi, ketika ada kasus seperti ini
meski awalnya ditemui beberapa kendala, namun akhirnya berhasil melakukan
penanganan terhadap pasien dugaan flu burung ini dengan baik”, akunya.
Menurutnya, kendala yang dihadapi
saat itu terutama ketersediaan ruangan isolasi untuk beberapa orang pasien
sekaligus. “Sehari kemudian baru kita bisa menyiapkan ruangan khusus untuk 6
orang pasien, plus satu ruangan untuk perawat jaga”, ujarnya lagi.
Dr. Tini juga mengungkapkan rasa
syukurnya karena kerja sama antartim di RSUD Bima maupun di luar RSUD Bima
berjalan dengan baik.
“Enaknya kita sudah punya tim khusus
dan protap. Tim manajemen, medis, keperawatan bekerja sebagai teamwork yang
baik. Dikes Kabupaten Bima juga langsung membantu kami dengan obat-obatan.
Demikian juga peralatan dari Dikes Provinsi NTB”, jelasnya.
Saat ini menurut dr.Tini, RSUD Bima
masih menunggu kedatangan tim dari jakarta atau Surabaya untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang dugaan flu burung di RSUD Bima ini.
Diakhir penjelasannya dr. Tini
mengharapkan agar semua pihak terkait bersama menanggulangi dugaan kasus flu
burung ini. “Karena ini virus, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Juga menghindari kontak langsung dengan unggas yang mati
mendadak”, pintanya. (SM.16)