Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Hasil Observasi, Pasien tidak Terjangkit Flu Burung

16 Maret 2012 | Jumat, Maret 16, 2012 WIB Last Updated 2012-03-16T15:26:23Z

Kota Bima, (SM),- Hingga Kamis (15/3), RSUD Bima masih merawat tiga orang pasien yang diduga terjangkit kasus flu burung. Hanya saja ketiga pasien tersebut tidak lagi dirawat di ruang khusus atau isolasi  flu burung namun di ruang pemulihan.

Dokter yang merawat pasien dugaaan flu burung, dr. Reni Febrianti mengatakan, setelah dilakukan perawatan dan observasi, pasien-pasien tersebut tidak ada yang bisa dipastikan sebagai flu burung. “Hasil pasti belum ada. Tapi hasil observasi dan keadaan umum, pasien itu tidak perlu dirawat di ruang isolasi”, ujarnya saat ditemui di ruang anak.
Menurutnya, gejala flu burung ini susah untuk dibedakan dengan bronchopneumonia atau pneumonia biasa. “Gejalanya Sama saja, hanya karena ada riwayat unggas yang mati kemudian pasien dirujuk dengan dugaan flu burung”, jelasnya lagi.
Senada dengan dr. Reni, Ketua Komite Medis RSUD Bima yang juga Ketua Tim penanganan Flu Burung di RSUD Bima, dr. Muhammad Ali, Sp.PD., menjelaskan, kalau kasus yang ada selama ini baru kasus observasi. Artinya pasien tersebut masuk dengan gelaja demam tinggi, batuk, pilek dan tinggal di daerah endemis. Sedangkan pasien didiagnosa suspec flu burung, apabila termasuk dalam kategori obervasi yang disertai riwayat kontak dengan unggas yang mati. “Sehingga setelah dilakukan observasi, pasien-pasien tersebut sudah tidak perlu dirawat secara khusus”, terangnya.
Direktur RSUD Bima, dr. Hj. Tini Wijanari yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, kalau RSUD Bima hingga saat ini masih siaga dan waspada terhadap kasus flu burung ini. “Sebenarnya kita sudah siapkan semuanya sejak tahun 2006. Jadi, ketika ada kasus seperti ini meski awalnya ditemui beberapa kendala, namun akhirnya berhasil melakukan penanganan terhadap pasien dugaan flu burung ini dengan baik”, akunya.
Menurutnya, kendala yang dihadapi saat itu terutama ketersediaan ruangan isolasi untuk beberapa orang pasien sekaligus. “Sehari kemudian baru kita bisa menyiapkan ruangan khusus untuk 6 orang pasien, plus satu ruangan untuk perawat jaga”, ujarnya lagi.
Dr. Tini juga mengungkapkan rasa syukurnya karena kerja sama antartim di RSUD Bima maupun di luar RSUD Bima berjalan dengan baik.
“Enaknya kita sudah punya tim khusus dan protap. Tim manajemen, medis, keperawatan bekerja sebagai teamwork yang baik. Dikes Kabupaten Bima juga langsung membantu kami dengan obat-obatan. Demikian juga peralatan dari Dikes Provinsi NTB”, jelasnya.
Saat ini menurut dr.Tini, RSUD Bima masih menunggu kedatangan tim dari jakarta atau Surabaya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang dugaan flu burung di RSUD Bima ini.
Diakhir penjelasannya dr. Tini mengharapkan agar semua pihak terkait bersama menanggulangi dugaan kasus flu burung ini. “Karena ini virus, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Juga menghindari kontak langsung dengan unggas yang mati mendadak”, pintanya. (SM.16)
×
Berita Terbaru Update