Bima,(SM).- Cuaca di Bima semakin buruk saja, angin kencang dan hujan
lebat tak henti-henti. Cuaca seperti ini, sudah tiga sampai empat hari terjadi.
Akibatnya, tak sedikit aktifitas masyarakat terganggu dengan cuaca seperti ini.
Seperti halnya aktifitas transportasi laut. Akibat gelombang setinggi enam
meter, sejumlah kapal kargo dan kapal penumpang enggan melaut.
Suasana pelabuhan Bima Kamis kemarin
sepi dari aktifitas. Tak hanya untuk kapal kargo, tapi juga aktifitas angkutan
perahu dari Kecamatan Donggo dan Soromandi menuju Bima, tak nampak bersandar di
tempat biasa.
Akibat cuaca buruk tersebut, Kapal
berukuran besar pun enggan melaut. Di sekitar Pelabuhan Bima, Ada belasan kapal
memilih berlabuh. Baik itu kapal yang baru tiba di pelabuhan dan hendak
kembali, maupun kapal yang ingin memulai perjalanan setelah berlama-lama di
Pelabuhan Bima. Dari semuanya, sekitar delapan kapal bersandar di Pelabuhan,
lima kapal lainnya memilih berlabuh di tengah teluk Asa Kota.
Menurut pengakuan sopir truk bongkar
muat Pelabuhan Bima, Sapdir, cuaca buruk yang menyebabkan gelombang tinggi itu
sudah dua tiga hari berlangsung. Aktifitas yang biasa dilakukannya pun menjadi
terganggu. Saat ini saja, ada sekitar enam kapal Kargo dari Surabaya yang tidak
kembali melaut dan memilih berlabuh di teluk Asakota setelah bongkar muat di
Pelabuhan Bima. “Gelombangnya tinggi mas, sekitar lima meter. Jadi mereka
memilih untuk tidak kembali melaut,” ujarnya.
Pengakuan Sapdir, menurut kabar dari
saudaranya yang berada di kapal penumpang dari Waingapu, gelombang tinggi juga
terjadi di perairan daerah tersebut. Untuk mengantisipasi terjadi hal yang
tidak diinginkan, para penumpang sudah mengenakan pelampung. “Saudara saya yang
kini menuju Bima mengabarkan gelombang di perjalanan menuju Pelabuhan Bima juga
tinggi,” terangnya.
Di tempat lain, Kasubag Gangguan
Keamanan dan Ketertiban (Gamat) Kantor Administrator Pelabuhan (Akpel) Bima,
Suriansyah, SH yang ditemui di ruangannya mengatakan, berdasarkan informasi
dari BMKG Provinsi NTB, tinggi gelombang di Provinsi yang dimaksud sekitar lima
sampai enam meter. “Setelah menerima kabar dari BMKG NTB, kami menghimbau
kepada para nakhoda kapal, baik kargo maupun kapal penumpang untuk tidak
melaut. Demikian pula untuk transportasi laut seperti pemilik perahu,” ujarnya,
Kamis kemarin.
Dia menyebutkan, ada enam kapal yang
beberapa hari kemarin tiba di Bima dan dihimbau kembali untuk tidak melaut
dulu. Enam kapal itu masing-masing, dua Kapal asal Makasar yakni Kapal Kargo dan
Kapal Turis, kemudian lima kapal kargo asal Surabaya dan Waingapu. “Enam kapal
itu ada yang tiba di Pelabuhan Bima kemarin dan hari ini. Kita menghimbau
hingga cuaca kembali normal,” katanya.
Selain itu, lanjut Suriansyah, Kamis
malam ada dua kapal yang akan tiba di Pelabuhan Bima. Masing-masing Kapal
penumpang Tilongkabila dari Makassar dan KM Awu dari Waingapu. “Untuk dua kapal
tersebut, masih dalam perjalanan menuju Pelabuhan Bima. Namun keberadaan mereka
di dalam perjalanan, sudah dipersiapka pelampung untuk antisipasi sesuatu hal
yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Dia menambahkan, kendati kondisi
cuaca di sekitar Provinsi NTB buruk, namun belum tentu juga terjadi di Makassar
dan Waingapu. Untuk itu, dari dua Daerah tersebut, tetap memberangkatkan kapal
penumpang menuju Pelabuhan Bima. “Untuk jenis kapal penumpang, susah untuk
menunda perjalanan,” tambahnya. (SM.07)