Bima, (SM).- Aksi tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hampir
terjadi di seluruh pelosok negeri. Di Bima pun demikian, puluhan anggota
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STKIP Taman Siswa Bima Kamis kemarin
bereaksi dan menolak rencana pemerintah tersebut.
HMI menggelar aksi dengan memblokir
jalan di depan Kampus setempat. Akibtanya, suasana tegang tak bisa dihindari.
Pasalnya, blokir jalan dengan membakar ban bekas tersebut menyebabkan kemacetan
jalan. Puluhan kendaraan berbagai jenis mengantri hingga di depan Bandara
Sultan Salahuddin Bima.
Dalam orasinya, Korlap aksi, Subagio
mengatakan, rencana pemerintah menaikan harga BBM merupakan kebijakan yang tidak
berpihak kepada rakyat. Rakyat Indonesia yang hingga kini masih hidup dalam
kesulitan dan kesengsaraan, dibuat menderita lagi dengan rencana tersebut.
“Pemerintah ini seolah-olah tak mengerti pada penderitaan rakyat. Yang susah,
malah semakin susah,’ ujarnya.
Menurut dia, jika harga BBM
dinaikan, praktis akan memprovokasi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lain.
Dan itu terbukti, pemerintah baru saja berencana, harga sembilan bahan pokok
(Sembako) di sebagian besar wilayah Inondesia sudah merangkak naik. “Pemerintah
mestinya berpikir pada rakyat kecil. Ini bentuk ketidakberpihakan pemerintah
terhadap rakyat," tegasnya.
Tak hanya menggelar aksi di depan
Kampus STKIP Taman Siswa, mahasiswa melanjutkan orasinya di depan Bandara
Sultan Salahuddin Bima. Tak hanya memblokir jalan, massa juga menyandera satu
unit mobil tangki yang mengangkut BBM dan dua unit mobil dinas. Tetapi, upaya
penyanderaan tersebut tak berlangsung lama, karena dihentikan oleh aparat
kepolisian.
Akibat aksi itu, tak sedikit
pengguna jalan meradang. Karena aktifitas perjalanan mereka terganggu. Bahkan,
beberapa diantaranya nyaris terjadi baku pukul. Sebelum usai menggelar aksi,
massa menggelar aksi teatrikal. (SM.07)