Pemprov NTB memastikan kenaikan harga bahan bakar minyak
atau BBM tak akan berdampak luas terutama bagi kondisi ekonomi masyarakat tidak
mampu. Pemerintah akan memberikan paket kompensasi mulai dari bantuan langsung
sementara, beasiswa, paket tambahan raskin, hingga subsidi transportasi.
KENAIKAN harga BBM itu memang menjadi pilihan terakhir dan
terpaksa dari pemerintah untuk menyelamatkan anggaran tahun 2012, mengingat
beban subsidi minyak kian membengkak, seiring terus naiknya harga bahan bakar
minyak.
Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi mengatakan, harga minyak dunia sudah
menembus rata-rata 122 dolar AS. Angka itu sangat jauh dari asumsi harga minyak
dunia dalam APBN 2012 yang hanya 95 dolar AS.
“Kalau melihat eskalasi yang terjadi di
Timur Tengah saat ini, maka harga minyak dunia bisa terus naik. Karena sudah
jauh dari asumsi harga sebelumnya, maka perlu diadakan penyesuaian di APBN.
Karena kalau tidak, maka tentu akan terjadi defisit yang cukup besar, dan itu
akan membebani keuangan negara,” kata Gubernur.
Setiap kenaikan BBM lanjut Gubernur, pasti akan berdampak pada perekonomian
masyarakat. Namun toh kenaikan BBM di Indonesia bukanlah kali pertama.
Ia mencatat, setelah era Presiden Soekarno hingga saat ini, telah 28 kali
terjadi kenaikan BBM. Sebanyak 19 kenaikan saat Presiden Soeharto, 2 kali pada
Presiden Gus Dur, 4 kali pada Presiden Megawati Soekarnoputri dan 3 kali pada
masa pemerintahan Presiden SBY.
“Pemerintah memahami, setiap kali akan
menaikkan BBM, proses itu berat. Karena setiap kenaikan itu pasti berdampak
pada masyArakat,’’ kata Gubernur.
Kendati berdampak, Gubernur memastikan bahwa pemerintah menginginkan dampak
kenaikan BBM itu tidak memberatkan masyarakat tidak mampu. Itu sebabnya,
pemerintah menyiapkan paket kompensasi.
Begitu BBM telah resmi dinaikkan, pemerintah akan memberikan Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berupa uang tunai sebesar Rp150.000,- kepada tiap rumah tangga tidak mampu yang paling rentan terkena dampak
kenaikan BBM.
“Bantuan sementara masyarakat itu akan
disalurkan melalui Kantor Pos langsung kepada seluruh keluarga tidak mampu dan
keluarga yang rentan terhadap dampak kenaikan BBM. Jumlahnya di seluruh
Indonesia 18,5 juta rumah tangga, dan itu sudah mencakup 50 persen jumlah rumah
tangga yang paling rentan”, kata Gubernur.
Saat ini data penerima bantuan sementara itu tengah disiapkan Tim Terpadu
Penanggulangan Kemiskinan dan Badan Pusat Statistik yang dikoordinasi langsung
Wakil Presiden Boediono. Rencananya, bantuan uang tunai itu akan diberikan
selama sembilan bulan. “Bantuan uang tunai ini akan sangat
bermanfaat, karena bisa menambah uang cash bagi keluarga tidak mampu
untuk membeli hal yang pokok”, kata
Gubernur.
Selain bantuan uang tunai, pemerintah juga menyiapkan kompensasi penambahan
penyaluran kuota raskin. Jika pada tahun sebelumnya masyarakat mendapat alokasi
raskin 12 kali dalam setahun, maka tahun ini alokasi raskin akan ditambah dua
kali sehingga menjadi 14 kali.
“Setiap rumah tangga penerima raskin
akan mendapatkan 15 kilogram dalam sekali penyaluran dengan harga tebus di
titik distribusi sebesar Rp1.600 per kilogram”, kata
Gubernur.
Di sektor pendidikan, pemerintah juga menyiapkan bantuan beasiswa bagi
masyarakat tidak mampu. Beasiswa itu akan diberikan selama enam bulan.
Sementara di sektor transportasi, masyarakat juga diminta tak kuatir,
karena pemerintah menyiapkan subsidi. Pemerintah memastikan, transportasi
publik tak akan terganggu akibat kenaikan harga BBM.
Subsidi akan diberikan untuk angkutan kapal penumpang, bus, dan angkutan
perintis, termasuk kereta api. Pemerintah juga bakal memberlakukan bebas bea
masuk bagi suku cadang kendaraan angkutan umum. Langkah ini untuk meringankan
beban operator angkutan. “Subsidi transportasi ini disiapkan
sebesar Rp5 triliun”, kata Gubernur.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB, Ridwan Syah mengatakan, memang akan ada penyesuaian tarif angkutan umum
setelah kenaikan BBM. Ia menegaskan, saat ini Dishubkominfo NTB sedang menyusun
bersama Organda, GAPASDAP dan Dishubkominfo Kabupaten Kota se NTB, maka begitu
BBM naik, tarif baru akan langsung diumumkan pemerintah, sehingga tidak membebani
masyarakat pengguna angkutan umum.
“Masyarakat tidak perlu takut. Ini bukan
hal luar biasa. Kami sudah terbiasa antisipasi kenaikan seperti ini. Tinggal
tunggu waktu yang tepat, maka kami akan langsung umumkan penyesuaian tarif.
Kita sesuaikan dan koordinasi dengan pemerintah pusat, berapa prosesntase
kenaikannya”, kata Ridwan. [tim]