Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Antisipasi Perang Kampung, Kapolres Turun Tangan

26 Maret 2012 | Senin, Maret 26, 2012 WIB Last Updated 2012-03-26T05:34:09Z

Bima. (SM).- Kapolres Bima, AKBP Dede Alamsyah SIk turun tangan langsung mempimpin anggotanya untuk siaga menghindari terjadinya perang kampung antara warga Desa Renda dan Desa Ngali. Insiden tersebut dipicu oleh transaksi jualbeli yang gagal terjadi gara-gara barangnya tidak ada.

Informasinya, transaksi jual beli motor tersebut berlangsung singkat, Oma Irama selaku pembeli langsung menyepakati harga pembelian tersebut senilai Rp 4,7 juta yang ditawarkan Uda, warga Ngali. Sayangnya, meski uang sudah diberikan secara tunai, motor yang menjadi barang transaksi tersebut tidak diberikan, sehingga ketika Oma hendak meminta kembali uangnya, malah mendapat hadiah hantaman kayu yang diduga dilakukan Uda.
Pantauan wartawan, orang nomor satu di jajaran Kepolisian Bima itu, harus mengendarai sepeda motor bersama ajudannya mendatangi kedua desa walaupun malam sudah larut. Terlihat juga jalan raya menuju Desa Renda sudah dijaga anggota Pol PP Belo sejak pukul 19.00 wita. “Kami jaga agar warga Ngali yang mau pulang tidak lewat Renda, makanya kami jaga di sini”, ujar Kamaludin yang juga Kasi Trantib.
Sekitar pukul 21.15 Wita datang  Kapolres Bima Kabupaten dengan menggunakan motor mengagetkan dan sangat diapresiaasi warga Ngali dan Renda. Pukul 21.17 Wita, di pertigaan sudah ramai warga Ngali nongkrong bahkan warga Ngali terlihat duduk bergerombol di pinggir jalan menuju Desa Monta Kecamatan Monta. Di cabang tiga, Kapolres bertemu dengan Camat Belo M Chandra Kusuma yang sudah dulu hadir dan Kepala Desa Ngali Imam Suhadi, SH serta staf camat Syamsurizal SE di pertigaan Desa Ngali depan masjid raya. Tak lama kemudian datang Kapolsek IPTU Abdul Haer dengan mobil Camat Belo EA93X datang dari arah barat. 
Sebelumnya, Kapolres sempat mampir di Polsek untuk koordinasi. Dengan semangat tinggi, dibonceng ajudan dan menggunakan motor milik Bripka Usman meluncur menuju Desa Ngali. “Hebat juga Kapolres kita sekarang, datang malam begini pakai motor tanpa pengawalan lagi, hal ini yang pertama terjadi”, puji Al Gifari di Renda.
Sementara itu di Desa Renda, terlihat juga warga bergerombol sepanjang jalan hingga lapangan desa.
Setelah tiba di cabang tiga dan berdialog dengan Camat Belo dan Kades Ngali, muncul Kabag OPS dan Kasat Reskrim, AKP. Musa SH serta Kasat Intelkam AKP Lalu Sugiarta. Namun di pertigaan itu sudah banyak anggota intel bahkan sebagian sudah menyebar ke sudut gang dan jalan untuk mencari Uda dan menjaga keluar masuk warga Ngali. Hal itu, dilakukan agar tidak ada lagi warga Ngali yang jadi korban balas dendam warga Renda. 
Malamnya, selain anggota Intel dan anggota Polres Bima Kabupaten. Juga terlihat TNI AD anggota Danposramil Belo berpakaian lengkap serta Kasi Intel. Kehadiran anggota TNI anggota Danposramil Belo, karena ada informasi bahwa Dandim Bima juga sudah masuk Desa Ngali lewat Desa Monta. Namun, informasi itu tak terbukti. “Bapak Dandim nggak jadi datang malam ini,” ujar Sersan Kepala (Serka), M Sarjan. 
Situasi di dua desa tetap kondusif, hingga pukul 00.00 Wita. Kapolres Bima, sudah kembali sekitar pukul 23.00 Wita. Akan tetapi anggota tetap siaga, bahkan anggota Polsek Belo mendatangi Desa Renda guna mengambil sepeda motor milik Syahrul Rizal yang disandera. Namun usaha itu tak berhasil, “jangan dulu diambil motornya, tangkap dulu pelaku penganiayaan warga Renda. Motor itu aman, tidak akan diganggu”, ujar warga kepada M.Taher, anggota Polsek Belo.
Sedangkan Oma Irama yang hendak dikonfirmasi di PKM Cenggu, Sabtu (24/3) ternyata sudah pulang sejak subuh sekitar pukul 06.00 Wita. “Oma sudah pulang sejak pagi tadi (Sabtu. Red)”, ujar salah satu perawat. Demikian juga pengakuan anggota Polsek Belo, “benar Oma sudah keluar PKM bahkan kami sudah ke rumahnya”, kata anggota Polsek Belo, Sabtu (24/3) lalu. (SM.12)
×
Berita Terbaru Update