Kota Bima,(SM).- Suasana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota
Bima sekitar pukul 09.30 wita, Senin kemarin seketika pecah. Lebih dari 20
orang siswi setempat kerasukan makhluk halus. Bahkan tiga guru perempuan ikut
kesurupan. Teriakan dan umpatan menjadi kalimat yang keluar dari mulut mereka.
Beberapa bulan terakhir, memang di Sekolah itu sering
terjadi kesurupan
massal. Infomasi yang diperoleh Koran ini,
hampir setiap
hari ada saja siswi yang kesurupan. Seperti
yang terjadi Senin kemarin.
Kesurupan kemarin bermula pada upacara pagi. Saat aktifitas rutin pada hari Senin itu, sejumlah siswi berjatuhan. Tidak berhenti sampai disitu, kejadian yang sama kemudian berlanjut ke sejumlah siswi lain. Begitu
seterusnya, siswi yang lain sudah sembuh, menyusul kemudian ke siswi yang lain. Seperti tak peduli pada Ustadz memerikan arahan, siswi
setempat kembali kesurupan.
Tanda siswi itu telah kesurupan, dengan berterik dan mengeluarkan umpatan. Belum usai
menangani siswi yang satu, sejumlah siswi lain ikut kesurupan. Yang kemasukan makhluk halus itu, dibawa oleh siswi lain dan
sejumlah guru ke ruangan guru untuk di
rukyah oleh para ustadz yang sudah dipanggil oleh sekolah setempat.
Saat kesurupan, bahasa yang keluar
dari mulut siswi, mempermasalahkan rumah mereka (Makhluk halus yang merasuki,red) di rusak tanpa ada
pemberitahuan awal. Kemudian,
menyuruh Kepala Sekolah setempat untuk keluar dari SMKN 3 Kota Bima. “Semua ini
gara-gara Kepala Sekolah, keluarkan dia dri sini,” ujar salah seorang siswi
yang kesurupan.
Munculnya bahasa yang dikeluarkan dari mulut siswi itu,
guru-guru setempat
menyimpulkan bahw penyebab kesurupan itu, karena pohon Mahoni ditebang untuk lokasi pembangunan dua lokal ruang kelas.
Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan
SMKN 3 Kota Bima Hj Siti Ramlah S Pd, yang di
mintai keterangan mengatakan, kesurupan seperti itu di
mulai sejak pembangunan
dua lokal ruang belajar, sebelah selatan sekolah setempat. Tiba-tiba saja salah seorang siswi kesurupan. “Ada pohon Mahoni yang ditebang, untuk pembangunan dua lokal ruang belajar di
lokasi tersebut. Kejadian pertama, tiga siswi kelas satu kelas Multi Media. Menyusul siswi
lain di kelas yang berbeda,” ujarnya.
Kata dia, tiga siswi di kelas satu Multi Media kesurupan bermula pada seorang siswi yang melihat darah di meja belajarnya. Kemudian,
siswi itu kesurupan, dan berlanjut pada dua siswi lainny yang juga ikut kesurupan. ‘’Semenjak itu, hampir tiap hari selalu
ada siswi yang kesurupan,” bebernya.
Lanjut dia, pada hari Senin dan Jum’at,
menjadi hari yang sering terjadi kesurupan di sekolah itu. Hampir setiap hari, lebih 10
orang siswi yang kesurupan. Termasuk kesurupan terjadi kemarin, sebanyak 20
orang siswi dan untuk pertama kalinya guru perempuan ikut kesurupan. “Karena
banyak yang kesurupan, sekolah terpaksa memulangkan siswa lebih awal,” katanya
dan menambahkan, selama ini belum pernah siswa yang kesurupan. (SM.08)