Menebak Hadirnya Seberkas Sinar di Matamu
Oleh: Usman D.Ganggang
APA yang dicari dalam sebuah puisi?
Jawabannya, visi dan misi seorang penyair. Paling kurang, dalam diri
seorang penikmat paham bahwa seorang penyair berusaha menyampaikan sesuatu
melalui pusinya kepada orang lain. Apa itu? Sebuah masalah yang dialami, baik
dialami sendiri maupun dialami orang lain di dalam kehidupan keseharian.
Masalah yang diungkapkanpun, bisa berupa apa saja, mungkin tentang cerita atau
tentang kebenaran, keadaan atau mungkin juga tentang perlawanan atau masalah
korupsi dan KKN bahkan tentang cinta secara universal.
Mengapa tidak?
Kita sebagai penikmat,
tentulah berusaha menemukan makna di balik apa yang tersurat. Makna yang
demikian itu disebut makna tersirat. Makna inilah yang dikejar – kejar
penikmat, hingga pada gilirannya penikmat bisa saja terseret lantaran hadirnya
visi dan misi penyair lewat karyanya. Mungkin karena gaya pengekspresiaannya
yang menyentuh hati ataukah karena isinya yang membangkitkan gairah yang lama
terpendam, akhirnya dia tertarik. Katakan misalnya untuk saat ini, kita
berhadapan dengan dengan tiga karya kawan kita yang kita hadirkan dalam edisi
kali ini. Mungkin kita berusaha mencari, lalu menebak makna dari seberkas sinar
di matamu (baik mata si penyair maupun mata dari isi puisi tentunya).
Tapi, ketika kita
berusaha mencari makna yang dimaksud, kita toh tidak terlepas dari berbagai
hambatan. Ya, terkadang kita terhadang oleh berbagai kendala. Dan pada
gilirannya kita bergumam, “Ternyata memahami sebuah puisi amatlah sulit”.
Mengapa sulit dipahami isinya oleh pembaca? Jawabannya, puisi adalah jenis
karya sastra yang sering menggunakan bahasa secara ketat - terikat. Hal ini
sesuai dengan hakikat puisi itu sendiri, yakni konsentrasi dan intesifikasi.
Puisi memang sifatnya, mengonsentrasikan dan mengintensifkan diri, menggunakan
bahasa secara ketat, - terikat, dan terbatas, serta dengan menaruh perhatian
penuh pada nilai – nilai estetika (keindahan), maka berbagai aspek estetika
dari bahasa itu, diupayakan penggunaannya secara penuh dan semaksimal
mungkin.
Sesulit apa pun isinya,
tetap diperoleh, andai saja, kita berusaha sabar dalam memahaminya. Kali lalu,
kita mencoba mamahami isinya dari analisis judulnya. Nah, kali ini kita
mencobanya dari tingkah laku (tindakan para tokoh) yang dilakonkan oleh tokoh –
tokoh di dalam puisi yang sengaja dihadirkan oleh penyairnya. Seperti pada
puisi “Mencintaimu” karya Gerard van Bibang. Untuk menemukan seberkas sinar di
matanya, kita hadirkan pertanyaan, Apa yang dikatakan “aku – lirik” (aku yang
diceritakan) kepada “engkau – lirik” (engkau yang diceritakan)? Bagaimana “aku
– lirik” mencintai “engkau – lirik”?
Lalu, pada “Rinduku
Padamu” karya Endank Srie Wahyuni, kita hadirkan pertanyaan terkait tindakan
pelaku dalam puisi itu, ”Sosok yang bagaimana si “dia –lirik” hingga “aku –
lirik” memujinya? Siapakah yang dipuji “aku – lirik”? Apa pesan (amanat)
penyair terhadap penikmat sastra?” Seberkas sinar di matamu akan terbaca, jika
kita mau bersabar sedikit dalam menjawab semua pertanyaan terkait isi puisi
“Rinduku Padamu” karya Sdr.Endank ini.
Begitupun pada puisi ”Seperti
Kemarin” karya StAr Learn To Man. Pertanyaan yang kita hadirkan adalah, ”Apa
yang dikatakannya dalam kesendiriannya? Untuk apa “aku – lirik” berbagi
cerita? Semua pertanyaan seperti itu, perlu dijawab sehingga apa yang menjadi
tujuan kita dalam menebak hadirnya seberkas sinar di matamu, terjawab tuntas”.
Penulis yakin, ketika
kita sudah menjawab tuntas semua pertanyaan di atas, akan terjawab apa visi dan
misi penyair dalam puisinya, sekurang – kurangnya dapat terjawab, meski diakui
terjadi kekeliruan. Itu biasa, karena yang tahu persis isi sebuah puisi adalah
penyair itu sendiri. Tapi, tentu kita berbangga hati bahwa kita sudah berusaha
menebak hadirnya seberkas sinar di matamu terutama, untuk menemukan tema dan
manat dari ketiga puisi teman kita ini.
Apapun alasannya, puisi
yang berhakikat konsentrasi dan intesifikasi dibangun oleh unsur – unsur
intrinsik: tema, amanat, musikalitas, korespondensi, dan gaya bahasa. Yang kita
tebak kali ini melalui tema (pokok persoalan) dan amanat (pesan), sedangkan
unsur – unsur yang disebut terakhir di atas, akan dibahas edisi mendatang.
Selamat menikmat karya–karya Sdr kita berikut ini!
MENCINTAIMU
Karya: Gerard van Bibang
mencintaimu...
tak terkira
seluas cakrawala
sedalam samudera
menembus kaki langit
tanpa basa-basi
mencintaimu...
tak pernah cukup
berkali-kali
tak’an pernah hanya sekali
mencintaimu...
tak terkira
seluas cakrawala
sedalam samudera
menembus kaki langit
tanpa basa-basi
mencintaimu...
tak pernah cukup
berkali-kali
tak’an pernah hanya sekali
RINDUKU PADAMU
Karya: Endank Sri Wahyuni
jauh jarak membentang
ribuan tahun menghilang
namun jiwamu tiada lekang
dihatiku tegak terpancang.
sosok mulia teramat agung
wibawa tinggi melebihi gunung
sinar indah menghias punggung
dunia memuji tinggi membubung.
wahai, dikau manusia utama
meski aku tiada pernah bersua
walau dirimu jauh di surga
engkau melekat tak jua terlupa.
andaipun kelak dirimu tersua
alangkah impian begitu mulia
mski wjahmu tak dipelupuk mata
aku kan sungguh ikhlaskan jiwa.
tak kuasa menanggung rindu
padamu kekasih pujaankalbu
kehinaanku mnjarakkan impianku
betapa padamu terlalu aku
merindu.
Muhammadku,
Muhammadku,
dengarkanlah seruanku,
aku rindu,
aku rindu,
kepadamu teladan,
sosok mulia teramat agung
wibawa tinggi melebihi gunung
sinar indah menghias punggung
dunia memuji tinggi membubung.
wahai, dikau manusia utama
meski aku tiada pernah bersua
walau dirimu jauh di surga
engkau melekat tak jua terlupa.
andaipun kelak dirimu tersua
alangkah impian begitu mulia
mski wjahmu tak dipelupuk mata
aku kan sungguh ikhlaskan jiwa.
tak kuasa menanggung rindu
padamu kekasih pujaankalbu
kehinaanku mnjarakkan impianku
betapa padamu terlalu aku
merindu.
Muhammadku,
Muhammadku,
dengarkanlah seruanku,
aku rindu,
aku rindu,
kepadamu teladan,
rasul pemimpin umat
ya nabi salam alaika,
ya nabi salam alaika,
ya rasul salam alaika...ya habibi
ya mustofa.. ya nurul ain'
Seperti Kemarin
Karya: StAr Learn To Man
senja telah tiba dan mentari telah pergi
beristirahat sejenak di tempat peraduan
sayup terdengar guntur bergemuruh
senandung alam isyratkan sebuah makna
sebentar lagi tetes air turun basahi bumi
disini masih seperti kemarin
berbagi cerita diantara dinding waktu
merangkai asa utk sebuah masa
bila nanti bulan tak muncul
kan ku kucari seberkas sinar dimatamu
agar tak tersesat aku menuju hatimu
closed to me
lean on me beby
let me hold you tonight
nothings wrong..yeah nothings wrong
beristirahat sejenak di tempat peraduan
sayup terdengar guntur bergemuruh
senandung alam isyratkan sebuah makna
sebentar lagi tetes air turun basahi bumi
disini masih seperti kemarin
berbagi cerita diantara dinding waktu
merangkai asa utk sebuah masa
bila nanti bulan tak muncul
kan ku kucari seberkas sinar dimatamu
agar tak tersesat aku menuju hatimu
closed to me
lean on me beby
let me hold you tonight
nothings wrong..yeah nothings wrong
Penuis: Penyair kelahiran Bambor – Kempo Manggarai, NTT, kini berdomisili
di Kota Kesultanan Bima –NTB. Bergabung dalam Komunitas KertaS Bima.