Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Rakor Gubernur Super Ketat, Awak Media Dicegat

16 Februari 2012 | Kamis, Februari 16, 2012 WIB Last Updated 2012-02-15T23:07:20Z

Kota Bima,(SM).- Rapat koordinaasi (Rakor) Gubernur NTB bersama seluruh Bupati dan Walikota dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Propinsi dan Kabupaten Kota, berlangsung tertutup dan dijaga super ketat oleh aparat kepolisian dan satuan pengamanan lainnya.
Pantauan pekerja media, rakor yang mulai dihelat pukul 08.00 pagi di ball room utama Pemkot Bima tersebut, selain peserta rakor tidak diperkenankan memasuki lokasi tempat. Sekitar areal kantor Walikota Bima, mulai dari jalan Soekarno Hatta (depan kantor Pemkot) serta disekeliling kantor, telah disterilkan untuk lalulintas umum. Sejumlah aparat secara berkelompok telah mengisolasi akses masuk di Kantor Walikota dimaksud.

Entah apa yang menyebabkan rakor penuh yang biasanya membahas persoalan pembangunan di setiap daerah termasuk dalam rangka evaluasi hasil kerja tersebut begitu tertutup dan streril untuk siapapun yang tidak berkepentingan menurut protokoler dan kedinasan. Sejumlah sumber yang berkompoten termasuk petugas dari aparat keamanan pun enggan berkomentar soal pengamanan yang ekstra ketat itu.    
Awak media yang hendak meliput Rakor penuh tingkat Propinsi pun dihadang aparat yang berjaga-jaga dipintu masuk ruang rapat. “Wartawan dilarang meliput. Nanti ada jumpa pers, “kata petugas dari aparat yang berjaga di pintu masuk ruang rapat itu.
Melihat suasana super ketat yang diterapkan dalam penjagaan Raakor tersebut, sepertinya mengisyaratkan ada hal urgen yang dibicarakan. Hingga sejumlah wartawan merasa penasaran dan dengan taktik mencuri-curi kesempatan untuk bisa masuk di ruang rapat.
Beberapa wartawan termasuk Harian ini pun, dengan usaha susah payah berhasil menyelinap dalam ruang rapat. Hingga beberapa informasi dan hasil pemaparan dari sejumlah Bupati dan Walikota bisa diakses langsung oleh awak media saat itu. Namun tidak berselang lama, sejumlah wartawan yang tengah asyik meliput, dikejutkan perintah untuk meninggalkan ruangan oleh Kabag Humas dan protokol Propinsi NTB.
Pada wartawan pejabat Humas Propinsi tersebut, menjanjikan, usai Rakor akan dilangsungkan jumpa pers. Awalnya wartawan menolak dengan mimic kecewa terhadap pelarangan meliput tersebut. Bahkan beberapa dari wartawan, menyela Kabag Humas tersebut, apakah bias memberikan jawaban semua terkait hasil Rakor tersebut, itupun dijawabnya dengan gambalang ‘bisa’. Hingga akhirnya seluruh wartawan tanpa terkecuali meninggalkan ruang rapat dan menanti dengan sabar hingga pukul 14 siang.
Rasa kecewa awak media semakin memuncak, ketika rakor telah berakhir, sekleurh peserta rapat, mulai dari Gubernur dan Wakil Gubernur, Kapolda serta sejumlah Bupati dan Walikota, meninggalkan ruang rapat dan langsung menaiki mobil dinas masing-masing menuju Bandara Sultan Salahuddin, guna bertolak ke Mataram. Beberapa sumber saat itu, mengaku rombongan Gubernur dan Kapolda langsung pulang, deadline pesawat tidak bisa ditoleransi.
Kabag Humas Propinsi yang menjanjikan untuk jumpa pers pun telah meninggalkan Kota Bima, tanpa memberitahu apa-apa pada sejumlah wartawan yang telah menunggu begitu lama mendapatkan informasi dari sejumlah pihak. Dinamika kekecewaan begitu beragam. Niat untuk mengkonfirmasi Kapolda seputar persoalan insiden pembakaran Kantor Bupati Bima dan lengkapnya masalah tambang di Lambu, oleh beberapa wartawan, berakhir dengan kekecewaan pula. Termasuk sejumlah keinginan lain untuk konfirmasi dari sejumlah wartawan, tidak kesampaian pula. (SM.08)
×
Berita Terbaru Update