Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Perawat Lalai, Bayi Meninggal?

16 Februari 2012 | Kamis, Februari 16, 2012 WIB Last Updated 2012-02-15T23:28:53Z

Bima,(SM).- Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima tak pernah sepi dari sorotan. Kali ini, bayi yang lahir prematur meninggal setelah beberapa hari melihat dunia. Diduga kuat, meninggalnya bayi perempuan yang rawat di ruangan NICU RSUD Bima, atas kelalaian perawat setempat.
Bayi buah pernikahan Taqwa SPd dan Asmawati itu meninggal setelah dua hari dilahirkan. Karena lahir tak cukup umur, akhirnya dirawat di ruangan NICU. Setelah di tinggal pergi oleh orang tuanya kurang lebih satu setengah jam, bayi yang belum memiliki nama itu menghembuskan napas terakhirnya.
Orang tua bayi Asal Desa Punti Kecamatan Soromandi, Taqwa SPd dan Asmawati menuding, meninggal bayi pertama mereka, lantaran kelalaian perawat RSUD Bima. Karena bayi prematur yang lahir sekitar umur delapan bulan tidak di jaga dan di kontrol.

Taqwa mengatakan, bayinya lahir malam minggu dalam keadaan sehat. Hingga pada Senin pagi, saat dirinya keluar membeli pakaian anaknya, kondisi bayi yang beratnya 2,22 kilogram masih dalam keadaan sehat wal’afiat. Sekitar pukul 12.30 wita, dirinya kembali ke RSUD Bima dan menemukan anaknya dalam keadaan tidak bernyawa.
“ Sekitar satu setengah jam saya keluar. Saat kembali, saya melihat perawat di ruangan itu sedang duduk santai. Ketika saya melihat kondisi anak saya, ternyata sudah tidak bernyawa. Saya periksa denyut nadinya, memang sudah tidak berdenyut,” bebernya melalui handphone, Rabu kemarin.
Kata dia, perawat yang tengah duduk-duduk di ruangan perawatan NICU RSUD Bima tidak mengetahui anaknya telah meninggal dunia. Mereka mengetahui, setelah dirinya memberitahu denyut nadi anaknya sudah tak jalan. “Urusan meninggal itu urusan Allah SWT. Tapi anak saya ini lahir dalam keadaan tidak sehat. Mestinya dikontrol dan diperhatikan dengan baik,” sorotnya.
Taqwa mengaku kecewa melihat kinerja perawat yang seakan-akan tak peduli dengan kondisi anaknya itu. Dan meminta kepada pihak RSUD Bima untuk mengevaluasi kinerja aparaturnya tersebut. Agar tidak terjadi lagi untuk pasien yang lain.
Di tempat berbeda, dokter perempuan berjilbab yang piket pagi di ruangan IGD RSUD Bima saat Koran ini menceritakan perihal yang ingin ditanyakan, menjawab ketus. “Suruh jaga sendiri saja,” katanya.
Humas RSUD Bima, dr. H. Sucipto mengatakan, bayi itu lahir prematur, petugas juga sudah menangani sesuai mekanisme. Seperti, dipasangkan oksigen, diberikan obat sesuai kondisi prematurnya. “Petugas sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Namun takdir berkata lain, bayi itu harus meninggal lebih awal,” jelasnya.
Menurut Sucipto, bayi lahir prematur memiliki organ, sistem tubuh dan pencernaan yang belum sempurna. Sehingga sewaktu-waktu bisa menyebabkan Apneu (meninggal,red). “Bayi prematur hidup dengan sistem tubuh yang berpotesni Apneu,” katanya.
Mengenai perawat yang ada pada saat itu, lanjutnya, hanya ada dua orang. Selebihnya merupakan mahasiswa yang sedang menjalankan praktek kerja. Dua orang perawat saat itu tengah melayani bayi lain yang berada diruangan tersebut. Sehingga tidak mengetahui keadaan bayi yang meninggal. “Bayi didalam ruangan tersebut tak hanya satu orang saja. Ada sekitar enam sampai tujuh  bayi,” tambahnya. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update