Bima,(SM).- Kinerja
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima tak pernah sepi dari sorotan. Kali ini,
bayi yang lahir prematur meninggal setelah beberapa hari melihat dunia. Diduga
kuat, meninggalnya bayi perempuan yang rawat di ruangan NICU RSUD Bima, atas
kelalaian perawat setempat.
Bayi buah
pernikahan Taqwa SPd dan Asmawati itu meninggal setelah dua hari dilahirkan.
Karena lahir tak cukup umur, akhirnya dirawat di ruangan NICU. Setelah di
tinggal pergi oleh orang tuanya kurang lebih satu setengah jam, bayi yang belum
memiliki nama itu menghembuskan napas terakhirnya.
Orang tua bayi
Asal Desa Punti Kecamatan Soromandi, Taqwa SPd dan Asmawati menuding, meninggal
bayi pertama mereka, lantaran kelalaian perawat RSUD Bima. Karena bayi prematur
yang lahir sekitar umur delapan bulan tidak di jaga dan di kontrol.
Taqwa
mengatakan, bayinya lahir malam minggu dalam keadaan sehat. Hingga pada Senin
pagi, saat dirinya keluar membeli pakaian anaknya, kondisi bayi yang beratnya
2,22 kilogram masih dalam keadaan sehat wal’afiat. Sekitar pukul 12.30 wita,
dirinya kembali ke RSUD Bima dan menemukan anaknya dalam keadaan tidak
bernyawa.
“ Sekitar satu
setengah jam saya keluar. Saat kembali, saya melihat perawat di ruangan itu
sedang duduk santai. Ketika saya melihat kondisi anak saya, ternyata sudah
tidak bernyawa. Saya periksa denyut nadinya, memang sudah tidak berdenyut,”
bebernya melalui handphone, Rabu kemarin.
Kata dia,
perawat yang tengah duduk-duduk di ruangan perawatan NICU RSUD Bima tidak
mengetahui anaknya telah meninggal dunia. Mereka mengetahui, setelah dirinya
memberitahu denyut nadi anaknya sudah tak jalan. “Urusan meninggal itu urusan
Allah SWT. Tapi anak saya ini lahir dalam keadaan tidak sehat. Mestinya
dikontrol dan diperhatikan dengan baik,” sorotnya.
Taqwa mengaku
kecewa melihat kinerja perawat yang seakan-akan tak peduli dengan kondisi
anaknya itu. Dan meminta kepada pihak RSUD Bima untuk mengevaluasi kinerja
aparaturnya tersebut. Agar tidak terjadi lagi untuk pasien yang lain.
Di tempat
berbeda, dokter perempuan berjilbab yang piket pagi di ruangan IGD RSUD Bima
saat Koran ini menceritakan perihal yang ingin ditanyakan, menjawab ketus.
“Suruh jaga sendiri saja,” katanya.
Humas RSUD Bima,
dr. H. Sucipto mengatakan, bayi itu lahir prematur, petugas juga sudah
menangani sesuai mekanisme. Seperti, dipasangkan oksigen, diberikan obat sesuai
kondisi prematurnya. “Petugas sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Namun
takdir berkata lain, bayi itu harus meninggal lebih awal,” jelasnya.
Menurut Sucipto,
bayi lahir prematur memiliki organ, sistem tubuh dan pencernaan yang belum
sempurna. Sehingga sewaktu-waktu bisa menyebabkan Apneu (meninggal,red). “Bayi
prematur hidup dengan sistem tubuh yang berpotesni Apneu,” katanya.
Mengenai perawat
yang ada pada saat itu, lanjutnya, hanya ada dua orang. Selebihnya merupakan
mahasiswa yang sedang menjalankan praktek kerja. Dua orang perawat saat itu
tengah melayani bayi lain yang berada diruangan tersebut. Sehingga tidak
mengetahui keadaan bayi yang meninggal. “Bayi didalam ruangan tersebut tak
hanya satu orang saja. Ada
sekitar enam sampai tujuh bayi,” tambahnya. (SM.07)