Dompu, (SM).- Massa pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Nggusu Waru Dompu membuang bubur seember di depan gedung DPRD Dompu, sebagai tolak bala, Kamis (23/2). Hal itu dilakukan untuk mengusir hawa jahat yang berusaha menguasai pikiran para wakil rakyat yang mereka cintai.
Pantauan wartawan, setelah beberapa menit berorasi di depan gedung DPRD, massa dibawah koorlap Dedy Amanjaya meminta ijin pada petugas kepolisian agar tiga orang perwakilan massa diperkenankan membuang bubur yang sudah mereka siapkan sebelumnya di halaman gedung wakil rakyat. “Ini bubur tolak bala agar wakil rakyat terhindar dari pengaruh jahat dan dapat kembali memikirkan kepentingan rakyatnya,” ujar massa.
Fitri dalam orasinya mengatakan, begitu banyak persoalan yang terjadi di daerah Kabupaten Dompu belakangan ini. Seperti kasus dugaan korupsi PDAM, utang pada rentenir dan kasus lain yang belum terselesaikan sampai saat ini. Penegakan supermasi hukum harus berjalan sesuai koridor yang benar guna menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawah.
DPRD memiliki fungsi pengawasan yang melekat. Jika dimanfaatkan dengan benar, massa optimis segala bentuk pelanggaran hukum di birokrasi dapat dieliminir. Namun, justru dirinya meragukan obyektifitas pihak dewan. Apalagi akhir – akhir lembaga itu sedang diterpa isu tidak sedap pasca mencuat kasus utang yang dilakukan bendahara Setda serhadap rentenir mencapai Rp6,2 miliar. Hal ini melahirkan rasa empati dan pesimis dari masyarakat Dompu. ‘’Kami ingin lembaga dewan bisa berbenah diri dan kembali pada asas fungsinya. Karena jika DPRD ikut rusak, kemana lagi rakyat Dompu harus mengadu,’’tukasnya.
Disisi lain dia meminta Bupati harus tetap pada komitmennya yakni menciptakan pemerintahan yang jauh dari aroma korupsi dan pelanggara hukum serta bertindak tegas terhadap oknum pejabat yang terlibat dalam tindakan dimaksud tanpa pandang bulu. ‘’Terlebih lagi kami minta agar Bupati tidak menginterfensi proses penanganan terhadap kasus utang kepada rentenir yang sedang ditangani aparat kepolisian saat ini,’’ujar Fitri
Beralih dari situ, massa kemudian melanjutkan aksinya ke kantor Bupati. Lagi – lagi massa menyatakan hal yang sama. Mereka bermaksud bertemua dengan Bupati.Akan tetapi upaya mereka gagal. Tak lama kemudian merekapun membubarkan diri secara tertib. (SM.15)