Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Operasi Sesar, RSUD Dompu Cari Untung?

09 Februari 2012 | Kamis, Februari 09, 2012 WIB Last Updated 2012-02-09T03:24:15Z

Dompu, (SM).- Belakangan ini  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dompu sering mendapat sorotan   dari publik terkait pelayanannya terhadap para pasien. Diantaranya  diduga meraup keuntungan dengan melakukan operasi sesar setiap pasien yang datang melahirkan.
Masalah ini menjadi perbincangan yang cukup hangat di salah satu grup pada jejaring facebook (fb). Rata – rata  pihak yang melakukan interaktif dalam diskusi melalui dunia maya tersebut mengaku pernah merasakan bentuk pelayanan rumah sakit Dompu, ketika keluarganya menjadi pasien bersalin.
Di antaranya FR (30) mengatakan, belum lama ini ia membewa isterinya melahirkan di rumah sakit Dompu. Saya memang sengaja bawa isteri langsung ke rumah sakit, supaya ketika dia melahirkan langsung ditangani oleh tenaga medis. Jadi saya tidak perlu khawatir soal keselamatan dia, ujarnya.

Namun oleh pihak rumah sakit langsung mendiagnosa bahwa isterinya akan mengalami kelahiran tidak normal, makanya harus dilakukan tindakan medis berupa operasi sesar. Karena seperti keterangan rumah sakit Dompu, saya pun langsung mengeluarkan isteri saya hari itu juga dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Bima. Soalnya saya meragukan keterangan itu. Karena saya yakin isetri saya akan melahirkan secara normal, terangnya.
Setelah berada di RSUD Bima, isterinyapun terbukti melahirkan secara normal. Berangkat dari pengalaman – pengalaman yang dialami maniak fb ini terhadap bentuk pelayanan petugas rumah sakit Dompu, sehingga merekapun mengindikasikan bahwa operasi sesar hanyalah jalan untuk meraih keuntungan.   
Di tempat terpisah Kepala Pelayanan RSUD Dompu dr. Dias Indarko yang dikonfirmasi membantah keras tudingan dimaksud. “Tidak benar jika kami terobsesi mencari keuntungan dengan mendiagnosa pasien yang melahirkan di sini harus dioperasi sesar, tegasnya.
Menurutnya, rata – rata pasien yang akan melahirkan  ke rumah sakit Dompu, setelah mendapat rujukan dari Puskesmas di wilayah tinggalnya dengan membawa keluhan terhadap masalah yang dihadapi. Pasien yang datang ke sini tentu sudah ditangani dulu oleh bidan yang ada di Polindes dan Pukesmas. Karena tidak bisa melahirkan secara normal, sehingga dirujuklah disini. Jadi tidak sembarang kami melakukan operasi sesar terhadap pasien, ujarnya.
Kata dia, tindakan operasi baru dilakukan setelah mengecek usia kandungan kemudian disesuaikan dengan jadwal yang seharusnya pasien melahirkan. Jika sudah melewati itu, maka untuk menghindari komplikasi yang membahayakan keselamatan ibu dan bayi, sehingga operasi pun dilakukan.
Kalau telat melahirkan dari jadwal yang seharusnya, maka keselamatan nyawa si bayi terancam, untuk itu kita lakukan operasi, terangnya lagi seraya menambahkan, “kalaupun ada diagnosa kami yang meleset, misalnya dari indikasi kelahiran sesar, tapi ternyata melahirkan secara normal, itu hanya kejadian langka atau kebetulan saja, ujarnya.
Lanjutnya, dari jumlah pasien melahirkan yang ditangani melalui operasi sesar, diantaranya para pemilik Jamkesmas dan Jampersal. Rumah sakit sebenarnya merugi bila melakukan operasi sesar terhadap masyarakat yang mendapat bantuan biaya pelayanan kesehatan dari dana subsidi pemerintah tersebut (Jampersal dan Jamkesmas,red). Pasalnya, kata dr. Dias, standar biaya operasi dan termasuk obat – obatannya sebesar Rp2 juta lebih. Sementara Jampersal dan Jamkesmas membayar biaya operasi per pasien sebesar Rp1,2 juta.
Siapa bilang kami cari utung. Malah buktinya kami rugi sekitar tujuh sarutan ribu bila melakukan operasi sesar terhadap pengguna Jamkemas dan Jampersal. Tapi-kan tidak demikian, kami juga pun ingin menolong masyarakat, pungkasnya. (SM.15)
×
Berita Terbaru Update