Bima,(SM).- Tidak terima saat
ditanya petugas Lantas Polres Kabupaten Bima, dua oknum Tentara Nasional Indonesia
(TNI) berpakaian preman yang melintas menggunakan sepeda motor tanpa helm,
berhenti dan mengeluarkan sangkur. Sikap seperti melawan yang ditunjukan dua
oknum tersebut, berbuntut panjang. Polisi setempat yang melihat kejadian itu
merasa diusik dan dilecehkan, untung saja dua oknum tentara muda itu berhasil
diamankan di kantor setempat.
Pantauan Koran ini, Cabang tiga depan
kantor Polres Kabupaten Bima Senin kemarin tiba-tiba ramai oleh kerumunan
anggota Polres setempat. Bahkan tak sedikit yang emosi karena melihat tindakan
melawan yang ditunjukan oleh dua oknum tentara itu. Untuk menghindari lampiasan
emosi sejumlah polisi, beberapa polisi lain membawanya ke salah satu rumah
warga. Hingga kemudian, dua oknum tentara itu digelandang ke ruangan Propam
Polres Bima Kabupaten.
Menurut informasi yang diperoleh Koran ini
di tempat kejadian, insiden tersebut bermula, saat salah seorang petugas Lalu
Lintas memberhentikan laju kendaraan empat pengendara yang tidak menggunakan
helm. Karena ditanya kenapa tak memakai helm, salah satu sepeda motor yang
berhasil ditahan akhirnya mengeluarkan sangkur dan mengaku diri sebagai
Tentara.
Merasa tak yakin, petugas Lantas tersebut
meminta agar menunjukan Kartu Tanda Anggota (KTA) tentara. Namun dua orang
tersebut tak bisa menunjukannya. Percekcokan akhirnya tak bisa dihindari. Yang
semula dua orang oknum tentara itu hanya melawan satu orang polisi, akhirnya
anggota Polres Bima Kabupaten yang melihat insiden itu, mendatangi dan
mengerumuni dua oknum tentara itu.
Dua oknum tentara itu juga tak bisa
berbuat banyak. Karena dianggap telah melecehkan anggota Polisi, hampir saja
keduanya menjadi sasaran luapan emosi sebagian polisi. Namun polisi lain
melerainya dan mengamankan di salah satu rumah warga. Sesaat kemudian, keduanya
di bawa ke ruangan Kasat Propam untuk diamankan.
Tak berselang lama, Ka. Unit Intel Dandim
Letnan Satu, Ibrahim tiba di ruangan Kasat Propam. Didalam ruangan terdengar
kalimat “Siap Salah, Siap Salah” seperti diucapkan oleh dua orang oknum tentara
tersebut. Usai diperiksa, Ibrahim yang berusaha di konfirmasi mengaku bahwa
keduanya merupakan tentara. Namun dirinya memastikan, persoalan sudah selesai.
“Hanya salah paham saja. Sudah tidak ada persoalan,” ujarnya.
Ditanya kenapa ditahan dan mengeluarkan sangkur,
Ibrahim menepis. Anak buahnya ditahan bukan karena tidak menggunakan helm, tapi
ada keselahpahaman. Sangkur juga tak pernah dikeluarkan. “Mereka tidak
mengeluarkan sangkur, hanya salah paham saja,” tegasnya.
Ditanya lebih jauh, Ibrahim yang memberikan
komentar sambil perjalanan nampak enggan banyak berbicara. Dia hanya meminta
agar persoalan tersebut tidak diberitakan.
Di tempat lain, Kasat Propam Polres Bima
Kabupaten IPDA. M. Ali HS yang ditemui diruanganya menjelaskan, dua orang oknum
tentara itu bernama Mukhtar dan Sumardi asal Desa Kilo. Mereka ditahan oleh
petuga Lantas, karena berkendara tak menggunakan Helm. Saat ditanya kenapa tak
memakai helm, salah satu diantaranya malah memukul sangkur dan mengeluarkannya,
kemudian mengaku diri sebagai anggota tentara. “Anggota kami tidak terima,
karena kesannya seperti melecehkan,” bebernya.
Lanjut Ali, karena mengaku diri sebagai
anggota, saat dimintai KTA, dua oknum tentara itu tak bisa menunjukkan kartu
keanggotaannya sebagai tentara. Kini, dua oknum tersebut sudah diberikan
pembinaan langsung oleh atasannya. (SM.07)