Bima, (SM).- Setelah warga
Desa Mpuri, dana bantuan bedah rumah tahap II dari Menteri Perumahan Rakyat
(Menpera) sebesar Rp500 juta untuk 100 unit rumah tidak layak huni di Kecamatan
Madapangga kembali dipertanyakan. Kali ini, warga Desa Bolo yang pertanyakan
dana tersebut. Bahkan, warga tuding Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Cahaya
Mulia sebagai Mafia.
Anwar Husen, warga RT 01/03 Desa
Bolo Kecamatan Madapangga, mengaku, dia dan dua (2) warga lainnya di dusun
setempat, merupakan penerima bantuan bedah rumah. Berdasarkan ketentuan,
lanjutnya, mereka yang mendapatkan bantuan dana bedah rumah akan mendapatkan
anggaran sebesar Rp5 juta perorang. Namun yang diterima pihaknya hanya bantuan
tahap I dengan nominal sebesar Rp1,4 juta. “Untuk bantuan tahap II hingga saat
ini belum kami terima dari pihak pelaksana,” akunya.
Dijelaskannya, untuk bantuan dana
bedah rumah tahap pertama sebesar Rp2,5 juta, dia hanya diberikan bahan berupa
seng 32 lembar, kayu reng 2 ikat, kayu malasi 2 ikat, semen 3 zak, pasir 2
gerobak, cet 1 kaleng, paku 1,5 kg serta uang Rp200 ribu. “Kalu saya total
dengan jumlah uang, nominal yang saya terima hanya sebesar Rp2,2 juta saja,” bebernya.
Sementara untuk dua penerima
lainnya, Hasan H. Ab hanya diberikan 4 lembar seng, paku 1 Kg, semen 2 zak,
papan 15 lembar, pasir dua gerobak, cet 1 kaleng serta uang Rp100 ribu. Untuk Isa
Zama’i hanya diberikan seng 32 lembar, cet 1 kaleng, uang Rp 100 ribu, kayu
reng 2 ikat, kayu malasi 1 ikat, semen 2 zak, pasir 2 gerobak dan paku 1 kg. “Bantuan
bedah rumah tahap I ini tidak sampai Rp 2,5 juta. Paling tinggi sekitar Rp 1-2
juta saja perorang,” duganya.
Merasa masih memiliki hak yang
belum direalisasikan, mereka pernah menghubungi pengurus BKM Cahaya Mulia.
Namun jawaban pahit diperolehnya bahwa bantuan tersebut sudah tidak ada lagi.
“Karena hak kami belum juga direalisasikan, kami menilai pengurus BKM Cahaya
Mulia sebagai mafia,” kecamnya.
Berdasarkan jumlah penerima di
Kecamatan Madapangga sebanyak 100 orang kalau pihak PKBM hanya merealisasikan
hanya sekitar Rp 1- 2 juta perorang berarti anggaran yang baru direalisasikan
hanya sebesar Rp200 juta dari anggaran Rp500 juta. “Sisanya dimanakah
rimbanya,” tanyanya.
Sementara Ketua BKM Cahaya Mulia,
Nasaruddin BA yang dikonfirmasi terkait pernyataan warga penerima bantuan, tidak
berhasil dihubungi. dihubungi via HP-nya pun gagal dilakukan, telepon
selulernya tidak aktif.
Melalui petugas lapangan yang
juga disebut-sebut sebagai bendahara BKM Cahaya Mulia, Amir, tidak bisa
membrikan jawaban pasti. Dia hanya mengaku akan melakuka klarifikasi dengan warga
bersangkutan. (SM.11)