Kota Bima, (SM).- Periode ini, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima menerapkan pola baru dalam pelaksaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pola tersebut yakni, KKN Mandiri Terpadu yang dirintis untuk pemantapan sumber daya mahasiswa sebagai salah satu komponen dan pilar pembangunan.
Ketua Panitia KKN Mahasiswa STKIP
Bima, Drs. Nasution, M.Pd pada Koran ini di kampus setempat, Kamis (9/2),
mengatakan, peserta mahasiswa KKN tahun ini merupakan peserta terbanyak
sepanjang sejarah perjalanan STKIP Bima. Sebanyak 2014 mahasiswa dari 5 (lima)
program studi yang ada, akan melaksanakan pengabdian di Kabupaten dan Kota Bima
serta Dompu. “KKN ini mengusung tema, melalui KKN Mandiri Terpadu kita
tingkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat madani,”
katanya.
Sejumlah peserta tersebut akan
disebar dihampir semua kecamatan. Untuk Kabupaten Bima, sebanyak 17 kecamatan
akan dimasuki mahasiswa KKN STKIP Bima, minus kecamatan Lambu. Sementara di
Kota Bima dan Kabupaten Dompu, mahasiswa KKN akan disebar dimasing-masing 5
kecatamatan. “Saat ini kami tengah melakukan pembekalan. Sementara pelepasannya
akan dilakukan pada 13-14 Pebruari. Istiwemanya, ada peserta KKN yang akan kami
tempatkan di Kecamatan Tambora,” terang Nasution.
Menurut Nasution, KKN mahasiswa
STKIP Bima tahun ini, jauh beda dengan pelaksaana kegiatan sama pada
tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, pihaknya merintis KKN Mandiri Terpadu, sebagai
media penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara sistematis dalam
pemberadayaan masyarakat. Katanya, KKN Mandiri Terpadu tersebut berorientasi
mendorong pengembangan riset terapan secara mutualistik dalam membantu
menyelesaikan permasalahan yang muncul.
“KKN Mandiri Terpadu ini
diterapkan untuk memperkuat sinergitas dan pemberdayaan terhadap masyarakat.
Ada dua pola yang kami terapkan dalam KKN Mandiri Terpadu ini, yakni
spesialisasi Program Studi mahasiswa dan analisis empiris factual. Jadi, selain
pengabdian masyarakat, mahasiswa juga bisa mengembangkan keilmuan sesuai
spesifikasi pendidikannya dalam pemberdayaan masyarakat,” urai Nasution.
Menurut Nasution, KKN Mandiri
Terpadu diterapkan, karena kegiatan KKN masa lalu lebih menempatkan mahasiswa sebagai
komponen yang pasif dan hanya melaksanakan program yang telah direncanakan
pengelola KKN. Melalui KKN Mandiri Terpadu ini, lanjutnya, mahasiswa akan
memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan serta
menerapkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Desain program KKN Mandiri
Terpadu ini diterapkan, urai Nasution, bertolak dari kondisi masyarakat
pemerintah yang terindikasi kuat jalan sendiri-sendiri. Prinsip induvisualisme
masyarakat, dinilainya mulai mengakar sehingga muncul kesan mengabaikan
program-program pemerintah.
Pihaknya ingin membangun dan
memperkokoh sinergitas antara masyrakat dan pemerintah, sehingga
program-program pembangunan bisa berkesinambungan. “Hal ini adalah wujud
kepedulian lembaga perguruan tinggi terhadap pemerintah. Dan ini harus
dipaksakan karena keterlibatan perguruan tinggi dalam membangun sangat
penting,” paparnya
Dosen senior STKIP Bima ini
manambahkan, pelaksanaan KKN Mandiri Terpadu dilakukan dengan beberapa
karateristik seperti co-creation (gagasan bersama), co-financing (dana
bersama), flexibility (keluwesan), sustainability (berkesinambungan) dan
berbasis riset. “Karateristik ini tentu erat kaitannya dengan mahasiswa, dosen,
institusi perguruan tinggi, pemerintah daerah, mitra kerja dan masyarakat
setempat,” jelasnya. (SM.01)