Kota Bima, (SM).- Dunia pendidikan di
Kota Bima seperti tak pernah sepi dari tindakan yang tidak membanggakan.
Baru-baru ini, kasus yang mencoreng dunia pendidikan kembali terjadi, kali ini
terjadi di SMK-SPP Negeri Kota Bima, seorang oknum guru perempuan, memukul
kepala dua orang siswanya hingga bocor.
Siswa yang menjadi
korban kekerasan guru itu, masing-masing Modertus Kadir (19) dan Munawir (19),
kelas III Jurusan Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia SMK-SPP Kota Bima.
Sedangkan guru PNS yang melakukan itu yakni NA.
Berdasarkan cerita dari
Modertus Kadir, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 wita, Jum’at kemarin.
Karena pada hari Jum’at ada kegiatan Imtaq, ia pun hadir dan mengikuti acara di
aula sekolah. Kemudian, saat dirinya sedang berjalan di lingkungan sekolah,
dirinya dan beberapa rekannya diminta berdiri di halaman sekolah tepatnya di
bawah pohon mangga. “Di bawah pohon itu kami diberi arahan oleh kepala
sekolah,” ujarnya, saat ditemui di kosnya, Jum’at kemarin.
Dia mengaku, Kepala
Sekolah (Kasek) memberikan arahan karena dia dan sejumlah rekannya jarang masuk
sekolah tanpa keterangan, serta sering bolos pada jam belajar. Saat itu
pembinaan dari Kasek ditemani oleh oknum guru itu, namun tiba-tiba saja ibu NA
memukul kepala dan bahunya dari arah belakang dengan menggunakan sepatu.
“Kepala saya saat itu langsung mengeluarkan darah”, ujarnya.
Kadir mengaku, dirinya
dipukul disaksikan oleh Kepala Sekolah. Usai menerima arahan, diirnya diantar
ke salah satu ruangan untuk diobati oleh Kasek. “Hingga kini saya tidak
tahu kenapa saya dipukul hingga berdarah”, keluhnya.
Demikian pula
diungkapkan oleh Munawir. Seperti diceritakan Modertus Kadir, dia dan rekannya
dipanggil lantaran jarang masuk sekolah. Saat diberikan pengarahan oleh Kasek,
Ibu NA tiba-tiba memukul. “Kami dipukul sekitar lima hingga enam kali pukulan.
Sekali di bagian kepala hingga mengeluarkan darah, dan kemudian pada bagian
badan hingga menyebabkan luka gores di bahu bagian kanan”, terangnya.
Kepala SMK-SPP Negeri
Kota Bima, Ir. Syaifun Insan HZ MR mengakui adanya insiden tersebut. Saat itu,
dirinya memanggil sejumlah siswa yang jarang hadir untuk diberikan pembinaan,
dengan tujuan agar siswa tersebut bisa kembali rajin ke sekolah. “Mengingat
sebentar lagi Ujian Nasional (UN) kita panggil dan kita bina. Ini juga
sebenarnya untuk kepentingan mereka, agar nantinya dapat nilai yang baik,”
tuturnya.
Kemudian, lanjutnya,
saat pembinaan, siswa dipukul oleh Ibu NA, tapi saat itu dia tak mengetahui
jika kepala kedua siswa tersebut bocor. Syaifun mengaku mengetahui kondisi
kepala siswa usai pembinaan dan pengarahan. “Melihat kepala mereka mengeluarkan
darah, kami bawa ke ruangan untuk diobati”, katanya.
Ditanya alasan pemukulan
itu, dia menjawab tak tahu. Hingga siang kemarin, Kasek belum bertemu dengan
oknum guru NA. “Nanti saya akan panggil Ibu NA untuk dimintai keterangan,”
tambahnya.
Keluarga siswa, Aeb yang
dimintai keterangan di Polsek Asakota mengatakan, dia mengetahui adanya
pemukulan itu setelah diberitahukan oleh salah seorang guru setempat, dan
menyuruh untuk segera menjemput. Tiba di sekolah, dirinya melihat kondisi
Modertus Kadir dengan kondisi kepala berdarah. “Saya sangat kecewa dengan sikap
sekolah yang seperti ini. Masa memukul kepala siswa hingga berdarah,” ujarnya.
Lalu membawa dua orang siswa itu ke kosnya untuk kembali diobati lagi dan
menemani keduanya melapor ke Polsek Asakota.
Di tempat yang sama,
Kapolsek Asakota Iptu Mulyono membenarkan adanya laporan dari kedua korban
siswa itu. Kata dia, laporan tersebut tetap akan diproses sesuai aturan yang
berlaku. “Untuk lancarnya proses penyelidikan, kami akan memanggil saksi untuk
dimintai keterangan,” terangnya.
Untuk guru yang ringan
tangan itu, Mulyono mengaku, dari laporan yang diterimanya, oknum guru tersebut
terancam dikenakan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan biasa. (SM.07)