Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Guru Ringan Tangan, Kepala Dua Siswa Bocor

26 Februari 2012 | Minggu, Februari 26, 2012 WIB Last Updated 2012-02-26T09:05:32Z

Kota Bima, (SM).- Dunia pendidikan di Kota Bima seperti tak pernah sepi dari tindakan yang tidak membanggakan. Baru-baru ini, kasus yang mencoreng dunia pendidikan kembali terjadi, kali ini terjadi di SMK-SPP Negeri Kota Bima, seorang oknum guru perempuan, memukul kepala dua orang siswanya hingga bocor.

Siswa yang menjadi korban kekerasan guru itu, masing-masing Modertus Kadir (19) dan Munawir (19), kelas III Jurusan Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia SMK-SPP Kota Bima. Sedangkan guru PNS yang melakukan itu yakni NA.
Berdasarkan cerita dari Modertus Kadir, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 wita, Jum’at kemarin. Karena pada hari Jum’at ada kegiatan Imtaq, ia pun hadir dan mengikuti acara di aula sekolah. Kemudian, saat dirinya sedang berjalan di lingkungan sekolah, dirinya dan beberapa rekannya diminta berdiri di halaman sekolah tepatnya di bawah pohon mangga. “Di bawah pohon itu kami diberi arahan oleh kepala sekolah,” ujarnya, saat ditemui di kosnya, Jum’at kemarin.
Dia mengaku, Kepala Sekolah (Kasek) memberikan arahan karena dia dan sejumlah rekannya jarang masuk sekolah tanpa keterangan, serta sering bolos pada jam belajar. Saat itu pembinaan dari Kasek ditemani oleh oknum guru itu, namun tiba-tiba saja ibu NA memukul kepala dan bahunya dari arah belakang dengan menggunakan sepatu. “Kepala saya saat itu langsung mengeluarkan darah”, ujarnya.
Kadir mengaku, dirinya dipukul disaksikan oleh Kepala Sekolah. Usai menerima arahan, diirnya diantar ke salah satu ruangan untuk diobati oleh Kasek. “Hingga kini saya tidak tahu kenapa saya dipukul hingga berdarah”, keluhnya.
Demikian pula diungkapkan oleh Munawir. Seperti diceritakan Modertus Kadir, dia dan rekannya dipanggil lantaran jarang masuk sekolah. Saat diberikan pengarahan oleh Kasek, Ibu NA tiba-tiba memukul. “Kami dipukul sekitar lima hingga enam kali pukulan. Sekali di bagian kepala hingga mengeluarkan darah, dan kemudian pada bagian badan hingga menyebabkan luka gores di bahu bagian kanan”, terangnya.
Kepala SMK-SPP Negeri Kota Bima, Ir. Syaifun Insan HZ MR mengakui adanya insiden tersebut. Saat itu, dirinya memanggil sejumlah siswa yang jarang hadir untuk diberikan pembinaan, dengan tujuan agar siswa tersebut bisa kembali rajin ke sekolah. “Mengingat sebentar lagi Ujian Nasional (UN) kita panggil dan kita bina. Ini juga sebenarnya untuk kepentingan mereka, agar nantinya dapat nilai yang baik,” tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, saat pembinaan, siswa dipukul oleh Ibu NA, tapi saat itu dia tak mengetahui jika kepala kedua siswa tersebut bocor. Syaifun mengaku mengetahui kondisi kepala siswa usai pembinaan dan pengarahan. “Melihat kepala mereka mengeluarkan darah, kami bawa ke ruangan untuk diobati”, katanya.
Ditanya alasan pemukulan itu, dia menjawab tak tahu. Hingga siang kemarin, Kasek belum bertemu dengan oknum guru NA. “Nanti saya akan panggil Ibu NA untuk dimintai keterangan,” tambahnya. 
Keluarga siswa, Aeb yang dimintai keterangan di Polsek Asakota mengatakan, dia mengetahui adanya pemukulan itu setelah diberitahukan oleh salah seorang guru setempat, dan menyuruh untuk segera menjemput. Tiba di sekolah, dirinya melihat kondisi Modertus Kadir dengan kondisi kepala berdarah. “Saya sangat kecewa dengan sikap sekolah yang seperti ini. Masa memukul kepala siswa hingga berdarah,” ujarnya. Lalu membawa dua orang siswa itu ke kosnya untuk kembali diobati lagi dan menemani keduanya melapor ke Polsek Asakota.
Di tempat yang sama, Kapolsek Asakota Iptu Mulyono membenarkan adanya laporan dari kedua korban siswa itu. Kata dia, laporan tersebut tetap akan diproses sesuai aturan yang berlaku. “Untuk lancarnya proses penyelidikan, kami akan memanggil saksi untuk dimintai keterangan,” terangnya.
Untuk guru yang ringan tangan itu, Mulyono mengaku, dari laporan yang diterimanya, oknum guru tersebut terancam dikenakan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan biasa. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update