Bima, (SM).- Di tempat kerja baru, jajaran aparatur pemerintah di sejumlah bagian Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Bima bekerja dengan sarana dan perangkat yang terbatas, sangat berbeda pada tempat kerja sebelumnya. Kendati demikian, Gubernur NTB TGH. Zainul Majdi, MM berharap, segala keterbatasan yang ada di tempat baru, dirubah dengan tantangan. Tanpa mengurangi porsi optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.
Saat memberikan sambutan pada
acara silaturrahim Gubernur NTB dengan Forum Komunikasi Pemerintah Daerah
(FKPD) dan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bima di lapangan tenis Loka Latihan
Kerja (LLK), Selasa kemarin, pria yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang itu
mengatakan, kedatangannya ini merupakan pendahuluan dari agenda pokok yang
dilaksanakan besok pagi (hari ini) di kantor WaliKota Bima yaitu rapat
koordinasi Gubernur dan seluruh Walikota dan Bupati se NTB, serta FKPD, baik
tingkat Provinsi maupun tingkat Kota dan Kabupaten se NTB.
Untuk membicarakan beberapa hal
yang penting, memastikannya berjalan dengan baik, untuk menjamin keberhasilan
dan kesuksesan program-program pembangunan di NTB. “Mengapa ada pendahuluan,
karena memang Kabupaten Bima baru melewati satu dinamika yang luar biasa. Satu
dinamika kemasyarakatan dan politik daerah. Satu dinamika yang mungkin spectrum
nya itu kecil atau lokal, tapi kemudian melebar dan meluas dampaknya dan
berujung pada musibah yang merugikan,” katanya.
Maka dari itu, pertemuan tersebut
yang pertama bermaksud menunjukan, semua perangkat negara yang berada di NTB
adalah satu kesatuan. Kedatangannya sebagai bentuk rasa simpati sekaligus
sekaligus juga rasa empati terhadap apa yang terjadi di Kabupaten Bima. “Simpati itu perasaan ikut merasakan. Tetapi
empati, lebih dari itu. Empati itu mencoba mendudukan diri sendiri pada
persoalan orang yang sedang merasakannya,” ujarnya.
Maka dalam posisi simpati dan
empati, dia menyampaikan apresiasi kepada jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten
Bima. Karena, meski musibah tersebut menyebabkan satu sarana vital dan
pendukung utama pelaksanaan tugas pemerintahan daerah serta pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kemasyarakatakan menjadi tidak berfungsi, namun
dirinya melihat komitmen yang kuat untuk terus melayani masyarakat.
“Buktinya, sehari setelah musibah
itu, Bupati langsung mengeluarkan SK, pemindahan tempat kerja baru dan
memastikan fungsi-fungsi pemerintah daerah terus berjalan, terlepas kekurangan
sarana yang ada,” jelasnya.
Yang kedua, dia melanjutkan, baik
dirinya berada dalam posisi sebagai kepala daerah untuk menjalankan tugas
desentralisasi, kepala daerah otonom yakni provinsi, maupun fungsi sebagai
wakil pemerintah pusat di daerah, dirinya meminta kepada seluruh aparatur yang
ada, baik yang struktural, yang memegang jabatan struktural, eselon II, III dan
IV, maupun aparatur fungsional, agar tetap optimal menjalankan tugas seperti
biasa.
“Tidak usah terpengaruh, rubahlah
keterbatasan ini menjadi tantangan, untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa
kita bekerja untuk mengabdi kepada masyarakat, karena kami abdi masyarakat,
abdi negara dan abdi pemerintah,” ajaknya. (SM.07)