Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ukur Ulang Talud Dorebara, Perkuat Temuan Penyimpangan

27 Januari 2012 | Jumat, Januari 27, 2012 WIB Last Updated 2012-01-27T00:21:45Z

Dompu, (SM).- Geram  atas tudingan warga terkait dugaan penyimpangan pelaksanaan proyek talud dari  PNPM Mandiri tahun 2011 senilai Rp200 juta lebih di Desa Dorebara,  Kecamatan Dompu, membuat Fasilitator Kecamatan (FK) Marwan, Fasilitator Tehnik (FT) St Rohana dan Ketua TPK Syaiful, menantang warga untuk melakukan pengukuran ulang terhadap kegiatan fisik di lapangan.    
Pengukuran ulang pun telah dilakukan Kamis (27/1) pagi. Wartawan koran ini juga ikut mengikuti  kegiatan itu langsung di lokasi proyek. Pengukuran dilakukan di semua titik seperti di Dusun Dore Bara Selatan atau Ntori. Disitu terungkap ketidak beresan pelaksanaan proyek yang ditangani oleh TPK Dore Bara ternyata tidak sesuai bestek. Fakta itu justru mempecundangi pihak pelaksana proyek.  
Pasalnya, dalam gambar proyek tertuang tinggi talud mulai dari pondasi sampai dengan temboknya mencapai 180cm. Namun realisasi kegiatan, tinggi pasangan hanya berkisar antara 80cm  sampai dengan  120cm. Tak hanya itu, kondisi talud di Dusun Ntori saat ini malah semakin memprihatinkan. Bahkan beberapa bangunan sudah roboh.  Begitupun di Sungai Dusun Tente Desa Dorebara, juga nampak jelas tembok sepanjang 4 meter telah abruk. 

Syaiful salah satu tukang batu yang mengerjakan talud itu mengatakan, bangun talud itu tidak sesuai mekanisme. Bayangkan, pondasi tidak dibikin dan pasangan dilakukan tanpa menggali dasarnya terlebih dahulu, supaya kualitas bangunan kuat dan tahan dari  tekanan air banjir. Ia mengaku pernah memberikan saran soal proyek itu agar kualitas fisik proyek terjamin.
Tambahnya, FT St. Rohana St. pada saat kegiatan diharapkan  turun secara intens di lokasi proyek agar memberikan arahan  sesuai dengan jabatannya, justru jarang dilihat oleh warga setempat. ‘’Kami tidak pernah melihat Ibu Rohana turun ke lokasi proyek ini. Padahal kami sangat berharap agar dia bisa memberikan arahan mengenai kegiatan secara benar sesuai mekanisme. Tapi yang sering kami lihat hanya Agus dari UPK,’’terangnya.
Sementara itu,  Fitra Mulyadin  salah seorang tokoh pemuda di Desa Dorebara menilai proyek talud di Desa Doreba syarat dengan tindak penyimpangan. Sejumlah data dan fakta sangat mendukung tudingan warga.
Karenannya,  UPK  diminta tak perlu menutup – nutupi kasus ini. Soalnya sikap yang mereka tunjukan demikian, malah akan semakin memperkuat kecurigaan warga bahwa antara UPK dan TPK telah melakukan konspirasi dalam kasus penyimpangan pelaksanaan proyek dimaksud.
Sejauh ini Kejaksaan Dompu, melalui Kasi Intelnya, telah menerima informasi tentang kasus tersebut. Bahkan, dalam waktu pihak lembaga  hukum dimaksud akan menyelidiki kasus ini. (SM.15)  
×
Berita Terbaru Update