Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Protes Mutasi Guru, Warga Segel Sekolah

18 Januari 2012 | Rabu, Januari 18, 2012 WIB Last Updated 2012-01-18T03:39:18Z
Dompu, (SM).- Puluhan warga Dusun Wera, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo melakukan aksi protes atas hasil mutasi terhadap sejumlah guru di wilayah setempat yang dilakukan oleh Bupati Dompu. Aksi tersebut diikuti dengan penyegelan terhadap Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Pajo yang mengakibatkan aktifitas belajar dan mengajar siswa di sekolah tersebut lumpuh total.
Aksi spontanitas warga dimulai sekitar pukul 07.00 Wita di depan SDN 3 Pajo, yang melibatkan masyarakat setempat baik laki –laki maupun para wanita. Diantaranya, Syarifuddin salah seorang mahasiswa warga Dusun Wera secara tegas mengatakan, sedikitnya 3 orang guru  asal  Dusun Wera yang mengajar di  SDN 3 Pajo, kini dipindah tugaskan ke SDN lain. Seperti Bunyamin Abdullah dipindahkan ke SDN Desa Ranggo, Fatmah Alatif dipindahkan ke SDN 7 Pajo, dan Kepsek SDN 3 Pajo Arsyad A.Salam dilengser menjadi guru biasa ke SDN 9 Pajo.
Mereka merasa keberatan dengan hasil mutasi tersebut dan menganggap kebijakan dimaksud sangat diskriminatif. Pasalnya, guru – guru baru yang dipindahkan ke SDN 3 Pajo yang berlokasi di Dusun Wera, justru didominasi oleh guru yang  berasal dari Dusun Raba, Desa  Kareke, Kecamatan Dompu yang bertangga dengan desanya. Kami keberatan dengan bentuk mutasi ini karena tidak adil buat guru asal Dusun Wera, ujar Ahmad salah seorang guru SMP yang ikut dalam aksi tersebut.
Padahal, katanya, jika siswa diajarkan oleh guru sekampung dengannya, maka proses interaksi  guru dengan siswanya akan cukup baik, terlebih lagi guru akan mengajarkan siswanya dengan penuh keihlasan. Kami meragukan keseriusan serta keihlasan guru lain mengajar  siswa di sekolah ini, ujarnya.
Pemicu lain dari kemarahan warga Dusun Wera, terkait mencuat informasi bahwa ada guru asal Dusun Raba  yang pindahan SD 3 Pajo mengutarakan kalimat yang tidak menyenangkan pada siswanya. Menurut mereka, guru yang belum diketahui identitasnya itu mengatakan, “kalau kalian (siswa) tidak mau kami ajarin, silahkan panggil  orangtuanya untuk menggantikan kami, ungkap warga mengutip pernyataan guru baru tersebut.
Berangkat dari persoalan demikian, pihaknya meminta kepada  Bupati Dompu Drs.H. Bambang M.Yasin untuk mengembalikan guru asal Dusun Wera yang dimutasi,  ke SDN 3 Pajo. Yang jelas kita minta agar Bupati mencabut kembali SK mutasinya serta mengembalikan guru Wera ke SDN ini, tandas warga.
Mereka mengancam, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, maka pihaknya akan kembali melakukan aksi serupa dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi.
Saat aksi warga berlangsung, nampak sejumlah pejabat seperti  Plt Sekda Dompu H. Agus Bukhari SH, M.Si, Kepala Dinas Dikpora Dompu H. Moh Alexander M.Si, Asisten II Adil Paradi S.Ip dan Kepala Dinas Pertanian Dompu Ir. Ruslan di sekitar massa aksi, guna meredam emosi warga.
Agus Bukhari  kepada warga mengatakan, mutasi terhadap guru dan Kepala Sekolah (Kepsek) sudah memenuhi prosedur  yang berlaku. Sebagai PNS, mereka  harus menerima dimanapun mereka ditempatkan, sebab itu sudah diatur dalam undang – undang pokok kepegawain.
Namun jika ada kekeliruan dalam kebijakan mutasi ini, pihaknya bisa saja melakukan peninjauan kembali terhadap keputusan dimaksud. Oleh karenanya, pihaknya akan mempelajari  dulu letak kesalahannya. Kalau bertentangan dengan aturan akan kami perbaiki. Tapi jika tidak, guru - guru Wera yang dimutasi harus menerima konsekwensinya, tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Dikpora Dompu H.Moh Alexander. Dia meminta agar masyarakat tidak bertindak main hakim sendiri dan menyegel fasilitas pendidikan, karena perbuatan itu dapat merugikan siswa yang seharusnya memperoleh pelajaran. Apalagi beberapa bulan kedepan, siswa kelas 6 akan mengikuti ujian akhir nasional. Saya minta masyarakat Desa Wera supaya bersabar dan berusaha menyelesaikan masalah menggunakan kepala dingin, ujarnya.
Setelah melalui proses negosiasi baik dengan aparat kepolisian dan sejumlah pejabat yang hadir, akhirnya warga membuka kembali pintu sekolah yang disegel. Sementara siswa dan guru yang tadinya berkeliaran di luar halaman sekolah, akhirnya bisa masuk kembali dan melaksanakan proses kegiatan belajar. (SM.15) 
×
Berita Terbaru Update