Bima, (SM).- Tujuh orang tahanan di Lembaga pemsyarakatan (LP)
Bima yang dikeluarkan massa
saat aksi Kamis (26/1) lalu, kini telah menyerahkan diri. Kelima orang tersebut
merupakan mahasiswa yang sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus
pengeruskan kantor DPRD Kabupaten Bima, setelah tragedi penembakan di Pelabuhan
Sape Desember lalu.
Lima orang
tersangka dimaksud, masing-masing berinisial FH, AG, KH, MR dan ML. Dari lima
orang itu, tiga diantaranya menyerahkan diri pada Sabtu sore (28/1) di Rutan
Bima. Sementara dua orang lainnya serahkan diri pada hari Ahad pagi sekitar
pukul 09.00 wita ke Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Bima Kota. Dua orang lainnya, menyusul Senin kemarin.
Usai menyerahkan
diri, lima
mahasiswa menjalani proses pemeriksaan tim penyidik Polrest Bima Kota. Keduanya
diperiksa secara terpisah. Pemeriksaan berlangsung selama empat jam. Pekerja
media yang hendak meliput, tidak diijinkan.
Kasat
Reskrim Polrest Bima Kota,
IPTU. Welman Ferry mengaku tidak bisa memberikan keterangan. Dia menyarankan
untuk langsung menemui Kapolda NTB. " Langsung ke Kapolda saja,"
sarannya.
Usai
pemeriksaan, dua tersangka yang keluar dari ruang Reskrim, diantar menuju LP
Bima. Berdasarkan Informasi yang dihimpun, selain memeriksa kelima tersangka,
Polisi juga memeriksa seorang aparat Kepolisian yang menjadi saksi pembebasan
paksa tersebut.
Kapolda
NTB, Brigjen Pol Drs. Arief Wachyunadi yang berusaha ditemui, gagal. Arief
bersama tim dari Mabes Polri masih disibukkan dengan aktifitas olah Tempat
Kejadian Perkara (TKP).
Kepala Rutan
Bima, Gun-Gun Gunawan, A.Md BCIP, SH, MH mengaku telah terima kembali lima tahanan LP Bima yang dibawa kabur oleh massa aksi. “Kami sudah
terima kelima tersangka kasus pengerusakan kantor DPRD Kabupaten Bima,”
ujarnya.
Dijelaskannya,
tiga orang tahanan ia terima lebih awal. Kemudian pada hari Ahad, dua lagi
datang menyerahkan diri. “Sembilan tahanan itu awalnya tidak ingin keluar.
Karena didesak, mereka akhirnya nurut,” katanya.
Diakuinya,
jumlah keseluruhan tahanan yang dikeluarkan saat insiden itu sebanyak 50 orang.
Namun info yang menyebar justru lebih dari itu, yakni sebanyak 53 orang
tahanan. “Yang benar itu hanya 50 orang tahanan saja,” tandasnya. (SM.07)