Bima, (SM).-
Direktur Akademi Kebidanan Surya Mandiri Bima (Akbid SMB) Hj. Siti Rukmini yang
dikonfirmasi, mengancam akan menahan alias tidak menyerahkan ijazah pada
mahasiswi bila tidak setor uang senilai Rp500 ribu.
“Kalau mahasiswi
keberatan dengan tidak menyetorkan uang tambahan Rp500 ribu, saya tidak akan
memberikan ijazahnya,” ancam Rukmini yang ditemani Bendahara ketika ditemui di
ruang kerjanya, Senin (30/1).
Rukmini mengaku,
penarikan uang tersebut sudah jelas pengalokasiannya dan sesuai dengan
kebijakan kampus, untuk biaya pengurusan ijazah di Jakarta. Sebenarnya ijazah itu sudah ada dua
bulan sebelum wisuda. “Kami telah berupaya mengurus ijazah mahasiswi sebelum
pelaksanaan wisuda. Namun ada berbagai kendala, sehingga pengurusan tersebut
baru bisa dilakukan setelah wisuda,” urainya.
Disinggung uang
wisuda yang begitu mahal dibanding sekolah sejenis lain? Rukmini mengaku, uang
wisuda tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan wisuda dan telah
dirinci daftar kebutuhannya. Tambahnya, pengurusan blangko ijazah membutuhkan
waktu lama serta biaya yang besar. “Biaya pengurusan ijazah di luar daerah
tidak bisa diperkirakan secara persis. Kita alokasikan tiga hari, tahu-tahunya
sekarang sudah tujuh hari,” katanya.
Menurut dia,
sekolah swasta tidak sama dengan sekolah negeri. Semua biaya yang timbul selama
pelaksanaan pendidikan, ditanggung mahasiswa. Begitu juga dengan uang pengurusan
ijazah, yang harus ditanggung mahasiswa. “Untuk pengurusan blangko ijazah harus
mengeluarkan biaya yang begitu banyak,” sambungnya.
Rukmini
mengakui, Akbid Surya Mandiri Bima melaksanakan pendidikan sudah ada ijin
operasional dari Depkes, Dirjen Dikti dan ijin Gubernur NTB. “Memang kita belum
terakreditasi, tapi ijin operasionalnya ada,” akuinya. (SM 06)